Nino Aditya

641 36 0
                                    

Sesosok Nino terlihat seperti cowok yang kalem, baik, sopan dan pengertian, namun siapa sangka dia seorang homophobia, ia sangat benci terhadap mereka.

Terbukti saat Nino menonton Video pendek yang memperlihatkan Aril yang terus menerus menyebut namnya sambil berkata ia mencintainya, Nino berpikir meski memiliki wajah cute itu ia normal, namun ia salah.

Nino terlahir di keluarga kaya, ayah dan ibunya masih utuh dan harmonis, sifat dingin Nino juga terbawa di dalam keluarga mereka, meski begitu orang tuannya menganggap itu baik-baik saja.

Berhubung ia tumbuh di keluarga kaya raya, tak menutup kemungkinan ia mampu membeli apapun yang ia mau, dalam sekali tunjuk.

Meski anaknya kalem dan pendiam, ia juga memiliki sikap emosian dan tegaan, jika ia benar-benar emosi, ia akan memukuli, menghajar siapaun yang di rasa Nino membuatnya emosi.

Ia mengenal Aril sebagai cowok normal waktu itu, meski wajahnya imut, ia tak pernah berdandan layaknya perempuan, ia juga tak pernah bergaul dengan cewek mau pun cowok di sekolah.

Ya, Aril memang memiliki wajah imut, manis layaknya cewek, namun ia tak pernah berpenampilan feminim dan lain sebagainya, malahan ia toxic dan berusaha mengindari jeratan bully dari Kei.

Banyak yang mengira dia normal-normal saja, namun saat Kei mengukapnya di grup-grup kelas beberapa bulan lalu, Tapi anehnya, Nino tidak tahu apa yang sebenarnya dari Aril.

•••

Kelas di bubarkan lebih awal, Aril pun berjalan di lorong bersama dua temannya, Rion teman sekelasnya tak berhenti mengomeli Aril.

"Lo kenapa sih, kalo di gituin diem aja!"

"Lawan dong, gitu aja takut!"

"Nih ye, meski muka lo imut nan kiyowo, jangan mau di gituin!" omel Rion.

Aril menghela nafas dalam, "heeemmmh, eh bangsat, lo ngertiin gue ga sih, mau ngelawan gimana, orang badan dia lebih gede dari gue, mana Kei sama Andre tingginya kaya tiang bendera lagi, nah gue yang kaya kuda nill ini bisa apa uwoii, mikir babi!" umpat kesal Aril yang membuat Rion diam.

Rion menaruh tangannya di dada seolah-olah serdang kaget, "astaga, wajahnya imutnya tak sebanding dengan sikapnya!" menggeleng-geleng heran.

Pukul 14.00, Aril pergi ke starbuck untuk bekerja lagi, "bang Rio, gue dateng nih!" sapanya dan langsung berganti pakaian.

"Loh? Kamu bolos Ril?" tanya bang Rio.

"Gak! Kelas bubar awal aja, gak tau kenapa?"

Bang Rio menyipitkan matanya, "Mata lo bengkak Ril! Habis nangis ya? Jarang-jarang lo gini!" ucap bang Rio.

Lalu Aril duduk, "bang, semisalkan muka gue garang apa mereka bakal bully gue?" ucap Aril dan Rio ikut duduk.

"Kenapa? Lo korban bully ya! Sudah ketebak!" jawab Bang Rio.

Aril mengangguk "iya bang, di katain banci lah, padahal gue enggak pake rok atau berlagak kaya cewek loh, kesel banget!" ucap Kei.

"Tenang aja, Aril kan udah punya temen!" bang Rio menenangkan Aril yang kacau itu, "mau denger cerita gak?" tanya bang Rio, Aril yang senang degan cerita mengiyakan tawaran bang Rio itu.

"Aril pernah gak masuk ke ruang BK? Gak pernah kan!"

"Iya! Kenapa bang!"

" tahun lalu, waktu abang kelas 12, ada tragedi yang gak pernah abang lupakan, abang dulu alumni sekolah kamu,"

"Oh, jadi waktu itu gue masih kelas ...?"

"Kelas 9 ... Abang punya sahabat deket, dekett banget, nah saking dekatnya kita di anggep adek kakak kan, yah kita terima lah, apa sih yang berat kan!"

"Terus!"

"Di suatu ketika, temen abang yang namanya Rafa ini punya masalah sama anak lain, nah geludkan namanya cowok, katanya dia gak terima gue di jelek-jelekin gitu!"

"Emosi Rafa gede banget waktu itu, gue yang berusaha nenagin kewalahan, dan pada akhirnya mereka lerai, nah bocah yang kelahi sama Rafa ini namamya Alex, dia agak sombong sih jadi ya gitu,"

"Gimana bang lanjutnya!"

"Beberapa hari setelahnya Alex ngajak gue sama Rafa ke atap kan, kirain mau gelud lagi, ternyata enggak, si Alex minta maaf sama gue dan Rafa."

"Nah dia tuh bilang gini 'sorry banget buat kalian, gue banyak salah, maafin gue ya, gue juga udah bosen buat hidup, hidup gue banyak menderita, gue gak tau mau cerita ke siapa?' menagis itu."

"Terus bang, kok dia nangis, terus kenapa bilag bosen hidup?"

"Yaaaah, masalah orang kita gak tahu, akhirnya dia loncat dari atap, dan saat di bawah kita di tetapkan jadi tersangka juga saksi!"

"Anjirrr yang bener bang, kok gitu sih tuh anak!"

"Kalo kepo sama Rafa, Nih dia!" ucap Rio sambil menunjukkan photo Rafa di ponselnya.

"Keren juga tuh temen abang!"

Rambut belah tengah dan pingir tipis, wajah putih dan juga garang, tinggi dan kekar, itulah perawakan Rafa, saat Aril bertanya kemana dia sekarang? Rio menjawab di luar negeri, sebab pekerjaan ayahnya.

"Di perpustakaan ada kan data siswa yang dulu?" tanya Aril dan Rio mengangguk, "cari di data tahun 2014!" ucapnya

Tak terasa mereka bercerita habis satu jam, kini pukul 15.20, dan belum ada pelanggan yang masuk, mereka sabar sebab tahu ini adalah jalan buat penjual.

Singkatnya malam hari, Aril yang sudah pulang mencoba  istirahat dan merebahkan dirinya, saat ia memejamkan matanya sebentar, ia teringat wajah Kei yang begitu dekat dengannya, juga ancaman yang ia berikan padanya.

"Si Kei napa muncul sih, ngeselin banget, pengen deh gue timpuk pake batu bata!" kesalnya mencoba menutup matanya rapat-rapat.

Ia pun tak bisa tidur dan menboca nyemil sambil menonton TV, jama 21.00, pintu rumah Aril di ketuk seseorang.

Aril yang ragu untuk membuka pada akhirnya mendengar suara Hengky dari ruangan, "Oii Rill! Lo di dalem? Apa udah tidur." pintu terbuka dan berdiri lah Aril didepan Hengky.

"Kenapa? Tau alamat gue dari mana?" tanya Aril.

"Gue..." sahut Rion yang tiba-tiba muncul dari samping, "masuk, di dalem ada cemilan tuh!" ajak Aril dan mereka berdua berseru "Ashikkkk!"

"Ada tujuan apa nih?" tanya Aril.

Rion dan Hengky nyengir "hehe, ini Rill, lu kan pinter tuh, ajarin gue dong, susuah banget nih PR! Oh ya lo yang ini udah?" rayuan Rion.

"Yang itu udah selesai di kelas tadi!"

"Iya Ril, gue juga!" sahut Hengky.

"Lah bang, lo kan kelas 12, harusnya ajarin kita dong!" ucap Aril becanda.

"Persetan sama MTK, bodo banget dah gue!"

"Yaudah ayok, nanti kalo udah larut kalian bisa nginep aja di sini!" pinta Aril dan mereka mengiyakannya.

"Lo kok sendirian aja Ril?" tanya Hengky..

"Oh, bapak ibu gue dah gaada broh, udah lama sih, ya udah biasa sendiri!"

Dan akhirnya mereka berdua tahu, dan berusaha menghibur Aril yang mulai suram itu, "oh heii, aku gak tahu, maaf banget Ril!"

"Santaii, yoklah belajar, keburu malemm!"

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang