My Tutor My Crush [BoyLove] -END

🥛

Nino yang berdiri di depan rumahnya ia terus kepikiran dengan akun itu, bahkan sepulangnya dari latihan ia tak sempat mandi, mengganti bajunya.

"Hemmh!" kalo di pikir-pikir, emang dia kenal gue?" gumam Nino sambil bertanya pada dirinya sendiri.

Kemudian ia melihat postingan No_Name kembali, berusaha mengingat semua yang ada di foto itu, siapa tahu ia dapat mencocokan barang itu dengan siswa-siswa di sekolah.

Namun ia malah menemukan postingan milik Rion, Rival Nino di sekolah, mereka berdua sama-sama pemain basket, dan skill mereka tidak main-main.

"Hah? Si bangke buat postingan!" ucap Nino remeh. Namun setelah melihat Likenya ia melongo dan tak habis pikir, "kok bisa?" pertanyaan yang melintas.

Gimana Tuh, sangar gak sih Rion.

12 ribu lebih orang menyukai postingan Rion, termasuk Aril dan Hengky, Nino merasa tersaingi oleh Rion, memang sedari kelas 10, Rion tidak suka dengan Nino.

Dulu waktu Mos, sialnya Rion harus bertemu Nino sebagai panitia, Nino sangat keras terhadapnya, mulai di hukum push up, pull up, dan lainnya.

Kesalahan Rion sepele, cuman ia tak tahu arah saja, dan itu di perpanjang oleh Nino, juga senyum puasnya terhadap Rion itulah yang membuatnya kesal terhadap Nino.

Meski Nino anak yang kalem nan lembut, ia sangat tega membully Rion, dan itu sendirian, ia di perlakukan layaknya budak, jika Rion tak nurut ia akan di ancam tidak akan mendapatkan poin.

Masih ingat saat Nino membantu Aril membuat Kerajinan tanah liat? Di situlah Rion merasa iri kepada Aril, ia merasa terasingkan dan Nino pilih kasih terhadap juniornya.

Back to masa sekarang.

"Hemmh, kalo di lihat dia cakep juga, keren!" puji Nino sebentar dan lalu mengejeknya kembali.

Di rumah Aril, Kei sesekali pergi kerumahnya dan mencoba berbaur dengan lingkungan Aril. "Rumah lo lumayan juga Ril! Sendiran kan Lo?" kagum Kei lalu bertanya.

"Heemh, masuk aja gausah sungkan!" ajak Aril mengendeng tangan Kei hingga tertarik ke dalam. "Aduhhh pelan-pelan pak sopirr!" candaan Kei.

Mereka berdua pergi ke kamar Aril, Kei tambah kaget melihat isi kamar Aril sangat mengagumkan, semua barang napak rapi dan tersusun di tempatnya, sangat berbeda dengan kamar Kei yang seperti kandang ayam.

Jeng jeng

"Masuk woii, ngapain di sana!" teriak Aril yang sudah menaruh tasnya itu. "Oh! Iya iya." bergegas masuk ke dalam menyusul Aril yang duduk di atas kasur.

Kei duduk dengan keras seakan sedang bermain trampolin, "empuk juga nih kasur lo!" puji Kei dan Aril tersenyum "empukan waktu itu bukan!" ledek Aril yang membuat Kei tersipu malu.

Sambil menahan malu ia berkata "apaan sih, enggak!" elak Kei tapi pipinya merah merona.

"Ya deh iya, btw mau minum apa? Aku buatin!" tawaran Aril dan langsung saja Kei menjawab susu hangat lalu Aril bergegas ke dapur.

Beberapa menit Kei melihat sekeliling kamar, ia kagum pada Aril, meski tinggal sendiri tanpa saudara ia tetap kuat menjalani kehidupannya, SENDIRIAN

Lalu Aril datang dengan nampan berisi 2 gelas susu hangat dan  mangkuk penuh camilan, "nah, gaada yang spesial sih di sini, cuman ada camilan ini aja!" ucap Aril dan duduk di samping Kei.

Dengan tekat dan keberaniannya ia perlahan bersandar di bahu Kei, Kei yang sadar juga perlahan memeluk bahu Aril dan merangkulnya dengan lembut.

"Makasih Kei, lo udah nerima gue!" serunya

"Hah? Lo becanda? Gue yang harunya terima kasih, padahal gue udah jahatin lo, bertaun-taun lagi!" ucap Kei sambil mengelus-elus rambut Aril.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia melihat isi pesan itu dari Hengky yang mengajak mereka makan bersama di Cafe milik bang Rio.

Kei, lo sama Aril kan? Sini Kei ke cafenya bang Rio, makan bareng, gue yang bayar dah, cepet ga pake lama, kalo lama gue sentil biji lo!

Kei tersenyum membaca pesan dari Hengky, Aril yang kepo bertanya pada Kei "kenapa? Kok senyum-senyum?" tanya Aril curiga.

Sambil tersenyum Kei menatap Aril "si hengky ngajak makan kita di cafenya bang Rio, yok gabung, dia yang bayar!" jawab Kei dan langsung berdiri di hadapan Aril.

Di Cafe bang Rio, mereka ber 5 kumpul, ada Rion, Hengky, Nino dan mereka berdua, sambut hangat oleh Hengky "duh, dah serasa milik berdua aja nih dunia!" ledek Hengky melihat kearah tangan mereka berdua yang saling berpegangan.

Mereka yang baru sadar pun melepaskannya, "ehmmm, apa sih, sewot amat jadi anak!" sentak Kei dan lalu duduk di samping Nino, Aril menyusul dan duduk di samping Rion.

"Cieee jadian gak ngasih kabar!" Nino menyela dan seketika DEG...

Jantung Kei rasanya mau copot, mendengar sahabatnya berkata seperti itu, "lo tau? Tapi bentar deh!" Nino menaruh telunjuknya di mulut Kei.

"Gue tau Kei, udah berapa lama lo pendam hah? Soal lo nanya kalo lo homo, terus gue bakal bunuh lo, itu cuman candaan Kei, masa di ambil hati, gue sahabat lo, ingat kalo ada apa-apa cerita ke gue, bisa gak bisa gue bakal ngerti,Oke!" sahut Nino dan Kei langsung memeluknya..

"Gue cuman takut No, lo bakal ninggalin gue, kan lo homophobia No!"

"Heeh, gue Homophobia, tapi kalo itu sahabat gue, masih bisa di pertimbangin Kei, payah lo ah!"

"Sekarang Dia udah punya gue lho, awas aja macem-macem ya!" peringatan Kei dan Aril tersenyum manis.

"Eh kalian kenal gak sih sama akun No_Name?" tanya Nino.

"Yah itu lagi, demen banget dah ama dia, napa sih!" kesal Hengky sebab Nino terus-terusan bertanya soal itu.

"Di ngasih support gue terus Bjirrrr, kan gue kepo!"

"Masih percaya sama medos? Gilak kali lo, nih ya, orang di medos itu fake semua!" sahut Rion remeh. Tatapan Nino menajam kerah Rion begitu juga dengannya.

"Eh tengil, demen banget ikut campur, entar gue sikat pala lo mampus!"

•••

Beberapa hari berlalu, 3 hari sebelumnya pertandingan basket sempat di tundan sampai sekarang, ada kendala dari tempat pertandingan jadi menguruskan pertandingan di undur.

Malam demi malam Nino di temani akun misterius itu, hingga ia merasa nyaman berkomunikasi dengannya. Sudah hampir satu minggu Nino berkomunikasi dengan akun itu, juga belum tau siapa pemiliknya.

~~~

Lanjut Charter 19→