1 bulan kemudian.
Setelah berjuang keras belajar siang sampai malam demi ujian nasional, akhirnya ujian nasional telah selesai. Ada rasa lega bagiku setelah bergelut dengan materi yang begitu banyaknya akhirnya sampai pada detik ini. Aku sangat bahagia karena aku berhasil bangkit dari kesedihan kemarin. Saat kejadian itu, aku berusaha menyibukkan diri untuk belajar. Aku sadar, aku waktu itu sedang ujian, aku tak mau larut dalam kesedihan. Aku harus semangat untuk belajar agar nilaiku memuaskan. Aku harus mengalahkan perasaan sedihku saat itu juga. Aku sadar hidup tak selamanya harus sesuai ekspektasi kita. Adanya kalanya kegagalan membuat pribadi kita menjadi kuat terhadap segala macam permasalahan yang terjadi. Mungkin kisahku tak seindah novel-novel remaja yang berakhir bahagia bersama pasangannya. Mungkin kalian juga kecewa dengan akhir yang seperti ini namun inilah kehidupan.
Aku merasa malas bangun pagi karena pengumuman kelulusan masih nanti siang.
***
Aku segera bersiap berangkat ke sekolah. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan beserta hasil nilai ujian nasional. Aku berdoa semoga nilaiku memuaskan.
Aku mengenakan seragam putih biruku. Sebentar lagi, baju ini akan menjadi kenangan. Entah kenapa tiba-tiba rasanya menjadi melow. Aku seperti tak ingin berpisah dengan teman-temanku namun, aku juga ingin merasakan masa SMA. Saat itu, jujur aku ingin cepat SMA karena aku sering membaca novel tentang masa SMA yang sangat indah dan romantis. Aku malah jadi menghalu kemana-mana.
Setelah siap semuanya. Aku segera pamit pada Ibuku dan Ayahku.
"Ren, Ayah sama Ibu mau bicara sebentar," ucap kedua orangtuaku.
"Ya ada apa Yah, Bu?" tanyaku. Aku kembali duduk disofa.
"Kita akan pindah ke semarang, jadi nanti kamu sekolah disana ya," ucap Ayahku.
"Hah? Ada apa emangnya kok tiba-tiba pindah kesana?" tanyaku kaget
"Ayah dapet kerjaan dari kantor harus pindah cabang kesana lagian kan, saudaramu juga banyak yang di semarang," ucap Ayahku.
"Kok bisa kebetulan gitu ya," sahutku.
"Yaudah deh terserah Ayah sama Ibu aja, Renia mah nurut aja."
"Yaudah deh, Renia mau berangkat sekolah," pamitku.
"Assalamualaikum," ucapku sambil mencium tangan kedua orang tuaku.
***
"Yes, Alhamdulillah kita lulus seratus persen Ren, nilai kita juga bagus-bagus," seru Desi.
"Ya, aku juga seneng banget Des," sahutku. Aku melihat papan kertas di mading sekolah.
"Halo guys, kita udah lulus nih, yah gak bisa ketemu lagi dong," ucap Sitha.
"Ya nih, sedih juga kita nanti gak bisa ketemu." Naima terlihat sedih. Aku juga sama seperti Naima. Aku juga kaget karena aku juga bernasib seperti Naima.
"Guys, sebenarnya aku mau ngomong jujur sama kalian," ucapku.
"Mau ngomong apa Ren?" tanya Desi.
"Aku mau pindah ke Semarang karena Ayahku pindah tempat kerja," tuturku.
"WHAT?? DEMI APA?? Huaa temen kita pada ke luar kota Sit," pekik Desi.
"Kalian tega nih pindah keluar kota, tar kita gak bisa ketemu lagi dong," tutur Sitha.
"Hah? Kamu mau sekolah di semarang Ren? tanya Naima.
"Ya Nai, kita senasib," ucapku.
"Ya Allah, kenapa gak sekalian ke solo aja sih biar bisa satu sekolah lagi, huft."
"Gak tau nih, kita juga tetap gak bisa ketemu kan."
Kami akhirnya berpelukan. Aku tak menyangka bahwa akan seperti ini akhir kisah persahabatan kami di SMP. Hubungan kami memang tetap sahabat namun, kita juga tidak tau apa yang akan terjadi esok hari.
***
"Ren, tunggu sebentar, aku mau ngomong." Aku menengok kebelakang melihat siapa orang yang memanggilku. Ternyata orang itu adalah Fathan.
"Ada apa Than ?" tanyaku.
"Aku mau minta maaf atas kesalahan yang aku perbuat sama kamu dulu, setelah pertemuan kita terakhir itu, aku menyesal Ren jauhi kamu, harusnya kita tetap biasa aja sebagai teman bukan seperti ini," tuturnya.
Akhirnya, Fathan mau bicara denganku lagi dan laki-laki ini mau minta maaf padaku.
"Kita udah lulus, aku gak mau meninggalkan kesan buruk sama kamu Ren, sebelum kita benar-benar berpisah, aku harap kamu mau maafin aku ya Ren."
"Ya Than, aku udah maafin kamu kok, meskipun kamu pernah buat aku kecewa tapi, kamu juga pernah buat aku tersenyum bahagia dan selalu menghibur aku saat itu. Awalnya aku sangat kecewa dan membenci kamu tapi setelah aku pikir, tak ada gunanya menyalahkan keadaan. Kamu pernah buat aku bahagia walaupun sebentar Than," ucapku.
"Makasih Ren, kamu baik banget. Oh ya, selamat ya Renia atas kelulusannya."
"Ya, makasih juga ya Than, atas ucapannya. Kamu juga selamat ya," ujarku.
"Ya, sama-sama Ren," ucapnya.
Selamat malam readers, author lagi olahraga ngetik nih wkwk. Tadinya mau update 2 bab tapi, author berubah pikiran karena lebih baik author harus cepat ngebut update mumpung free wkwk.
Alhamdulillah Renia dkk sekarang udah lulus.
Btw, ini sebenarnya ceritanya berasal dari inspirasi real life tapi author buat alurnya sedemikian rupa biar seru hehe
Jangan lupa vote dan komennya biar author tambah semangat lagi 💙💙
Yuk siap-siap menuju ending😂
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Putih Biru (Completed)
Novela JuvenilMasa remaja memang masa yang paling indah untuk dikenang. Masa dimana kita mulai mencari jati diri dan bertemu dengan seseorang yang membuat kita pertama kali merasakan jatuh cinta. Meski terkadang cinta pertama tak selamanya indah namun, cinta pert...