[Typo Bertebaran.]
.
.
.
******
Lio membuka lemari bajunya mencari pakaian yang sesuai untuk Ia gunakan. Malam ini Ia akan pergi keluar, sesuai permintaan Geo kepadanya, Ia akan pergi menonton sahabatnya itu balapan. Tak butuh waktu lama, hoodie putih dengan celana jeans biru adalah pilihan yang tepat untuk Ia gunakan diluar. Hoodie yang Ia pilih cukup tebal, dapat melindungi tubuhnya dari sejuknya angin malam.Lio melirik sekilas ke arah handphonenya yang berbunyi diatas kasur, ada panggilan masuk disana. Memilih abai, Lio dengan cepat mengganti pakaiannya.
Setelah selesai, Lio segera mengambil handphonenya itu. Terlihat panggilan tak terjawab dari Geo tertera disana. Tapi belum lama Ia melihat, handphone nya kembali berbunyi, Geo menelpon lagi.
"Lio akan segera turun," jawabnya kala mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya itu.
Lio menghela napasnya, Ia segera mematikan sambungan telepon dan menyimpan handphone nya itu disaku celananya. Geo pasti sudah menunggunya diluar. Ia harus cepat-cepat turun.
Setelah mengambil kunci motornya, Lio-pun pergi meninggalkan kamarnya.
Tapi sebelum pergi meninggalkan Mansion. Lio memilih ke kamar Bian terlebih dahulu, memberi tahu adiknya itu bahwa Ia akan pergi. Tapi saat Ia ke sana, Ia mendapati adiknya itu sudah tidur di kamarnya.Lio berjalan mendekat, melihat adiknya itu sepertinya kedinginan. Kepalanya menggeleng saat melihat selimut yang jatuh dilantai. Diambilnya selimut itu, Ia segera menyelimuti tubuh Bian dengan perlahan, tak ingin tidur anak itu terganggu karena ulahnya, mengusap kepala Bian dengan lembut, Ia pun segera pergi.
"Kenapa pakai motor? Kan Lio bisa gonceng sama Abang." Baru saja Lio menghentikan motornya didepan gerbang, Ia langsung mendapatkan pertanyaan dari Geo, sahabatnya itu.
"Lio mau bawa motor sendiri aja," jawabnya.
"Bang Chandra juga ikut?" Lio mengalihkan pandangannya, kala melihat sosok yang Ia kenali juga ada disini, Chandra. Ia pikir hanya Geo yang datang menjemputnya.
Melihat Chandra menatap dirinya, Lio segera menundukkan kepalanya. Entah kenapa ada perasaan bersalah menyelimuti hatinya kepada sahabatnya itu karena seharian mengabaikan Chandra disekolah. Padahal Chandra sudah meminta maaf kepadanya, tapi hanya karena Ia masih kesal, Ia tetap mengabaikan sahabatnya itu.
"Hm," jawab Geo singkat kala melirik kearah Chandra. Bukan Ia yang mengajak sahabatnya itu untuk datang kesini. Tapi, tamu tak diundang itu, tiba-tiba saja berada didepan rumahnya disaat Ia akan pergi.
"Ngapain Lo kerumah Gue?"
"Gue tahu Lo mau ajak Lio pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRILIO
Teen Fiction[Brothership, Bromance, Friendship, dan Familyship.] ~~~ Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16. Meninggal dunia di tangan Ayah dan Abangnya sendiri mungkin adalah kado terindah yang Ervan dapatkan selama sisa hidupnya. Bahkan rasa sakit pada tubuh...