Radommm.

423 25 1
                                    

Malam kini tiba, di rumah sakit semua teman Nino berkumpul, ada Hengky, Kei, Andre, Rion dan Aril, kali ini si centil Erin gak ikut jadi ya, adem ayem.

"Oh ya, sebelumnya tante minta maaf sama kalian, soal pekerjaan tante sama om yang gak bisa di tinggal, jadi tante minta tolong jagain Nino malam ini aja bisa!" tanya mama Nino.

Semua nampak celingak-celinguk dengan pertanyaan mama Nino, "saya bisa tante, nanti malem biar Nino sama saya aja, lagian mereka kan juga butuh istirahat habis tanding tadi!" Rion menawarkan diri.

Sontan sorot mata Nino menjadi tajam kepadanya, "sayang, baik-baik ya, mama sama papa ada urusan bentar, sehat-sehat ya sayang!" ucap mamanya sambil mengelus-elus rambut Nino.

Kei berjalan mendekatinya, "sorry banget ya No, gue capek, untuk kali ini aja deh, gue gak bisa temenin lo," ucap Kei.

Nino memegang tangan Kei "gak papa bro, lo satu-satunya orang yang ngertiin gue, gue minta maaf kalo nyusahin lo, selama ini lo yang jadi sandaran gue, makasih ya!" beranjak duduk dan berusaha memeluk Kei.

Kei pun memeluk balik "gak papa, masa lo gak inget, waktu kecil lo yang selalu jagain gue, yaudah, gue pulang dulu ya No, baik-baik sama Rion!" ucap Kei sambil memeluknya.

"Cepet sembuh ya No, gak seru kalo gaada lo di tongkrongan!" sahut Aril mengelus-elus tangannya.

"Lo, lo dah maafin gue Ril?" dan Aril mengangguk sambil tersenyum "lagian buat apa marah sama lo, gue aja sih yang salah!" lalu mereka berdua pergi.

Semua orang pergi kecuali Rion, mereka berdua yang sejatinya rival tak bisa akur di ruangan itu, terus menerus memalingkan wajah dan melirik sinis.

"Diem aja lo di situ!" sentak Nino.

"Kondisi lo kaya gitu bisa-bisanya nyolot, gue hajar mampus juga lo!" sahut Rion "untung aja lo masih ada gue, jadi bangke di sini kan gal seru!"

"Sat, diem anjing, meski lo gak di sini, masih ada kok temen IG gue yang ngertiin perasaan gue!" membalikan tubuhnya membelakangi Rion.

Rion melihat postingan Nino, dengan sengaja ia menyukai postingan itu, seketika Nino berbalik badan "kepo banget jadi orang, gaada kerjaan ya!" sentaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rion melihat postingan Nino, dengan sengaja ia menyukai postingan itu, seketika Nino berbalik badan "kepo banget jadi orang, gaada kerjaan ya!" sentaknya.

"Wh No, lo lagi sakit bangsat, kasar banget tuh mulut!"

"Biar!"

No Nino xyz mengirim pesan. Notifikasi di layar ponsel milik Rion.

Orang di balik akun No_Name adalah Rion, yang selama ini menjadi tempat tenang kedua bagi Nino setelah Kei, ia melakukan itu, sebab Rion tahu, orang seperti Nino juga butuh tempat bicara dan bercerita, maka Rion berinsiatif untuk membuat akun itu.

Meskibia benci pada Nino, jauh di lubuk hatinya ia ingin sekali berteman baik dengannya, merasa nyaman berkomunikasi dengan akun No_Name, ia terus bersembunyi di balik akun itu.

~°~

Memalukan bukan?
Di pertandingan malah kaya gitu

Apa?
Enggak, itu hanya kecelakaan biasa.
Itu sering terjadi pada atlet.

Apa mereka semua kecewa padaku?
Hahh, aku tahu itu.

Heii!
Enggak, kalah menang itu biasa,
Tergantung gimana kita menanggapinya.

Sama aja Broh,
Gue merasa down aja,
Tiba-tiba banget dada gue sakit.

Tapi mama papa lo bilang gak papa kan.
Kenapa harus sibuk.
Gimana keadaan lo sekarang?

Ya sih, bilangannya gak apa.
Cuman gue gak enak aja.
Emh, baik sih.
Sekarang gue di RS, sama....

Sama siapa?

Anak yang ku pukul waktu itu.
Inget kan,
Dia yang temenin gue malam ini,

Bagus lo ada temannya.
Sesekali ngobrol lah, biar anget.

Kita di kenal Rival tau nggak,
Canggung kalo mau ngobrol.

Ohh Rival,
Kalo dia anggap lo bukan rival, gimana?

Bisa sih di perbaiki.

Yaudah ku mau keluar bentarr.
Ngobrol tuh sama temen lo.

~°~

Nino menoleh kearah Rion yang sibuk dengan poselnya. "Heh Yon!" panggilnya lalu Rion mendongak "hemm!" jawabnya dan menatap Nino.

"Bisa bantuin gue gak?" basa-basi Nino.

Ia meletakan ponselnya "bantuin apa?" tanya Rion mendekat. Sejenak Nino berpikir dan bebrusaha duduk, Rion yang melihat itu membantunya untuk bersandar dengan nyaman.

"Sini, ku bantuin,"

"Eh, sorry nih ngerepotin,"

"Santai aja, kita kan Rival yang baik," senyum sinis Rion lalu tertawa.

"Boleh beliin gue Boba Milk gak, haus!" pintanya, dan Rion menjawabnya santai "ngomong aja kalo mau, entar gue beliin, tunggu bentar jan kemana-mana, awas lo!" peringatan Rion pada Nino, ia pun mengangguk nurut pada Rion.

Malam yang sepi, sekitar pukul 20.25 Rion berjalan di gelap malam sambil mencari penjual Boba Milk, dan sekian lama ia mencari akhirnya ketemu.

Ia membeli 2 boba untuk dirinya juga Nino, kebetulan sekali ada penjual terang bulan, ia mampir dan membeli 2 bungkus juga, setelah itu ia kembali ke tempat Nino.

Di tengah lorong Rion berhenti sejenak, "di pertimbangin? Apaan!" guamanya sambil tertawa teringat dengan pesan dari Nino tadi.

Pintu terbuka, terlihat Nino sedang duduk sambil melamaun di atas ranjangnya, menatap kearah langit malam lewat jendela, keadaan ruangan yang sedikit gelap dan hanya ada cahaya bulan saja yang menenarangi lewat jendela.

Rion pun menyalakan lampu, "No, nih minuman lo, sekalian ada terang bulan, di makan ya, biar gak laper!" pinta Rion dan Nino menatap tajam padanya.

"Heeih, tatapannya jangna gitu dong, makan aja ini gada racun tikus kok, tenang aja!" ucap Rion sedikit tertawa.

Nino tersenyum tipis "heeemh, iya-iya percaya, sini duduk!" ajak Nino dan Rion berjalan kearahnya dengan kantung plastik yang ia bawa.

"Lagi liat langit malem ya? Emang malam itu indah!" ucap Rion pada Nino dan seketika ia menoleh kearahnya "kenapa harus malam? Apa siang tidak indah!" tanya Nino.

"Siang juga indah, tapi malam jauh lebih indah, lo bisa lihat bintang yang berkedip padamu, bulan yang selalu memandangi mu, juga angin yang meniup segala lelah mu, andai malam tau, betapa sedih dan hancurnya diriku, mungkin saja malam akan terus menemani ku selamanya!" jawab Rion sambil menatap bulan purnama di malam itu.

"Kata-kata lo dalem banget, gue jadi inget seorang!"

"Udah makan aja, napa sih, sibuk banget!" sentaknya lalu berjalan kearah sofa, berbaring di sana dan menutup matanya.

"Mau tidur lo?" tanya Nino sambil mengunyah terang bulan itu.

"Mau kayang! Udah tau gue di sini, pea apa gimana!" kesal Rion dan Nino mengangkat kedua bahunya, "bodo!" lalu menyingkirkan makananya dan ikut berbaring.

•••

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang