"Saat pergimu diam tanpa alasan, di sini aku menunggumu dengan berjuta alasan."
~Wawa
Biru langit siang itu seolah mengikuti semangat yang ada pada diri ini. Putihnya awan menghiasi mengikuti alur cerita yang semakin memberi semangat dalam setiap langkah kakiku. Aku terus berjalan tanpa menghiraukan teriknya matahari. Sesekali gumpalan awan putih itu ku pandangi, sembari memikirkan tentangmu.Mungkinkah keadaan rasa ini akan tetap sama terhadapmu, yang selalu saja tenang kala memikirkan tentang dirimu. Seperti seputih dan sebersih awan itu.
Jika saja ia mengerti perasaanku.
*
Beberapa menit berlalu.
Mengapa tiba-tiba saja gerimis? mendung sedikit saja tidak terlihat, bahkan matahari dengan lantangnya bersinar tanpa segan sedikitpun. Bagaimana bisa?
Mungkinkah ini adalah tentang sebuah perkara yang enggan sirna, dimana masih ada hati yang selalu merindukan sosok kehadiranmu. Lalu, ku nikmati saja setiap langkah kakiku bersama rintikan gerimis dengan membawa segala pikiran tentangmu.
Jika saja dalam hitungan detik kamu hadir dihadapanku, tentu akan ku luahkan segala isi hati yang ku rasa begitu berat dan rumit yang sedang kuhadapi tentangmu.
Jika saja kamu memahami hal ini, mungkin semua akan mudah untuk kujalani. Sudahlah, bersama suasana yang begitu mendukung aku terus berjalan menikmati sendiri rintikan gerimis ini. Rintik demi rintikannya pun telah melembabkan rambut ini, mengiringi disetiap bulir air mata yang terjatuh di pipi.
Bersama harapan-harapan itu, aku terus melangkahkan kaki tanpa menghiraukan pakaian yang ku kenakan ternyata telah lembab oleh rintikan gerimis beberapa menit lalu.
Di sini, aku yang selalu mengharapkan kehadiranmu. Aku yang memiliki berjuta alasan untuk menunggumu. Rasa yang awalnya kecil kini telah membesar. Rasa yang sedikit kini juga tumbuh menjadi banyak. Rasa yang sepi kini juga menjadi riuh, rasa yang ringan kini telah berubah penuh dan berat. Ya, rasa itu hadir semata semua karenamu. Jika saja rasa ini dapat terlihat, mungkin aku akan begitu malu menyaksikannya.
*
Bintang...
Ada hal yang tersematkan dan teristimewa adalah saat aku merasakan jatuh cinta bersamanya.Lalu, jika ada yang bertanya, sampai kapan rasa itu akan tetap ada? Mungkin aku hanya akan menjawabnya dengan senyuman. Urusan cinta yang hadir dan menyinggahiku merupakan di luar kendali kemampuanku. Sang Pemilik Cintalah yang menyematkannya pada diri ini. Aku hanya berusaha mengikuti, merasakan dan menikmati alurnya betapa indah cinta yang hadir di antara kita.
Dan jika ada yang bertanya lagi, kapan cinta itu akan pergi dari raga ini? Dan jawabanku akan tetap sama, sampai Sang Pemberi cinta itu datang untuk mengambilnya kembali.
*
Bintang...
Jika pertemuanku dengannya adalah sebuah takdir, maka pilihanku untuk dekat dan mengenalnya adalah hal yang tak pernah salah.*
Terkadang aku memikirkan sebuah pertanyaan, tetapi aku tidak pernah tahu dengan apa jawabanya. Pertanyaan itu selalu ada, tidak pernah menghilang. Dan sepertinya pertanyaan itu mungkin hanya butuh jawaban dari seseorang yang hatinya tenang.
Mungkinkah kamu adalah salah satu dari pemilik hati yang tenang itu? Jika iya, bantu aku untuk menjawab pertanyaanku ini.
Sejak aku mengenal cinta denganmu, mengapa aku tidak pernah bosan memikirkan hal-hal tentang dirimu? Bahkan sekalipun kamu telah pergi dariku.
Alasan menunggu itu begitu kuat, hingga aku merasakan nyaman dengan keadaan itu, sendiri.
~
Bintang...
Apa kamu memiliki jawaban atas pertanyaanku itu? Jika ada sampaikan padaku.~
Mungkin aku adalah salah satu dari beribu pemilik hati yang tidak tahu diri. Selalu betah menyanjung cinta sementara cinta itu telah pergi entah kemana.
Terkadang aku sadar dengan hal yang terlintas dipikiranku. Tetapi, entah mengapa disetiap siang dan malam, disetiap mendung datang, dan di saat gerimis turun, kamu seolah nyata hadir dengan membawa segudang cerita untuk dipersembahkan padaku. Seolah semua itu menguatkanku, jika raga dan hatimu masih ada untukku.
Hal apapun yang membawaku pergi untuk tidak memikirkan tentang dirimu, tetapi pikiranku akan tetap kembali padamu. Iya, padamu yang saat ini entah ada dimana keberadaanmu.
**
Bintang...
Mungkinkah aku adalah seseorang yang dianugerahi rasa cinta yang begitu bergemuruh padanya, hingga aku harus kesulitan saat ingin menenangkan rasa itu.
Bintang...
Jika saja dia dapat menenangkan rasa rindu yang selalu menyapaku, mungkin lamunanku tidak akan sejauh itu.**
Bintang...
Taukah apa yang akan kulakukan jika saja tiba-tiba dia hadir dihadapanku?**
Aku juga tidak pernah tahu apa yang akan ku lakukan jika tiba-tiba saja bertemu denganmu. Sebab, aku tidak pernah membayangkan hal itu akan menjadi sebuah kenyataan. Sebab selama ini yang terjadi kehadiranmu hanyalah sebatas menemani dalam bunga tidurku.
Wawa||Semarang, 12 Oktober 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔸𝕜𝕦, 𝕂𝕒𝕞𝕦, 𝔻𝕒𝕟 𝔹𝕚𝕟𝕥𝕒𝕟𝕘
Não Ficção~On going Pulih. Adalah satu kata yang dengan berat aku menyusunnya. Butuh waktu yang panjang untuk mampu berkata, jika aku dan waktu berdamai. Dengan masa lalu aku mendapat rangkaian kata yang mampu menyadarkan diri, bahwa tidak ada hal indah dan m...