Aku bersama rombonganku menyusuri wisata tanah lot. Kami asik berfoto-foto untuk mengabadikan momen ini.
Aku sudah berdiskusi dengan kelompokku. Kami mendapatkan tugas masing-masing. Fendi dan Karin mengamati obyek tanah lot, aku dan Tama mengamati pantai Nusa Dua, Fathan dan Karin mengamati BCC (Bali Culture Center) dan Tirta Empul, dan terakhir aku dan Fendi mengamati obyek wisata Bedugul. Kami membagi tugas untuk kemudian dikumpulkan nantinya dalam sebuah makalah sebagai syarat kenaikan.
"Hai Ren, ikut aku yuk," Fathan tiba-tiba mengajakku entah kemana.
"Kemana, ini Bali Fathan jangan macem-macem. Aku takut," tegasku. Aku tidak mau ada kejadian yang tidak diinginkan.
"Sebentar aja, cuman foto-foto di sana sama kamu." Fathan menunjuk bebatuan di dekat pura.
"Sini aja sih, gak usah jauh-jauh." Aku tetap tidak mau menuruti kemauan Fathan.
"Tolong dong, kali ini aja, mau ya Ren," rengek Fathan.
Tak sengaja sepasang netraku bertemu Fendi bersama Karin. Mereka berdua tampak bahagia dan berfoto selfie berdua.
"Ren?" Fathan memanggilku lalu mengikuti arah pandangku.
"Pantes, makanya ayok kita foto berdua jangan mau kalah sama mereka," pekik Fathan.
"Yaudah, yuk." Aku akhirnya setuju.
"Coba deh kamu dulu yang aku foto," pinta Fathan.
"Lho, kok aku dulu sih, kan katanya berdua?"
"Cie, ngarep banget ya bisa foto berdua sama aku haha," kelakar Fathan. Aku hanya mendengus kesal. Bisa-bisanya dia menggodaku.
"Udah cepet, kamu dulu yang aku foto,"
Aku akhirnya menuruti kemauan Fathan. Aku mulai berdiri dengan background pantai tanah lot.
"Nah beres deh, sekarang giliran aku, tapi pakai kamera kamu ya," pinta Fathan.
"Iya, oke." Fathan mulai bergaya dengan pose andalannya membelakangi pura tanah lot. Aku langsung mengambil gambarnya kemudian melihat hasilnya. Ternyata benar kata orang bahwa Fathan itu tampan. Kenapa perasaanku jadi gak karuan gini ya. Tak sadar aku tersenyum melihat foto Fathan.
"Woii Ren, bengong aja. Terpesona ya sama kegantenganku."
"Ih, mulai kumat deh tingkat kepedeannya. Aku tuh liat foto kamu karena ternyata aku jago juga ya motret bukannya suka liat wajah kamu." aku sebenarnya sedikit berbohong perihal itu. Sebenarnya ucapan Fathan tidak sepenuhnya salah.
"Halah, kamu bohong padahal, kamu seneng kan liat foto aku yang ganteng, ngaku aja lah gak usah gengsi."
"Terserah deh, aku mau ke temen-temen dulu."
"Ren, tunggu dulu!"
"Jangan sedih mulu, kamu harus move on dari Fendi. Dia gak pernah suka sama kamu. Aku bersedia kok selama kita di Bali, aku yang akan nemenin kamu biar gak cemburu lagi sama Fendi dan Karin," sambung Fathan.
"Aku bisa kok move on dari Fendi, aku yakin bisa. Kamu tenang aja, Than," jawabku penuh keyakinan.
"Bagus, Ren."
Aku bersama Fathan menuju rombongan teman-temanku. Kami akan melanjutkan perjalanan ke peribadatan 5 agama di Bali yaitu Puja Mandala.
Aku bersama teman-temanku melaksanakan sholat Dhuhur di Masjid Agung Ibnu Batutah. Aku senang sekali karena bisa merasakan sholat dhuhur di masjid ini.
Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Nusa Dua Bali. Kita menaiki bus masing-masing.
***
"Wah, seru banget ya tempatnya. Bagus banget," seru Sitha.
"Iya nih, cuman panas banget nyampe sini siang sih," dumalku.
"Udah nikmatin aja, kita kan belum tentu bisa ke sini lagi bareng - bareng lagi," sahut Desi.
"Iya sih, betul juga Desi," respon Sitha.
"Halo guys, aku mau pinjem Renia bentar boleh gak?" tiba-tiba Fathan datang dengan gaya sok asiknya.
"Haiss, ganggu aja sih, yaudah kita duluan ya Ren," pamit Sitha padaku.
"Hati-hati lho, tar jadi suka sama Fathan," bisik Desi tepat di telingaku.
"Ih, nyebelin banget Desi," teriakku. Desi tertawa sambil meninggalkanku bersama Fathan.
"Mau ngapain?" tanyaku.
"Udahlah, ikutan aja," katanya.
Setelah sampai di pinggiran pantai, Fathan menawariku untuk ikut water sport (olahraga air).
"Mau naik jetski gak?"
"Enggak mau ah, takut."
"Yaelah payah kamu Ren, atau parasailing?"
"Ah, apalagi itu. Enggak mau. Aku takut ketinggian."
"Ah, gak seru banget. Yaudah, yuk duduk sana aja," ajak Fathan.
Kami akhirnya duduk santai di gazebo pantai. Aku menikmati keindahan pantai Nusa Dua dan melihat orang yang ramai menaiki jetski. Aku tak berani naik jetski karena takut laut dan juga tak mau naik parasailing karena takut ketinggian.
"Ren, coba kamu berdiri di deket pohon itu deh. Aku mau foto kamu."
"Hah? Foto lagi?"
"Iyalah, mengabadikan momen dong Ren, gimana sih."
"Oh, oke." Setelah berfoto-foto, Fathan mengajakku makan siang di kaki lima dekat pantai.
"Yuk, makan dulu Ren, laper banget ini," ajak Fathan.
"Yaudah yuk, aku juga laper banget." Aku dan Fathan menuju resto yang sudah disiapkan dari panitia study tour untuk kami. Aku mengisi perut dahulu sebelum nantinya akan mewawancarai pengurus pantai Nusa Dua.
Setelah selesai makan siang, aku mencari keberadaan Tama untuk tugas wawancara.
Setelah sesi wawancara selesai, kami melanjutkan perjalanan ke BCC (Bali Culture Center). Tempat wisata ini menyuguhkan berbagai seni dan budaya di Pulau Bali seperti tari-tarian khas Bali, pertunjukan wayang lemah, pembuatan sesajen, dan lain sebagainya. Disi juga ada pertunjukan tari barong khas Bali.
"Ren, yuk nonton tari barong," ajak Fathan.
"Yuk." Aku mengikuti Fathan menonton tari barong. Aku senang sekali karena bisa punya kesempatan menonton tarian khas Bali satu ini. Aku mengeluarkan kameraku untuk memotret. Aku harus mengabadikan momen langka ini.
"Seru juga ya Ren, aku baru pertama kali nonton nih," seru Fathan.
"Sama Than, aku juga."
"Woii, asik banget nih berduaan. Kita ganggu gak nih," pekik Sitha dan Desi menggodaku dan Fathan.
"Iya, ganggu banget," seru Fathan membuatku terkejut.
"Cie cie ada yang lagi PDKT nih, yuk Sit kita pergi aja, gak usah gangguin mereka."
"Eh, kalian berdua resek banget ya!" Aku sedikit berteriak. Sitha dan Desi hanya tertawa seraya menjauh dariku dan Fathan.
"Kenapa aku jadi deg-degan gini sih," gumamku.
Halo selamat pagi para readers setia author. Semoga selalu semangat ya💙💙
Btw, aku jadi pengen ke Bali lagi😁
Jangan lupa vote dan komen biar authornya semangat lagi🤗💙💙
Ditunggu kelanjutannya ya. See you🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Putih Biru (Completed)
Genç KurguMasa remaja memang masa yang paling indah untuk dikenang. Masa dimana kita mulai mencari jati diri dan bertemu dengan seseorang yang membuat kita pertama kali merasakan jatuh cinta. Meski terkadang cinta pertama tak selamanya indah namun, cinta pert...