05

718 40 0
                                    

Pagi yang indah menyapa kembali, Rion, Aril dan Hengky berangkat ke sekolah bersama, naik bus sekolah yang siap kapan saja, asal tidak terlambat untuk menaikinya.

Aril teringat Novel miliknya yang masih di bawa oleh Nino, namun ia tak mempermasalahkan itu, ia senang sebab Nino tidak ikut-ikut merundungnya.

Ia juga tak menyesal menyukai Nino dalam diam, meski ia tak mengungkapnya secara langsung, Nino adalah cowok yang nampak tenang, kalem dan perhatian.

Sejak awal masuk sma, Aril sudah tertarik padanya, momen yang tak akan di lupakan Aril adalah, di mana saat ia mos, tepat saat di suruh membuat kerajinan dari tanah liat.

Aril nampak kesusahan tiba-tiba Nino datang dengan senyuman yang manis, dia selaku panitia di perbolehkan membatu Aril, lagi pula ia tak memilki pasangan kelompok.

"Ma-makasih kak!" ucap Aril.

"Sama-sama, yok selesain nih kerajinannya."

Perasaannya terombang-ambing saat ia mengetahui Nino memiliki pasangan yang sangat amat cantik, Arin, siswi populer sampe sekarang.

Tapi ia sadar, kalo Nino itu normal dan tak belok seperti dia, ia selalu tersenyum asal masih bisa melihatnya dan dekat dengannya.

Namun semua berantakan setelah cowok ganteng tapi sayang berandal, yang tak lain adalah Kei, sahabat dekat dari Nino, juga Andre.

Sejak saat itu, Kei dan Andre selalu menyuruh Aril kesana dan kemari, juga menganggunya secara fisik maupun perkataan.

Nino selalu memperingatkan jangan usil, tapi mereka bandel ya terserah apa yang mereka lakukan. Lanjuttttt.

Saat berjalan di lorong, kaki Aril di jegal oleh Kei yang duduk di depan pintu kelas 10, hingga Aril terjungkal dan salto kedepan, "ups! Gimana sih Rill, kalo jalan lihat-lihat dong, jatohkan!" ledeknya.

Rion dan Hengky yang masih ngelag hanya diam dan menatap Aril yang jatuh itu, "eh buta! Kaki sialan lo itu yang bikin gue jatoh tau nggak!" sentak Aril yang membuat Rion dan Hengky tambah kaget.

Ia berdiri di hadapan Kei tepat di depan wajahnya, "lo pikir gue takut? Gak salah sih emang Iya!" canda Aril dan lalu berlari.

Mereka ber 5 saling menatap dan bingung dengan kelakuan random Aril, "kenapa dia?" tanya Nino sambil membaca novel kemarin.

Mereka yang juga tidak tahu mengangkat bahunya, "hemm!" *4in. Tidak ada aksi baku hantam pagi ini, sebab kelakuan Aril membuat semua melongo.

[-----]

Kei di panggil kepala sekolah, jelas untuk membicarakan nilainya kini semakin turun dan turun, juga kenakalannya yang semakin menjadi-jadi, "gimana nak Kei? Apa kamu siap untuk belajar! Kalo belom, jadi sudah siap gak lulus!" ancam kepala sekolah secara lembut.

"Ta-Tapi bu, gini, saya akan berusaha lebih giat lagi, saya janji bakal naikin nilai saya kok, juga belajar sopan santun!" jawabnya yang membuat kepsek tersenyum.

"Bagus, kamu tuh sebenarnya anak baik, cuman rada bandel aja, upssss!" ledek kepala sekolah.

Keluar dari ruang kepala sekolah ia bingung harus berbuat apa, ia terpikir dengan seorang tutor yang akan di carikan ayahnya untuk Kei.

"Apa tutor gue bisa ngertii ya?"

Hengky dan Rion menemui Aril di atap yang masih kepikiran Kei, "ngapain di sini sendirian? Kesambet awas lo!" ledek Rion sambil minum boba milknya..

"Eh, gue kepikiran sama mereka, apa nanti gue bakal di cincang sama Kei, atau di buat pepes sama Andre, aduhhh!"

"Lo tau gak! Lo tadi keren banget sih, dannnnn, apa yang buat lo berani!" tanya Rion.

"Pastiii film action yang lo tonton semalem ya?" candaan Hengky.

"Dih apa sih, enggak ada!" elak Aril.

Mereka bertiga berpencar saat turun dari atap, Rion dan Hengky ke kantin, Aril memilih untuk ke kelasnya, sampainya ia di kelas Aril terkejut, melihat bangkunya penuh sampah dan coretan.

"Apa-apaan!" batinnya kesal.

Kelas napak sepi, dan setelah ia masuk dan tepat di depan mejanya Kei dan 2 sahabatnya datang, "banci sok jagoan ya!" teriak Kei dari belakang.

Andre dan Kei kembali merundungnya, dan kali ini gak main-main, mereka membawa air satu gayung, lalu menyiramnya hingga basah kuyup, di momen itu semua siswa masuk dan menertawai Aril, ia yang merasa di permalukan hanya bisa menangis.

Ia menatap Nino yang membaca novel sambil bersandar di jendela, Nino yang merasa di tatap langsung menatap Aril balik. "Apa?" sentak Nino, yang tiba-tiba berubah sikap.

Satu jam sebelumnya, Nino yang berada di toilet mendapat pesan video, ia yang penasaran membukanya sambil duduk di atas wastafel.

Video yang di kirim nomor tidak di kenal itu memperlihatkan Aril yang berdiri di atas atap.

Isi video.

Aannnnjjjing! Ah Nino gak peka, gue suka sama lo taik, cih, gimana cara gue ngomong, perasaan dari awal mos gue udah suka deh, huuuh, Nino-Nino, kenapa gue suka sama lo.

Emh tapi dia gak belok, juga punya pacar Arin, nanti gue dipikir PHO dong, ah.... Serius gue suka sama lo...

End!

Nino yang tak suka dengan tingkah dan kelakuan Aril merasa risih, ia memasang wajah kesal, "dia? Suka sama gue! Heemmh, di kira gue cowok apaan!"

Lalu ia tersenyum sinis lalu pergi.

Lanjuttt.

Nino yang kesal di tatap oleh Aril perlahan mendekat, melempar keras buku novel itu kearahnya, "jangan liat gue kaya gitu, jijik tau nggak!" maki Nino lalu pergi.

Kejadian itu mengejutkan Kei dan Andre, bahkan seisi kelas, ia yang di anggak cowok kalem ternyata bar-bar,

Baru kali ini mereka melihat Nino menyetak Aril.

Sebelum Nino pergi, Ia mendengar Aril dengan lantang berkata pada Kei dan Andre. "Inget ya kawan! Belajar menghargai seseorang, sebab penyesalan tidak bisa di bayar dengan maaf!" lalu pergi dengan keadaan basah kuyup itu dan melewati Nino begitu saja.

Semua orang di sana serasa di pukul batu besar di dadanya, termasuk Nino, Kei dan Andre. Atas ucapan Aril itu, Kei memutar matanya malas "heeeh, kata-kata lagi, bosen tau nggak?" kesalnya lalu menendang meja di depannya.

Aril berada di toilet, mengganti bajunya dengan kaos olahraga, saat keluar dari toilet ia berpapasan dengan Nino, "No, Nino, dengerin gue No!" mohon Aril agar Nino mendengarkannya.

"Basi tau nggak!" sentaknya lalu menepis tangan Aril dan pergi, saat Nino keluar, Kei masuk ke toilet, yang tahu dimana Aril berada.

"Owhhh, sakit ya? Di tolak sama cowok idaman lo!" ejek Kei lalu tertawa..

"Mau lo apa sih Kei, jahat banget sama gue!" tersedu-sedu.

Perlahan Kei berjalan kedepan dan terus kedepan, sampai Aril terpojok di dinding, "asal lo tau, gue sangat suka saat liat lo menderita, tangisan lo itu kaya energi buat gue, tapi sayang, wajah imut lo itu gak cocok untuk nagis!" ucap Kei serasa mengintimidasi Aril.

"Dengerin gue, Nino gak bakal maafin lo, sebab ia benci orang kaya lo!" gertak Kei dengan senyum psikopatnya lalu pergi meninggalkan Aril yang di basahi air mata..

To be continue →

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang