Happy Reading!
Rafi masuk ke dalam rumah, ia memperhatikan banyak sekali dekorasi yang memenuhi dinding warna krem itu. Langkahnya semakin cepat, ketika ia melihat Kara tengah bercengkrama dengan salah satu sahabatnya. Ia ingin sekali berlari kemudian memeluk orang yang selama ini selalu menyayangi dirinya. Hanya saja, ketika sudah dekat dengan keberadaan Kara. Adhikari menahannya, ia lantas memeluk putra yang dulu sering ia sebut sebagai anak sulung. Menatapnya dari atas ke bawah, memastikan bahwa tidak ada yang berbeda dari sebelum ia keluar dari rumah ini.
"Ayah kangen, kamu apa kabar?"
Rafi tersenyum, sambutan hangat dari Adhikari tak membuatnya merasa sedih. Pemuda itu dibawa oleh Adhikari untuk berkumpul di ruang keluarga. Sudah ada Oma, Opa serta Kakek dan Neneknya disana. Rafi memilih duduk di samping Tora dan tidak memedulikan tatapan tajam dari Diana.
"Maaf Opa nggak jemput ya, tadi dari bandara langsung dibawa sama Ayahmu untuk kemari." Rafi mengangguk, merasakan usapan lembut Tora pada rambutnya.
"Dhika mana? Acara sudah mau mulai."
"Masih mandi mungkin, Yah. Tadi Dhika pergi ke kamar."
Adhikari kemudian berdiri, Rafi tahu jika ia mungkin akan menyusul Dhika agar bisa lebih cepat bergabung ke ruang keluarga. Netra Rafi menangkap berubahnya penampilan Kara. Jika sebelumnya ia hanya mengenakan gamis berwarna putih, kini sudah berganti dengan banyak bunga melati di tubuhnya. Rafi tidak pergi dari tempatnya, ia hanya berpikir menjadi tamu saja akan lebih baik ketimbang harus menyusul Oma dan Opa yang berdiri saat Adhikari memanggil.
Rafi sendirian, hanya saja ia melihat raut bahagia dari Ayah dan Bundanya. Selama ini, raut itu jarang nampak. Jika bersamanya raut Kara maupun Adhikari selalu lelah dan khawatir. Ada perasaan lega yang Rafi rasakan jika kali ini adalah pilihan yang tepat. Ia tetap merasa bahagia, walau ternyata selama ini hanya kebahagiaan semu yang ia miliki. Menjalani hari dengan rasa kesepian sepertinya lebih baik, daripada harus melihat orang yang ia sayangi sedih.
Dhika bergabung, sesaat setelah Adhikari bergabung duduk di kursi plastik yang sudah disediakan. Ia menggenggam tangan Kara kemudian tersenyum kepada banyak tamu undangan. Tora dan Aini maju terlebih dahulu, untuk menyiramkan air sesuai dengan instruksi yang diberikan. Kemudian Teguh dan Diana pun melakukan hal serupa. Rafi masih geming di tempatnya. Ia tak ingin beranjak, memastikan seluruh acara berjalan lancar walau ia tak ada disana.
Saat sesi foto tiba, ia pun masih menatap dari kejauhan. Setelah dua kali sesi foto keluarga itu, barulah Dhika dengan semangat menarik tangan Rafi dan mengajaknya bergabung.
"Ya ampun, maaf ya Fi. Ayah lupa, ayo kita foto lagi."
Rafi tersenyum hangat, ia berada di samping Adhikari sedangkan Dhika berada di samping Kara. Setelah mengabadikan beberapa momen, Kara dan Adhikari pamit untuk membersihkan tubuh. Selain itu, para tamu undangan dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Tawa ✔️ [COMPLETED]
Ficción GeneralRafi tahu hidupnya akan baik-baik saja jika ia melupakan masa lalu. Hanya saja, masa lalu adalah bagian hidupnya. mengingat begitu banyak orang yang selalu mengingatkan masa lalu untuknya. Rafi berpikir hidupnya kini adalah untuk menebus kesalahan m...