Si Tutor

606 34 1
                                    

Semakin kesini semakin menjadi-jadi, di tambah lagi Nino ikut serta dalam pembullyan Ariel, Nino juga merasa nyaman saat menganggu Aril, anak yang malang dan menyedihkan itu.

Namun ia tegar, sebab sudah memiliki sahabat yang ia anggap seperti saudara, Hengky dan Rion, meski Hengky sebagai kakak kelasnya, ia beranggapan mereka sebaya.

Sore hari sebelum pulang sekolah, Aril di panggil ke ruang Kepsek, semua siswa telah pulang juga Rion dan Hengky. Aril datang menemui kepala sekolah, saat ia masuk ia melihat om-om yang cukup tampan duduk di sana.

"Duduk Ril!" suruh kepsek.

"Eh iya bu!"

"Kenalin ini tuan Willson, dia kesini, mau apa pak?"

Tuan Willson menjawab, "dengan nak Aril ya? Salam kenal saya Willson, saya kesini ingin sekali mencarikan tutor untuk anak saya!"

"Saya? Tutor, aduh gak sih Om!"

"Tapi di sini kamu peringkat 1 teruss!"

"Saya masih kelas 11 om!"

"Gak napa, bisa lah ya, tolongin Om Ril!" rayu Tuan Willson.

"Oke lah om, emm boleh minta alamatnya?"

"Oh boleh-boleh, ini kartu nama saya, emmm besok malam aja lah mulainya, kasian kamunya!" ucap tuan Willson lalu pamit pergi.

Kepala sekolah tersenyum "semoga berhasill nak Arill, kamu bisa kok!" dan Aril hanya mengangguk senyum.

Di Cafe, Aril datang menyapa bang Rio "abangg, Aril dateng nih!" sapanya sambil membawa camilan di dalam tas coklat.

"Wiiihhh, bawa apa tuh? Pasti martabak!" tebak bang Rio

"Lah kok tau?" tanya Aril binung.

"Lo aja bawa tiap hari, gimana gue gak tau!"

"Hehe!" menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ia bersiap siap untuk bekerja, sambil bersenang-senang ia melayani pelanggan yang datang, banyak pelanggan yang menyukai Aril, dari gaya bicara yang lembut, sopan dan riang, membuat pelanggan bisa nyaman saat ia layani

Pukul 18.50, Aril berbicara pada Rio, "bang, Aril mau ngomong nih!" ucapnya. Bang Rio pun mengentikan aksi bersih-bersihnya, "apa, langsung aja!" pintanya.

"Tadi kan Aril dapat tawaran menjadi tutor, nah kalo sementara Aril gak kerja di sini boleh?" tanya sopan.

"Wihhhh, keren tuh, boleh-boleh aja, lagian lo kan anak pinter, jadi sabi lah, lagian ini Cafe abang sendiri, lo bebas mau masuk kapan aja, asal jangan keluar seenaknya!" jawab bang Rio sambil becanda pada Aril yang murung itu.

"Lah beneran bang? Thanks ya bang, katanya sih mulai besok jadi tutornya, ya boleh lah kali ini lemburrr!" canda Aril.

"Gak deh, kemaren ada hantu," niat nakut-nakuti Aril.

"Yeeee. Mulaiiii nis si asep!"

"Wekkkk!" menjulurkan lidah.

Rio Sandiaga, adalah cowok berusia 19 tahun yang sudah memiliki usahanya sendiri, dia memang anak dari orang berada, namun keutuhan keluarganya hilang, dari seorang ibu yang memutuskan bercerai dengan ayahnya, kali ini Rio ikut ayahnya yang bekerja sebagai manager di perusahaan besar, milik ayah Rafa.

Ingat Rafa?

Bertahun-tahun ia tinggal di rumah sendirian, tapa ayah dan seorang bibi, meski begitu ia tak merasa kesepian, sebab setiap malam ayahnya menyempatkan waktu untu Vc, atau tidak Rafa yang menemaninya.

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang