Chapter 15: The Beginning

25 2 0
                                    

Matahari sudah muncul ke permukaan, Chan terbangun dari tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Setelah lebih dari 30 menit menghabiskan waktu dikamar mandi Chan keluar dengan menggunakan seragam sekolah. Ya, karena hari ini adalah hari aktif sekolah, Chan tetaplah harus belajar walau dia adalah seorang ksatria atau apapun itu. Toh Chan juga tidak terlalu memikirkannya.

Wusshh...

Chan menciptakan angin dari gerakan tangannya,

"Jadi gue beneran bisa ngendaliin angin? Gue kira cuman mimpi doang" gumam Chan.

Chan kemudian keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Ia akan sarapan bersama yg lain. Ini sudah menjadi rutinitasnya yg baru untuk sarapan bersama.

"Dah siap, bang?" Tanya Ayen, Chan hanya mengangguk dan mendudukkan dirinya di kursi kosong di depan meja makan.

"Yang lain mana?" Tanya Chan.

"Mungkin belom kelar siap-siap"

Chan hanya mengangguk dan menopang dagunya dengan tangan kanannya. Tidak lama kemudian, yg lain datang dengan mata masih mengantuk, bahkan Hyunjin berjalan dengan mata terpejam.

"Pagi semuanya" ucap mereka serempak.

"Pagi, kalian masih ngantuk ya?" Tanya Jeongin.

"Gara-gara Han nih, semalem dia nginep di kamar gue terus gunain kekuatannya semaleman. Udah tau tadi malem dingin, dia malah maenan es" gerutu Felix.

"Heh? Jangan asal nyalahin orang dong, gue kan cuman latihan doang. Kekuatan kita ini keren, ga ada salahnya dong kalo gue cobain??" Han mencoba membela diri.

"Tapi kan gak harus dilakuin pas waktu tidur"

"Jangan nyalah-nyalahin deh!"

"Ya emang lo salah!!"

"Diem deh kalian!! Bisa gak sih kalian berdua tenang?? Ini masih pagi, kita juga mau sarapan" suara Seungmin berhasil membuat Han dan Felix bungkam.

Mereka kemudian duduk dikursi masing-masing dan mulai memakan sarapan mereka. Sepertinya Han dan Felix masih belum berbaikan, terbukti dengan mereka duduk saling berjauhan satu sama lain.

"Jangan lupa siapin surat resign dari tempat kerja kalian. Kita harus fokus latihan mulai sekarang" ucap Chan sambil mengunyah makanannya.

"Hah, lo serius Chan?" Tanya Lino.

"Ya iyalah, ngapain gue bercanda. Biayain kalian tuh gak bakalan bikin gue bangkrut. Gue selesai, gue tunggu di mobil ya" ucap Chan lalu berlalu dari hadapan mereka.

"Ishh, Masih saja suka seenaknya. Dia mau pamer kekayaan apa??" ucap Hyunjin.

"Udah-udah, maksud Chan itu baik. Lanjutin sarapan kalian, habis itu kita nyusul Chan" ucap Changbin.

"Btw Dok Hwa ga keliatan, kemana ya?" tanya Jeongin.

"Tadi pagi-pagi banget dia pergi, dia bilang ada urusan" jawab Felix yg hanya dibalas anggukan kepala oleh Jeongin.

Selesai sarapan, mereka mengambil tasnya dan menemui Chan untuk segera berangkat ke sekolah. Kali ini mereka akan menggunakan mobil van yg muat untuk mereka berdelapan. Jadi, supirlah yg akan mengantarkan mereka semua kesekolah.

Mereka berdelapan telah sampai di sekolah. Kali ini suara keributan sudah mulai berkurang karena penghuni sekolah memang sudah mulai terbiasa dengan kedatangan mereka bersama, hanya saja mungkin penghuni sekolah belum mengetahui jika mereka tinggal bersama.

Setelah berjanji akan bertemu nanti saat istirahat, mereka melanjutkan langkahnya menuju kelas masing-masing.

Selama pelajaran Chan tidak fokus. Ntah apa yang dia pikirkan, tetapi matanya terus saja memandang keluar jendela. Ia memang tidak perlu repot-repot untuk mendengarkan penjelasan guru, karena sekali melihat soal saja, Chan sudah tahu jawabannya. Tapi ini pertama kalinya Chan mengabaikan penjelasan guru, biasanya ia akan tetap menghargai guru tersebut dengan tetap memperhatikan pelajarannya walaupun sudah mengerti.

The Power of Eight BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang