Prangg....
Suara besi baja yg saling beradu terdengar jelas memenuhi indera pendengaran Chan. Ia berusaha menangkis serangan makhluk tersebut dengan menggunakan pedangnya. Makhluk itu tampak mundur ke belakang, tentu saja hal itu tidak disia-siakan Chan untuk segera menghindar dari makhluk tersebut.
Chan bangkit berdiri dan mengusap kasar bibirnya yg masih terdapat noda darah akibat muntah darahnya tadi. Ia tersenyum, kini saatnya ia untuk membalas dendam atas semua serangan yg dia dapatkan.
"Rasain ini monster jelek!!!!!" Chan berteriak lalu mengarahkan pedangnya menuju makhluk tersebut.
Srett...
Chan berhasil melukai makhluk tersebut tepat di perutnya. Makhluk itu kemudian jatuh dan terkulai lemas di hadapan Chan. Ia memandangi makhluk itu kemudian mengubah pedangnya menjadi sumpit kembali.
"Lo harusnya bersyukur karna gue lagi buru-buru, kalau gak mungkin lo udah habis di tangan gue!!!" Ucap Chan kemudian menuju mobilnya lalu menancap gas mobilnya menjauhi makhluk yg sudah tergeletak tak berdaya di jalanan.
Chan melihat jam yg ada di pergelangan tangannya dan menggeram kesal, "Bangsat, gue udah kehilangan banyak waktu karna makhluk jelek itu. Semoga aja Changbin gapapa dan gue belum terlambat".
🐶🐶🐶
Para ksatria lainnya tampak mondar-mandir dengan tidak tenang di kamar Chan. Mereka takut jika terjadi sesuatu pada Chan ataupun Changbin. Kenapa Chan begitu nekat menyelamatkan Changbin seorang diri?
"Apa kita nyusul bang Chan aja ya?" Tanya Han
"Gue gak tau, ntar kalau kita ketangkep yang ada makin bahaya, terus yang ada malah ngerepotin Chan" jawab Lino
"Terus kita mau biarin bang Chan berjuang sendirian?" Tanya Han
"Tapi kita juga gak bisa berbuat apa-apa. Apalagi Chan udah ngingetin kita supaya kita gak keluar rumah apapun yang terjadi" sahut Lino.
"Gue ngerasa jadi pengecut kalau cuman sembunyi disini" ucap Felix pelan.
"Gak ada yang bisa kita lakuin selain nunggu, Lix. Kita juga harus mikirin kondisi Ayen yang masih belum sadar juga" jawab Seungmin
Mereka semua terdiam, kini mereka begitu dilema. Mereka tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Di satu sisi mereka ingin menyusul dan membantu Chan, tapi disisi lain mereka takut jika nantinya mereka hanya akan menambah beban Chan saja.
Cklekkk
Pintu kamar Chan terbuka, muncul Hyunjin yang masuk ke dalam kamar Chan. Mereka memandang Hyunjin dengan tatapan penasaran, pasalnya mereka yakin kalau Hyunjin masih marah karena Chan yg memutuskan untuk pulang dan mengobati Jeongin yg terluka dibandingkan mencari Changbin yg menghilang.
"Tu anak mau jadi sok pahlawan lagi ya?" Tanya Hyunjin saat melihat Chan tidak ada disana.
"Jin, lo masih marah sama bang Chan?" Tanya Han
"Jawab aja pertanyaan gue. Gimana kondisi Ayen?" tanya Hyunjin lagi sambil memandangi Jeongin yg masih belum sadarkan diri.
"Chan udah nyelametin pakai white wood. Sekarang kita cuma tinggal nunggu Ayen buat sadar terus pulih" jawab Lino
Hyunjin mengernyit bingung, "White wood? Itu apaan?"
Mereka memaklumi jika Hyunjin belum mengetahui soal white wood. Akhirnya dengan sabar Lino menjelaskan apa itu white wood pada Hyunjin.
Hyunjin tampak mengangguk-angguk tanda ia mengerti dengan penjelasan Lino, "Jadi kita juga bisa selamat dari maut sekali lagi makai white wood itu?"
"Kira-kira kaya gitu lah, Jin" ucap Lino
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Eight Brother
Fantasi"KEKAYAAN tidak menjamin KEBAHAGIAAN" lanjutan The Power of Nine Brother di akun @wianIchwansyah