pengungkapan Kei

693 31 0
                                    

Sore itu Aril di ajak Kei pergi kerumahnya, dengan alasan beberapa hari lagi akan di adakan UTS, untuk itu ia ingin belajar lebih lagi dan bisa memahami rumus-rumusnya.

"Ril, kerumah gue yok, les lebih awal aja biar ngeh gue, beberapa hari lagi kan ujian tuh!"

"Sekarang? Boleh deh!"

Kei pun tersenyum ceria dan menggandeng tangan Aril hingga ke mobil, jantung Aril berdebar-debar dan seakan ia melayang kemana-mana, "apaan? Di handeng gue? Serius!" batinnya.

Dari kejauhan Nino melihat itu dengan ekspresi bingung, "apa yang dia katakan benar? Kalo dia suka sama Aril?" gumam Nino dan tanpa ia sadari di sahut oleh cowok di belakangnya.

"Yeah, ada yang takut kalo sahabatnya suka sama orang lain? Lo juga suka sama Kei? Atau Aril!" sahut Rion dari belakang sambil tersenyum mengejek.

"Omong kosong tau gak? Lo pikir gue cowok apaan?" sentak Nino dan mendorong bahu Rion. Rion malah tersenyum "haah! Gue pikir lo suka sama mereka, jadi lo cemburu!" ledek Rion sambil mondar-mandir di sekitar Nino.

"Bagsat bener ya lo, coba deh diem aja, sibuk gue?" sentak Nino.

"Sibuk kalo mau tanding basket?" tiba-tiba Rion bertanya.

"Bukan urusan lo."

"Tim A ada Lo, dan Andre bakal di ganti sama Hengky, okeee, dan lo tau? Tim B! Gue ada di sana, jadi boleh kita main sedikit agresif!" bisik Rion sedikit membungkuk di samping Nino.

Mulut Nino seakan terbungkam, mendengar perkataan Rion, ia kehabisan kata-kata sebab ia baru sadar lawannya masih satu sekolah, "what? Dia lawan gue?" batin Nino.

Tanpa pikir panjang ia pergi meninggalkan Rion. Rion pun senyum sinis seakan menang dari Nino.

Pukul 15.50 Kei dan Aril sampai di rumahnya, Aril mwngekori Kei masuk kerumah mewah miliknya. "Ahh gue kesini lagi, lama-lama gue sungkan nih!" batin Aril.

Membawa Aril masuk dan menyuruhnya duduk di atas kasur, entah apa yang ada di pikiran Kei ia selalu melepas bajunya saat di dalam kamar, yang membuat Aril semakin deg-degan, di tambah lagi entah bagaimana perasannya berkerja.

"Bi Ijahh, buatin mi goreng dua sama jus mangga ya bi!" ucap Kei menuruni tangga dan mencari bi Ijah, bi Ijah dari dapur berlari ke ruang tengah "eh eh, iya den, tunggu di atas nanti bibi kasih ke sana!" dan Kei mengangguk lalu kembali ke atas.

"Oke, sekarang apa dulu?" tanya Kei.

Aril berdiri "Kei, lo gausah maksain diri lo, gue tau lo capek sama gue, jujur aja nanti malem di jam biasanya aja," ucap Aril.

"Dih, kaya sama siapa aja, santai aja kalo!" jawab Kei dan berjalan ke meja belajarnya.

"Lo juga akan tanding Basket kan? Besok lagi tuh, jangan sia-sia in tenaga lo buta belajar, meski itu penting tapi jangan berlebihan, bisa gila tau gak?" nasehat Aril.

Kei menunduk "kau benar Ril, gue cuman pengen papa gue bangga sama gue, biar dia punya anak pinter, cerdas, buat visa ngelanjutin karirnya!" ucap Kai sedih.

"Emmmmh, sorry gak bermaksud gitu--"

"Santai, semua juga bilang gitu!" sahut Kei dan beralih ke PS miliknya.

"Mau main apa Lo Kei?" tanya Aril.

Kei menoleh kebelakang dan menjawabnya "GTA! Mau ikut!" ajaknya.

Mata Aril berbinar "Emang Bolehh?". Kei nyengir "emang boleh? Ya boleh lah pea ngapain nanya sini dah!" ledeknya dan Aril bergabung.

Aril yang sebenarnya tak bisa bermain, ia sungkan untuk memberi tahu Kei, hingga ia berani jujur "Kei, gue gabisa main, ini gimana sih caranya!"

"Udah ku duga Ril!" lalu Kei berdiri dari kursinya, berjalan kebelakang Aril, memeluknya dari belakang lalu memegang kedua tangan Aril juga Joystick itu.

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang