Menjenguk

775 56 4
                                    


HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ



Angel masih setia mengelus tangan dan rambut Bara walaupun sang anak sudah terlelap dari satu jam yang lalu, Bara tidur menyamping menghadapnya.

Tadi pagi Bara telah menyelesaikan terapinya ditemani oleh Anggara dan Saras. Karena Angel tak sanggup bila harus menemani Bara, putranya ini lahir dengan imun lemah dan itu lebih baik daripada kejadian hari sial yang mampu merubah nasib bungsunya sekarang.

Tak lama suara pintu terbuka lalu beberapa orang masuk dengan berisik,
Angel mengangkat tangan dan meletakannya di depan bibir, memberi tanda jika mereka jangan berisik.

"Jangan berisik, Bara lagi tidur" seru Calvin memukul pundak Jafar dan Riyan.

"Tau, udah jelas ini rumah sakit!" kesal Tara yang memang tidak suka dengan teman-temannya Bara, entah kenapa.

"Biasa aja dong anj" Jafar ingin menghampiri Tara tapi di tahan oleh Harun

"Jaf, udah!"

"Kalian kalo mau berantem mending pulang, gausah jenguk adek gue." kesal Juan lalu pergi menghampiri Angel dan Bara "Grandpa sama grandma udah pulang?" tanya Juan pada Angel

Angel tersenyum pada putra sulungnya itu, lalu menggenggam tangan Juan yang berada di sampingnya "Udah sayang, kata ayah tadi abang kesiangan?"

"Iya, tapi gerbangnya belum ditutup."

"Syukurlah, udah makan?"

Juan menggeleng lalu melirik Bara yang tertidur "Belum"

"Adek udah baikan kok bang, anaknya baru bisa tidur satu jam yang lalu" ucap Angel karena ia tau jika Juan sebenarnya ingin menanyakan kondisi sang adik.

"Nanti bunda pesan makan bareng yang lain, Bara juga soalnya belum makan lagi. Abang duduk dulu, suruh temen adek duduk juga sayang" Juan berdehem untuk menanggapi sang bunda, lalu ia berjalan menghampiri yang lain

Stefan yang sedari tadi diam akhirnya menarik tangan Tara untuk ia bawa terpisah dari teman-teman Bara "Kai, ikut kakak juga"

"Kalian duduk di sana, kalo emang mau nunggu Bara jangan pada berisik. Bara baru aja tidur" setelah berbicara Juan mengikuti langkah Stefan yang membawa dua adik sepupu mereka terpisah, tepat di pojok sebelah kiri.

Sedangkan kelima teman Bara di pojok kanan, ruangannya sangat luas jadi wajar jika memiliki banyak tempat untuk duduk jika ada yang menjenguk.

Angel akhirnya berdiri setelah memastikan Bara benar-benar tidur dengan nyenyak, ia menghampiri sulung dan keponakannya itu "Baru pulang sekolah langsung pada kesini?"

"Iya bun" jawab mereka

"Pasti pada laper ya? Kai sama Tara laper gak?" tanya Angel sambil mencubit pipi Kai gemas

"Bunda kebiasaan" Kai mengusap-ngusap pipinya

Angel tersenyum "Kai udah izin ke mamah belum?"

"Udah kok bun"

"Ini beneran pada laper gak anak bunda? Bunda mau beli makan, buat kalian. Sambil nunggu Bara bangun tadi susah tidur soalnya"

"Kalo Kai sih laper"

"Tara juga."

Stefan menghela napas saat adik-adiknya jujur jika mereka lapar, bukan menanyakan keadaan sang sepupu dulu "Sekarang keadaannya Bara gimana bun?" tanya Stefan pada akhirnya

"Bentar bunda beli makanan ya nunggu Bara bangun, buat temen-temen Bara juga. Bara udah baikan kak, tapi masih harus terus dipantau sama Jefran." Stefan mengangguk

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang