[ FLASHBACK CHAPTER ]
Kuroo, Kenma dan Bokuto, ketiganya telah saling mengenal sejak memasuki tahun terakhir sekolah menengah pertama, dan secara kebetulan mereka melanjutkan pendidikan ke SMA yang sama.
Dalam waktu kurun 2 tahun itu, ketiganya sudah saling mengenal kepribadian luar-dalam masing-masing. Untuk Bokuto, menurut Kenma tak ada yang begitu spesial tentangnya, hanya pria dengan semangat yang tinggi.
Sedangkan untuk Kuroo, pria itu sedikit hiperaktif, tapi masih dapat mengendalikan diri. Yang unik bagi Kenma adalah caranya berpacaran. Ia selalu melihatnya berjalan dengan wanita atau pria yang berbeda-beda. Tak ada yang pernah mencapai 3 bulan dari mereka.
Yang lebih anehnya lagi, ketika Kenma mencari-cari orang yang baru saja putus dengan Kuroo, ia tidak dapat menemukan orang itu. Mereka semua hilang tanpa jejak dan itu terjadi berulang kali.
"Kuro, ke mana gadis yang kemarin?" tanya Kenma kala itu saat melihat orang yang pergi bersama Kuroo ke sekolah bukankah gadis yang baru saja ia lihat kemarin.
Kuroo membuka sebungkus permen tusuk kemudian memakannya. "Ah? Kami baru saja putus semalam."
Kenma meng-eh panjang. "Aku ingat kalian baru pacaran 3 hari, tapi kenapa—"
"Lalu apa yang mau kau aku lakukan?!" Kuroo menatap tajam Kenma. "Aku sudah bosan dengannya, aku berhak atas pilihanku."
"Kau tidak perlu begitu marah." Kenma bergumam. "Setidaknya beritahu aku di mana mereka? Aku ingin menemui mereka, ada hal yang perlu kutanyakan."
Kuroo menaikkan sebelah alisnya, suara gemeretak permen yang digigit terdengar. "Aku pikir kau tidak akan bisa menemui mereka."
Mata Kenma sedikit melebar, seakan ia mengerti maksud tersembunyi dari kalimat itu. "Maksudnya?"
"Kau pikir saja sendiri."
.
.
.
Tiga tahun berlalu dengan cepat tanpa ada masalah. Pada saat pesta menjelang kelulusan anak XII, ketiganya berkumpul di satu tempat, kali ini Akaashi juga ikut, bersama dengan Kenma.
Kuroo berdiri di depan meja prasmanan, tangannya menggenggam piring berisi mini cake dan pisau kecil. Ia hanya mematung di sana, dengan mata yang memandang lurus dua pria di depannya yang sedang menyantap makanan mereka, Akaashi dan Kenma.
"Hey, hey, hey! Kuroo, apa yang kau lihat dari tadi? Kenma, 'kah?" seru Bokuto sembari merangkul bahu Kuroo, tindakannya nyaris membuat piring yang dipegang Kuroo jatuh.
"Bukan, tapi yang di sebelahnya." Kuroo mengacungkan pisau kue itu, membidik pada pria yang tertawa kecil di samping Kenma.
"Hmmm? Siapa itu? Aku baru melihatnya, pasti teman Kenma. Ada apa dengannya?" Bokuto dengan wajah tanpa dosanya meraih pisau kecil yang ada di meja dan menusuk kue coklat di piring Kuroo kemudian lantas melahapnya.
"Aku tertarik dengannya."
"Eh?"
.
.
.
Menurut pencarian Kenma, gadis terakhir yang dikencani Kuroo kemarin tinggal di salah satu kondominium dekat sekolahnya. Maka saat jam pulang, Kenma lantas meluncur ke sana.
Ditekannya tombol bel pada pintu. Semenit, dua menit, tak ada jawaban. Kenma tak ingin memikirkan kemungkinan terburuknya. Dugaan jika gadis itu telah ... tiada.
![](https://img.wattpad.com/cover/352279150-288-k796882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Game of Destiny : Love, Friendship and Obsession
AzioneAkaashi terjebak dalam kegelapan setelah kehilangan teman sejatinya, Kenma. Setiap upaya untuk membantunya pulih dari trauma yang dialaminya telah gagal, hingga ia bertemu dengan Bokuto, seorang pria ceria dan optimis. Meskipun awalnya Akaashi sulit...