Masih ada yang nungguin gak ya?
Buat yang masih baca, maafin aku ya :)
Karena baru bisa up sekarang, aku benar-benar gak tau, bakal terjadi banyak hal belakangan ini yang buat aku gak sempat untuk lanjutin bab selanjutnya.Dan maaf, kalau ceritanya gak sesuai ekspektasi :)
[Typo Bertebaran]
.
.
.
******
Revan menatap sesaat pada pemandangan didepannya dan berbalik menatap Lio yang masih tertidur disampingnya. Tanpa sadar, sudah 1 jam lebih Ia berada disini bersama bang Lio dan yang Ia lakukan hanya memperhatikan bang Lio yang tidak diketahui kapan pemuda itu akan terbangun.
"Bang Lio...." Revan menepuk pipi Lio dengan pelan. Mencoba membangunkan Lio.
Helaan napas keluar dari mulut Revan saat tak mendapatkan respon dari Lio.
"Bang Lio, ayo bangun." ucap Revan lagi.
"Bang...,"
"Eugh!" Lenguhan yang terdengar segera menghentikan ucapan Revan. Lio mulai menunjukkan tanda-tanda akan tersadar, membuat Revan menatap kearahnya dengan tenang.
"Kenapa?" tanya Lio yang belum sepenuhnya sadar, tangannya terangkat untuk menggosok matanya tapi, pergerakannya langsung dicegah oleh Revan.
Revan tersenyum tipis, menatap wajah Lio yang terlihat sayu."Sebaiknya kita pulang," ujarnya dengan pelan.
Awalnya, Ia ingin seharian disini bersama bang Lio. Tapi, sepertinya bang Lio sangat mengantuk. Lebih baik Ia membawa Abangnya itu pulang ke mansion dan membiarkan bang Lio tidur dikamarnya dengan nyaman.
Tidur disini, mungkin bukan pilihan yang tepat untuk Abang pertamanya itu. Tubuh bang Lio pasti tidak akan nyaman tidur di kursi yang hanya bisa ditempati untuk dua orang.
"Kita pulang ya bang? Abang bisa lanjut tidur lagi nanti dikamar Abang." ajak Revan sembari mengelus pipi Lio dengan lembut.
Lio akhirnya, sepenuhnya sadar dan melepaskan tangan Revan secara perlahan dari pipinya.
Revan sedikit terkejut walau tak terlihat diwajahnya, hingga suara Lio terdengar membuat Revan sepenuhnya tertegun.
"Tapi, aku gak mau pulang."
"Kenapa?" tanya Revan tanpa sadar.
Lio terdiam, bukankah perkataannya sudah sangat jelas. Kalau Ia tak ingin pulang saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GABRILIO
Teen Fiction[Brothership, Bromance, Friendship, dan Familyship.] ~~~ Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16. Meninggal dunia di tangan Ayah dan Abangnya sendiri mungkin adalah kado terindah yang Ervan dapatkan selama sisa hidupnya. Bahkan rasa sakit pada tubuh...