Chapter 19: Resistance

18 2 0
                                    

Mereka semua panik saat melihat Jeongin yg terbawa arus sungai Han.

"Lino, cepet lakuin, jgn diem aja. Lo mau bikin Ayen mati hah?" Bentak Chan saat melihat Lino hanya diam saja.

"Tapi gue bingung harus gimana" Jawab Lino polos.

"Lino, gunain kekuatan lo buat ngendaliin air itu terus bawa Ayen kesini, cepetan Lino!" Ucap Chan geram.

"Tapi-"

"Cepetan!!!"

Lino hanya pasrah dan mengangguk. Ia mulai memfokuskan dirinya. Ia mencoba mengontrol air tersebut menggunakan tangannya. Tetapi mengendalikan air tersebut ternyata tidaklah mudah, apalagi air tersebut juga sedang dikendalikan oleh orang lain. Bahkan Lino terlihat sangat berusaha keras, ia sampai mengucurkan keringat.

"Ayo bang, lo pasti bisa." Ucap Hyunjin menyemangati Lino.

"Kita percaya sama lo, No" ucap Changbin.

Lino hanya mengangguk dan terus berusaha mengendalikan air tersebut. Akhirnya setelah sekian lama, air tersebut dapat dikendalikan dan Jeongin langsung dibawa ke darat.

"Ayen!!" Teriak Han

"Bang, lo gapapa kan?" Tanya Felix pada Lino.

"Gimana ini, Ayen belom sadarin diri. Kita harus gimana?" Tanya Hyunjin.

"Seungmin, cepet gunain kekuatan lo buat mulihin Ayen. Dia cuman pingsan karna kebanyakan minum air"

Kemudian Seungmin meletakkan tangannya diatas tubuh Jeongin dan mulai memulihkan kondisi Jeongin.

"Uhuk uhuk..." Jeongin terbatuk-batuk dan memuntahkan banyak air.

"Yen, gimana keadaan lo?" Tanya Jeongin.

"Eh, gue selamat? Gue kira gue bakalan mati" jawab Jeongin.

"Makasih ke Lino yang udah nyelametin dan bawa lo naik ke permukaan, makasih juga ke Seungmin yang udah mulihin lo" ucap Chan

"Beneran? Makasih ya bang Lino, bang Seungmin udah nyelametin gue" ucap Jeongin.

"Sama-sama ayenn" Ucap Lino dan Seungmin bersamaan.

"Mendingan sekarang kita balik, udah larut banget soalnya, besok kita sekolah" ucap Chan sambil membantu Jeongin untuk berdiri.

Mereka pun mengangguk lalu memutuskan untuk pulang ke rumah. Mereka sudah lelah dan ingin beristirahat. Mereka juga berharap agar hari esok mereka tidak akan mendapakan serangan lagi. Sungguh mereka lelah dan ingin hidup tenang saja.

🐷🐷🐷

Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam, Chan terbangun dari tidurnya dan beranjak turun dari kasurnya kemudian duduk di kursi meja belajarnya.

Chan mengambil buku yg ada di laci meja belajarnya. Buku itu sudah cukup usang dan tua. Chan tersenyum saat melihat tulisan di buku tersebut.

"Dad, Chan kangen banget" gumam Chan pelan.

Chan mulai membaca tiap lembaran yg ada di buku tersebut. Ia tampak sangat serius membaca buku tersebut. Buku itu adalah catatan harian ayahnya. Chan membaca buku tersebut karena isinya merupakan petunjuk tentang SKZ Planet dan juga tentang kedelapan ksatria serta mengenai darkness.

"Jadi Daddy asalnya dari SKZ planet terus mommy itu manusia biasa?"

Chan terus membaca buku tersebut sampai tiba-tiba matanya terbelalak karena tulisan yg dibacanya. Chan tak percaya jika ayahnya meninggal demi menyelamatkan Chan saat umurnya masih 8 tahun. Ya, menyelamatkan Chan yg hampir terbunuh oleh darkness karena mereka mengetahui jika Chan adalah penerus ksatria sekaligus pangeran di SKZ Planet. Chan tidak menyangka jika ayahnya mengorbankan dirinya dan berubah menjadi perisai pelindung untuk menjaga rumah yg dihuni Chan sekarang agar Chan tetap aman saat berada di rumah.

The Power of Eight BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang