(?) HOGWARTS EXPRESS

87 14 21
                                    

alright, before i start the show, i would like to tell you guys kalo ini aku skip ke tahun kelima CAUSE WE AIN'T SPEND TIME ON THIRD YEAR ON HOGWARTS BROOOOO mari mulai ke pokok masalah 😈😈😈

ARE YOU READY???? HERE WE GOOO

I'll see ya, Fellas! <33



































Kompartemen Hogwarts Express bagian pojok kini diisi oleh dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Perjalanan mereka menuju Hogwarts terasa sangat hangat karena ulah jendela yang menutupi mereka dari kedinginan.

Gerimis menghujani rel kereta. Hogwarts Express melaju dengan kecepatan tinggi. James Potter -si calon Prefek, bergumam.

"Hey Pads, menurutmu, apa yang berubah dariku?" gumamnya sekaligus bertanya tak jelas. Sirius menyipitkan mata.

"Hmm," sela Sirius, mengelus bawah dagunya. "Rambutmu keriting!"

Yah. Faktanya Sirius memang pernah nyaris diusir dari rumah karena masuk ke asrama Gryffindor. Bibi Walburga berakhir mengurungnya di kamar dan tidak mengizinkannya bermain untuk beberapa bulan setelah insiden 'Penyelendupan di Malfoy Manor'.

Siapa sangka, Sirius memiliki cara lain untuk melarikan diri. Dia pergi ke rumah Addison untuk menginap, saat itu, Regulus melihatnya sedang mencoba membongkar jendela kamarnya.

Sirius bilang, "Jangan beritahu Ayah dan Ibu." Dan takjubnya, Regulus patuh dengan ucapan Sang Kakak.

James mengelus rambut keritingnya. "Masa, sih? Aku tidak merasa." gerundel James tertegun. Tangannya meraba snack keripik kentang.

Padfoot -Sirius mengangguk sembari meyakinkan James, "Betul! aku serius!" akunya, mengangkat kedua tangannya sembari membentuk pose 'peace'.

"Come on, James. Ini sudah keempat kalinya kau bertanya soal perubahanmu." dengus Isabella, menutup lembar bukunya yang terakhir. James berdekak-dekak.

Pemuda itu mengelus pipi si gadis. "Calm down, babe."

"Mulai." tegur Addison, setelah terbangun dari tidur nyenyaknya. Kompartemen yang mereka isi sekarang dipenuhi gelak tawa.

Sedangkan di Kompartemen sebelah, Sang Dihyan-Marcella menghela nafas panjang sangking kelelahannya.

Kompartemen yang dia isi justru benar-benar sunyi. Elizabeth si gadis lembut tertidur pulas sembari bersender di bahu Peter. Yap, Elizabeth sudah lama sekali menaruh hati ke Peter Pettigrew-Si bujang Animagus tikus.

Sedangkan kekasih dari Elizabeth sendiri yaitu Peter, ikut tertidur. Ditambah lagi, tangannya merangkul pundak Elizabeth.

"Dasar pasangan mesra." keluh Marcella, geleng-geleng kepala.

Remus-Sang Arnamawa tidak melakukan apa-apa. Pemuda itu hanya menatap Marcella sepanjang perjalanan.

"Kau lagi, berhenti menatapku seperti itu."

Segera, Remus mencubit pipi gadisnya. "Kenapa, hm? kan, aku kekasihmu." sangkalnya sungguh-sungguh.

Marcella merotasikan bola matanya. Gadis itu alih-alih tak kecoh langsung memukul pelan tangan Remus. "Modus!" ejek Marcella, yang pada akhirnya ikut terbawa suasana.

Beginilah anak-anak tahun kelima. Kalau tidak jahil dan berbicara dengan Peeves ((hanya untuk Sirius)), ya dilanda kesibukannya masing-masing.

Hujan sudah berhenti menangis sejak pukul 5 sore. Terbitlah bulan sabit yang nampak indah dari kejauhan maupun dari dekat.

Yang lainnya sudah mengganti seragam, sedangkan Peter belum. Sungguh, pakaiannya basah berkeringat.

"Hey, Pete, bangun!" James mengguncangkan tubuh Peter, perlahan-lahan, pemuda itu bangun dengan mata bantal.

"Hah, apa- Professor McGonagall berdansa dengan Arthur?" Seketika, Kompartemen menjadi ramai karena ulahnya. Memang ya, si tikus, kalau bangun tidur suka melenceng.

"Bapakmu berdansa dengan Professor McGonagall! cepat ganti seragam, beberapa menit lagi kita sampai." tutur Remus setelah menampar pipi Peter. Sang Abisatya bergegas mengganti seragamnya.

Elizabeth menggeleng. "Jangan terlalu keras, Remus. Peter akhir-akhir ini kurang tidur."

"Kok kau bisa tahu?" tatap Remus curiga, ia menaikkan sudut alisnya.

"Kan, dia menginap di rumahku bersama Sirius dan Addison," jawab Elizabeth, tersenyum lebar.

Marcella membatin. "Lah jambu..,"

Addison sedari tadi masih mengerumuni Troli Makanan. Berniat untuk membeli beberapa makanan agar bisa ia santap di Hogwarts nanti. Sirius hanya bisa pasrah saat diajak.

Sembari menunggu Peter mengganti seragam, mereka duduk di kompartemen masing-masing sambil mengurus urusan mereka sendiri.

•••

Hey, kamu! iya, kamu!

Sadar tidak, selama ini, tidak pernah ada yang membahas obsesi Remus ke Sang Dihyan ((Marcella Van Dijk))?

Kalau begitu, aku akan membahasnya sekarang!

Obsesi adalah kecenderungan untuk memikirkan atau memfokuskan perhatian secara berlebihan pada suatu hal atau pikiran yang terus-menerus, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan berpotensi mengganggu kesehatan mental seseorang.

Ya, tapi Remus berbeda. Seperti ibarat mencintai tapi tidak akan pernah melepaskan sampai ujung hayatnya.

Remus berpendapat, gadis itu hanya miliknya seorang. Bahkan jika kau membuka tas ranselnya, itu dipenuhi oleh foto-foto Sang Dihyan.

Tidak boleh menyentuhnya secara berlebihan, bahkan menyakitinya. Remus akan membalas siapa saja yang berani menyakiti Marcella secara perkataan sampai fisik.

Dia memang terlihat biasa saja, tapi, cobalah telusuri sedikit bersamaku.

Cinta cenderung membuat hati tenang.

Namun, bila obsesi telah mengambil alih, Anda akan selalu merasa gelisah dan ketergantungan.

Remus selalu menganggap obsesinya adalah cinta yang normal. Jadi ia bersikap biasa saja walau kenyataannya tidak.

No one knows, anyways..

No one knows.

...

To Be Continued

perlu kalian inget-inget ya payies,,

Sang Dihyan = Marcella. Dihya artinya Matahari
Sang Arnamawa = Remus. Arnamawa artinya Samudra
Sang Abisatya = Peter. Abisatya artinya 'kelak jadi orang yang jujur'

gatau ya sebutannya apa, pokoknya ini bakal jadi clue nanti hehehew. istilahnya panggilan lah ya, karakter yang lain nanti nyusul 🐱🐱

alright that's it, see ya! <33

loveu, Pay.

𝑯𝒆𝒂𝒗𝒆𝒏 𝒂𝒏𝒅 𝑩𝒂𝒄𝒌 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang