Rasa kesal Theo

1.3K 73 10
                                    

HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ

"Gimana keadaan Bara, Jef?" tanya Angel, ia dan suami baru saja memasuki ruangan Jefran untuk membahas kondisi Bara.

Jefran menghela napas
"Bara menghirup asap rokok lagi, hal yang paling tidak boleh terjadi. Kalo kelamaan di diemin, makin gak baik buat paru-parunya."

Dalam hatinya, Theo sangat merasa kesal pada Bara beberapa kali ia bilang kepada Bara jangan pernah nongkrong gak jelas lagi tapi tetep diulangi.

"Terus keadaannya sekarang gimana?" tanya Theo

"Masih belum stabil dan bisa tiba-tiba sesak napas kembali, tapi udah cukup baik dari pada awal kalian bawa Bara kesini."

Theo menghela napas, dadanya bergemuruh menahan emosi yang akan meledak kapan saja.

"Karena kemarin Bara gak terapi apa hari ini bisa? Jangan jadikan hal seperti ini adalah hal biasa Theo, Njel. Walaupun Bara keliatan baik-baik aja tapi terapi harus terus dijalani supaya kondisinya tetap stabil."

"Lakukan hari ini. Makasih" Theo menarik tangan Angel untuk keluar dari ruangan Jefran

Jefran tak habis pikir dengan dua orang tua tersebut.

-

Kedua orang tersebut memasuki kamar rawat Bara, terlihat Bara yang sudah membuka matanya dan Juan yang sedang memainkan ponsel di sofa.

Angel menghampiri Bara
"Dek, udah bangun"

Theo tampak tak peduli, ia berjalan ke arah sofa dengan santai.

"Maafin aku" ucap Bara pelan sambil menatap Angel

Angel menatap balik mata sayu anaknya sambil mengelus rambut kecoklatan Bara "Kamu tau kamu salah?" tanya Angel

Bara mengangguk

"Udah berapa kali loh adek keluar rumah gak izin terus berakhir kaya gini?"

"Maaf, jangan marah"

Angel tersenyum "Bunda gak marah" ia tak marah, cuma kesel aja.

Bara melirik Theo yang fokus pada hp nya

"Ayah marah?" sumpah Theo kalo marahnya diem malah makin serem

"Ya menurutmu?"

"Kayanya, bun usap"

Tangan Angel terangkat untuk mengusap dada Bara "Makanya jangan nakal, dengerin semua yang di bilang sama ayah dan om Jefran."

"Hmmm"

"Ha hm ha hm kalo dikasih tau, eh itu sarapannya belum di makan?" ucap Angel ketika melihat bubur yang masih utuh di dalam mangkok.

"Belum"

"Ya makan dong sayang, bunda suapin ya" Angel baru akan mengambil mangkoknya tapi Bara menahan tangannya.

"Gak mau itu gak enak bun"

"Sarapan apa dong kamu?" tanya Angel, sudah terlampau biasa menghadapi Bara yang ogah makan olahan rumah sakit.

"Nanti sarapannya"

Angel menghela napas lelah,"Jangan keseringan gitu loh kamu dek" Angel menjeda ucapannya, "nanti kata om Jefran kamu terapi hari ini."

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang