Penyakitan ya?

1.5K 129 38
                                    

HAPPY READINGʕ •ₒ• ʔ

Ceklek

Angel membuka pintu kamar Bara dengen perlahan, Theo dan Juan sudah siap. Tapi kenapa anak bungsunya belum juga kelihatan, dan setelah masuk ke dalam kamar sang anak ternyata masih tertidur pulas di kasurnya.

Angel berjalan untuk membuka gorden besar, lalu setelahnya menghampiri Bara "Sayang, bangun"

"Bara" Angel mengguncang pelan bahu anaknya

"Udah pagi, ayah sama abang udah pada siap loh kamu belum bangun."

Angel beralih menepuk pipi Bara "Adek, hei bangun"

"Nak" Angel melihat lebih jelas wajah Bara yang cukup pucat itu, wajah bungsunya terlihat pias

Angel sekarang dilanda khawatir, tapi urung saat melihat akhirnya sang anak membuka mata. Syukurlah, pikirannya sudah aneh-aneh barusan.

"Pagi anak bunda" Angel tersenyum melihat anaknya mengerjapkan mata beberapa kali

"Ya Tuhan, ternyata masih hidup" Setelah merasakan sakit yang amat sangat menyiksa itu Bara kira ia sudah tidak bisa membuka mata kembali.

Bara menghempaskan tangan Angel saat melihat tangan Angel pasti akan merapikan rambutnya yang berantakan.

Senyum Angel luntur, sebelumnya Bara tidak pernah menolak jika di sentuh dan di perhatikan.

Bara bangun dari tidurnya "Minggir, bunda gak usah sok peduli lagi."

"Kenapa, dek?" tentu saja Angel kaget dengan sikap bungsunya

Bara meraih ponselnya yang tergeletak di lantai, bahkan bundanya tak sadar jika benda itu berada di bawah. Bara segera menelpon Harun, ia akan minta jemput pada Harun semoga saja temannya ini belum berangkat.

"Hallo run, lo belum berangkat kan? Gue nebeng dong, kaya biasa nanti ke rumah aja tapi tunggu dulu 5-10 menit lagi soalnya gue Baru bangun"

Setelah Harun mengatakan iya Bara segera mengakhiri panggilan

"Abang kamu nungguin loh di bawah, kenapa malah mau berangkat bareng Harun" ucap Angel

Bara segera menyambar handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi

Angel menghela napas, ini Bara lagi mode apa?

"Bunda tunggu di bawah ya sayang"

Theo melihat Angel keluar dari lift dengan muka yang tidak mengenakan "Kamu kenapa?" tanya Theo

"Bara kenapa ketus sama aku ya tadi, perasaan kemaren baik-baik aja"

"Mood anak-anak, jangan dipikirin. Aku ingin mulai sarapan sekarang bisa telat kalo gini terus"

"Tapi Bara belum turun, mas."

"Ya kalo nungguin dia sampai kapan Njel, lagian biasanya juga udah kabur duluan."

Iya, Angel sempat berpikir jika Bara sudah berangkat tapi ternyata masih tertidur pulas.

Beberapa menit kemudian

Bara nenuruni tangga dengan terburu-buru, Harun sudah menunggunya di luar gerbang.

Tidak peduli jika pijakannya bisa saja salah karena menglihatannya yang sedikit mengabur karena pusing yang mendera sejak bangun tidur tadi.

Juan yang sedari tadi cuma diam menyimak, tak lama mendengar suara sepatu yang nenuruni tangga.

Jelas kaget saat melihat Bara menuruni anak tangga dengan cepat "Bar! Hati-hati!"

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang