garis Akhir

890 30 13
                                    

Sore hari di rumah Nino, ia tengah rebahan sambil memikirkan ucapanya tadi, ia merasa tak kuat lagi menjadi atlet, di karenakan dadanya sering sakit jika banyak aktifitas, maka dari itu ia ingin istirahat

Lalu Kei tiba-tiba masuk ke kamarnya, suara Kei mengejutkan Nino yang berbaring di atas kasur itu "WOII NOO!" teriaknya dan seketika Nino terpental dari kausrnya.

"Ngapain bengong hah?" tanya Kei.

"Bangsat biasa aja bisa gak! Kaget anzing, kalo jantung gue copot gimana?" kesal Nino dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Yah, lumayan bisa gue jual, berapa M itu!" ledek Kei lalu duduk di atas kasur "oh ya, tadi kata Om Galvin lo di kamar, gue naiklah, lagian napa ngelamun gitu hah?" lanjut Kei.

"Gabut aja! Ada apa? Mau main!" jawab Nino lalu bertanya, sambil berusaha berdiri dari lantai.

"Gabut aja di rumah, makanya kesini!" jawab Kei lalu berjalan-jalan di kamar Nino sambil melihat koleksi robot milik Nino.

Matanya tertuju pada robot optimus prime, "eh Anzing, lo masih punya yang ini?" mengambil robot itu. Nino merangkul pundaknya, "bukanya dulu kita bagi dua ya? Jangan bilang kalo punya lo ilang!" seru Nino.

"Apaaan, gak ilang, cuman lupa naro!" alasan Kei.

Nino geram langsung menggeplak kepalanya. "Sama aja bego, etdah dari dulu alasan lo itu mulu, muak tau gak, heemm!" sewot Nino lalu pergi ke atas kasur.

"Sini Sat!" ajak Nino dan Kei meletakan robot itu lalu berjalan kearah nino.

Nino mendekatkan bibirnya ke telinga Kei "gue masih punya game Resident evil, mau main?" tawaran Nino. Sontak mata Kei berbinar "wah beneran Lo? Ayok gasss!"

Mereka pun bermain Play station, tertawa dan saling senggol-senggolan, "misi bentar napa, mau lewat nihh," ucap Kei sambil menyenggol bahu Nino.

"Issss ya sama babi, lagian lo napa dah nyasar ke sini, ini kan area gue!" sentak Nino fokus pada gamenya.

"Eh iya lupa, sorry-sorry."

Di tengah keasikan mereka, pintu kamar Nino terbuka, "anak-anak, pause dulu, mari makan, udah malem!" ucap mama Nino.

"Oh iya tante, bentar lagi selesai!" jawab Kei santai layaknya ibunya sendiri.

"Oke, cepetan ya, keburu dingin!" pintu tertutup.

Mereka pun melanjutkan mainnya, sampai-sampai mereka merasa lelah dan ingin selesi. "Emang jam berapa ya No, perasaan gue kesini jam 4 dehh!" seru Kei.

"Tau lah, yok turun!" ajak Nino

Dan akhirnya mereka berdua turun, sambil bercerita saat menuruni tangga, mereka tertawa terbahak-bahak entah apa yang lucu, gak afdhol dong kalo gak sambil nonjok-nonjok bahu.

Tanpa mereka sadari, nyonya Elin dan tuan Galvin sudah duduk di meja makan, mereka menunggu kedatangan mereka berdua hingga saat ini.

"Masih bandel seperti dulu yaaa hemmm!" ledek tuan Galvin.

Kei nyengir, "heee, mon maap om, tadi Nino ngajak nambah terus, kan saya ga bisa nolak!" lagi-lagi Kei beralasan.

"Iya pah, tadi Kei ketagihan jadi Nino tambah lagi!" berbalik meledek.

Kei berbisik "napa ngomong sih!"

"Lagian lo ngomong jujur ke papa gue, terus gue gimana?" bisik Nino, mereka berdua saling berbisik, lalu duduk bersama mereka..

Setalah makan begitu lama, Nino dan Kei kembali ke atas, sesampainya ia di atas ia turun kembali, ia langsung saja berlari kebawah. "Woii Kei! Mau kemana lo hah?" teriak Nino dari atas.

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang