II. BLUEBERRIES

708 70 7
                                    

Aku ber-oh ria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ber-oh ria. Pemuda cilik dengan manik kelabu megah itu merangkulku. "Told ya'. Kau itu pantas di Hogwarts," oceh Sirius. Ayah terkekeh-kekeh mendengarnya.

Ah, anak ini, masih saja membicarakan soal aku berkata kalau aku tidak pantas di Hogwarts. Ayolah, itu sudah sangat lama! gila benar Sirius masih mengingatnya. Ia sering melakukan hal-hal jahil, brr, membuatku semakin tidak mempercayai orang-orang saja.

"Heh. Masih ingat saja, apa kau sudah pamit ke Paman Orion dan Bibi Walburga?"

Sejurus, Sirius mengedikkan bahunya, "Tentu. Tapi mereka masih asyik dengan Reggie, saat aku pamit saja mereka tidak mendengarku. Yah, terkecuali Reggie yang melambaikan tangannya kepadaku..,"

Sirius yang malang. Paman Orion dan Bibi Walburga harus tahu, bahwa putra sulung mereka adalah orang hebat. Ia yang membantuku saat aku diejek-ejek dan ditindas. Maksudku, ayolah, Reggie---Regulus, masih kecil. Tak mungkin mereka terlalu membanggakan seorang anak kecil? Ada-ada saja.

Pikiran yang terlintas di benakku itu pudar seiring Ayah menepuk bahuku, berkata bahwa aku sudah sampai di depan pintu kereta.

Ayah memelukku, aku bisa merasakan sensasi hangat yang menjalur di kulit. "Jangan nakal-nakal, oke? Sirius akan melaporkan setiap perilakumu ke aku." ujar Ayah.

Aku memutar bola mataku malas, "Ugh! ayolah Ayah, aku sudah besar!"

Ayah tersenyum lebar. Azure, putrimu ini sudah besar.

Azure menatap putri kecilnya bersama Sirius yang perlahan-lahan mulai menaiki Hogwarts Express. Ah, ia akan merindukan Marcella dan ocehannya yang panjang lebar.

𑁯꯭໑

"Ella, disini!" Sirius menarik tanganku, kemudian menunjuk ke arah kompartemen yang sudah diisi oleh seorang anak laki-laki berkacamata hitam. Disampingnya, aku melihat teman sebayanya yang dipenuhi luka goresan.

Sirius maju dua langkah dan berhenti sekejap. "Halo, bolehkah aku dan temanku duduk disini?"

Laki-laki berkacamata itu mengangguk penuh antusiasme, "Tentu! Silahkan." pintanya.

Sirius dan aku duduk di kursi yang berhadap-hadapan dengan kedua anak laki-laki tadi, tak mempedulikan bocah yang sedang membaca buku itu diam saja sedari tadi.

"Namaku Sirius Black. And yours?" ujar Sirius, mengangkat satu tangannya.

"Aku James Potter, senang bertemu denganmu, S-sirius?" James menjabat tangan Sirius. Wah, Sirius memang pandai membuat teman. Aku iri dengannya!

𝑯𝒆𝒂𝒗𝒆𝒏 𝒂𝒏𝒅 𝑩𝒂𝒄𝒌 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang