Keadaan (flasback 2)

1.6K 104 18
                                    

HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ

Lanjutan

Setelah sampai di rumah sakit Theo segera membawa Bara yang sudah terlihat seperti tak bernyawa tersebut. Nafas yang tidak bisa Theo rasakan, badan yang mendingin, dan tubuh yang membiru.

Salah satu dokter di sana yang kebetulan baru keluar dari ruangannya melihat Theo yang datang dengan penampilan berantakan membawa Bara, ia langsung saja menghampiri.

Setelah meletakan Bara di brankar, Theo berbicara. "Cepat bawa anak saya ke ruangan SAPUTRA, panggil dokter terbaik di rumah sakit ini!"

"Theo, Bara kenapa?" tanya sesorang tak lain memang dokter terbaik di rumah sakit ini.

Theo menoleh, "Jefran? Kebetulan lo di sini, ayo ikut gue ke ruang SAPUTRA. Lo harus tangani anak gue sekarang juga."

"Tunggu di sini, biar saya yang periksa"

Theo mengangguk, badannya sangat lemas melihat anaknya dalam keadaan seperti tadi. Saraf-saraf di otaknya seakan berhenti berfungsi.

"Theo!" teriak Angel yang baru saja datang

"Njel" setelah Angel sampai di hadapannya Theo memeluk istrinya itu dengan erat

"Te, gimana keadaan adek? Baik-baik aja kan"

Theo menggeleng, baik-baik saja? Bahkan ia tak merasakan lagi napas anaknya. "Jefran belum selesai memeriksanya"

1 jam kemudian, jefran keluar dengan wajah lelahnya

Theo dan Angel yang melihat jefran baru saja keluar dari ruang saputra lantas berdiri dari duduknya

"Jef, bagaimana keadaan Bara?" tanya Theo

"Maaf, sekarang ini aku belum cukup untuk memberitahu keadaan tuan kecil secara detail. Sepertinya Bara terlalu lama mencium asap rokok, hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru..... untuk itu Bara harus melakukan beberapa pemeriksaan. Untung saja kau membawanya cepat Theo, telat sedikit aku tidak yakin kalo tuan kecil akan selamat. Kau membawa tuan kecil dengan kondisi diujung maut, aku takut sekali menanganinya. Sekarang Bara akan di pindahkan ke ruang ICU karena kondisinya belum juga stabil, setelah membaik Baru akan kami periksa lebih lanjut."

Theo mengusap wajahnya dengan kasar, tidak sedikit pun dirinya membayangkan Bara pergi lebih dulu ke pangkuan sang Pencipta.

"Theo... " Angel yang mendengar ucapan Jefran barusan langsung melemas, mungkin tubuhnya akan menyentuh lantai yang dingin bila Theo tak secepat kilat menahannya.

"Njel" Theo menahan lalu mendekap Angel

"Adek Theo, adek" Angel menangis memeluk tubuh Theo

"Sayang, adek udah ditangani. Gaboleh gini" Theo mengusap punggung sang istri dengan lembut

"Sepertinya kau harus menenangkan Angel, Theo. Bawa dia beristirahat, pasti Angel sangat syok"

Theo mengangguk, "Terima kasih, Jef."

"Aku masuk lagi, keadaan Bara harus terus dipantau"

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang