Semalaman mereka berdua di rumah Aril, kini waktunya mereka pulang dan bersiap-siap untuk bersekolah, Hengky menyuruh Aril untuk menunggunya.
Bebrapa jam kemudian Hengky benar datang menjemput Aril untuk ke sekolah, suasana dingin pagi menyelimuti, namun lanju motor yang kencang itu dengan tajam membelahnya.
Aril yang sudah biasa di bawa Hengky hanya bisa pasrah dan santai, sebab ia tau mental sahabatnya itu terbuat dari baja berlapis besi.
Perlahan-lahan kecepatan motor semakin laju, serasa menjadi pembalap rossi saat di perbelokan, ia terus memejamkan mata saat angin menerjang dirinya.
Sampai sekolah dengan cepat itu pun sudah bersyukur, ia tak menaiki motor pembalap liar itu lagi, "nah udah sampe!" ucap Hengky riang.
"Yeeee! Pala bapak kau!" awalnya merespon lalu mengeplak kepala Hengky. "Kenapa loh, sakit nihh!" sambil tertawa tipis.
"Dah ah kekelas, sibuk!" bergegas pergi.
Hari ini ia tak bertemu dengan Kei dan yang lain, suasana hatinya gembira dan berseri-seri, hingga sampai ke kelas, kebetulan ia piket hari ini.
Menaruh tasnya lalu megambil sebatang sapu, "are you ready!" membuat sapu itu seolah-oleh mic konser,
"Yang di goyang di goyang dulu... Di ulek-ulek sayang!" kelas sepi serasa ruang konser bagi Aril.
Beberapa menit kemudian ia selesai, lali duduk di kursi di dekat pembatas lantai 2, sambil memakan makanan ringan, dengan susu ultra milk di dekatnya.
Motor ninja hitam lalu masuk ke halaman, mata para murid tertuju padanya, di saat motor itu parkir, helm terbuka dan itu adalah Kei, di susul oleh ninja lainnya yang di kendarai Andre dan Nino.
Tak heran jika mereka memiliki kendaraan baru, sebab mereka bertiga adalah anak orang kaya, yang semua bisa di beli setelah menunjuk barang itu.
Circle Royal adalah sebutan bagi mereka, dan mereka bertiga adalah seorang sahabat dekat, banyak siswa yang ingin berteman, tapi mereka cuek, bukan sebab sombong.
Tapi mereka tak mau memiliki teman yang hanya memandang harta, dulu mereka punya teman yang baik, namun ternyata mereka bertiga di manfaat secara bersamaan.
"Heii? Motornya keren buangettt!" kagum Aril, "tapi itu Kei, cuman kagum ama motornya aja sih."
Mereka bertiga bersama mendongak, melihat Aril yang tengah duduk di atas sana. Aril yang melihat itu juga lantas langsung masuk kekelasnya.
"Kenapa mereka?"
Saat di dalam kelas pun ia merasa tak nyaman, ia berpikir Kei dan yang lainnya akan menghampiri lalu membullynya kembali, "ah, Sialll, kenapa gue panik?"
Benar saja, mereka bertiga masuk ke kelas sepi itu, di pimpin oleh Nino, "heii homo! Gimana kabarnya?" sapa Nino lembut namun mengerikan.
"Hah? Homo? Eh babi mulut lo!" sentak Aril tak terima.
"Kenapa? Kan katanya lo suka sama gue!" Nino tersenyum tipis.
"Heh, ngaku aja dah, video itu udah kemana mana!" ucap Andre.
"Gaada, itu cuman akting aja," elaknya.
"Gak tau malu banget, heh dengerin gue! Adek kelas yang manis nan imut, boleh dong di bantu kakak kelas yang baik ini!" ucap Kei
"Apa?"
"Kerjain PR kita lah, apa lagi!" sahut Andre sambil mengeluarkan buku paketnya dan di susul oleh Kei juga Nino.
"Ku kerjain di satu buku ya, nanti yang lain ngesalin aja!" ucap Aril tertekan.
Andre mengebrak meja "gak, kerjain semua, males nulis gue!" sentaknya.
Aril hanya mengangguk pasrah dan mengerjakan tugas itu.
Saat Aril mengerjakan tugas itu mereka hanya duduk manis sambil bermain ponsel, karena suara dari hp Nino sangat berisik membuatnya tak konsentrasi.
"Mohon maap sebelumnya, suaranya bisa di kecilin gak, ganggu banget soalnya!" seru Aril tanpa menoleh.
Nino yang sadar mematikan ponselnya "okehhh!"
"Harusnya kalian belajar, bukan buat onar, lagian UTS bentar lagi, jangan buang-buang waktu, kalian udah kelas 12 lo!" nasehat Aril.
Mereka yang merasa di ceramahi tak terima, "maksud lo apa ha? Ngejek kita!" sentak Kei yang langsung berdiri.
"Sini-." hendak mendekat tapi di halang oleh Nino, "tunggu!" ucapnya. "Kenapa lo No?" tanya Andre bingung juga Kei.
Nino mendekati Aril, "kau benar, kita kelas 12, dan seharusnya kita belajar, tapi untuk apa belajar, kalo dunia hanya butuh lembaran uang!" ucap Nino yang sudah di depan Aril.
Ia mengelus rambutnya hingga kebelakang leher, mendekatkan wajahnya ke wajah Aril, "ini kan yang lo mau?" meraba dada hingga perut Aril.
"Ng, ngapain lo hah?" sentak Aril.
"Gak, cuman pengen tau rasanya aja!" jawan Nino sangat menggoda.
Kei dan Andre hanya tersenyum melihat ancaman yang di berikan oleh Nino, Nino perlahan-lahan mendekatkan bibirnya, Aril yang panik plus gugup pun memalingkan wajahnya, tapi Nino hanya sekedar berbisik "kau menasehati kami? Heii siapa anda, kami tau mana yang terbaik buat diri sendiri, jangan sok jadi orang pintar lo!" bisiknya lalu tersenyum manis.
Kei Andre dan Nino mengambil bukunya itu, lalu bergegas pergi meninggalkan Aril yang gugup itu. Di depan kelas mereka berpapasan dengan Rion. "Lo ngeri banget kalo ngancem pea!" ucap Andre sambil meninju bahu Nino pelan.
"Ya, pengen tau aja dia kek gimana, pucet banget tuh anak!"
"Bener banget, kasian!"
Rion yang mendengarnya langsung pergi kekelasnya, matanya melihat Aril yang bersandar lemas di kurisnya. "Rill, kenapa Rill?" teriak Rion khawatir.
"Gak papa kok, santai!"
Lalu Rion menatap kearah pintu, memikirkan apa yan mereka lakukan pada Aril.
Di jam istirahat, Aril yang makan bersama 2 temannya itu di hampiri Kei and the gang, "uhhh, makan apa tuh!" tanya Keii lalu duduk di samping meja.
"Bro, tau sopan santun ga bro, ini kita lagi makan loh!" ucap Hengky.
"Aduh, sorry gak tau, sorry banget!" minta maaf seakan meledek.
"Nih makan Ky!" ucap Andre sambil melemparkan daging milik Rion.
"Itu punya gue njing!" umpat Rion
"Ambil dong!"
"Cok ngeselin banget nih anak!" Hengky mengumpat
"Masalah lo apa sih Ndre? Kalo mau berantem ngomomg aja gausah gengsi!" sentak Hengky lalu berdiri.
"Mau lo apa hah!" tatap tajam Hengky sambil mencengkram kerah baju Andre.
Andre yang tak nyaman menepisnya "boleh di coba Tuh, tapi takutnya lo kalah sama gue!"
"Bangsatt!" memukul pipi Andre hingga ia sempoyongan.
Hengky keluar dari mejanya lalu mendekati Andre, "ngomong terus terang, ayok kita selesain!" gertaknya.
Andre anak yang tak kenal takut menatap balik Hengky dengan tatapan yang sama.
Saat mata itu terpandang mereka tak bisa mengatakan apa pun, lalu melepaskan cengkraman di kerah dan memalingkan wajah.
"Udah!" teriak Aril
"Kenapa sih Lo pada, dengerin gue Ya Kei, gue gak banci, gue gak cupu! Lo aja yang banyak tingkah," terial Aril dan lalu pergi.
"Pake matanya!" sentak Rion pada Nino.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tutor My Crush [BoyLove] -END
Romansa"Jaga diri mu baik-baik, jangan memaksa untuk orang lain, percayakan pada dirimu sendiri!" Baca + Vote lu keren kata gue teh.. [Boylove story] Belum di Revisi - Kepo? Baca aja! 📌 Rilis :-23/10/23 End : -