Pulang

410 93 7
                                    

HAPPY READINGʕ •ₒ• ʔ

Hari sudah menjelang pagi, anaknya akan kembali ke rumah setelah kurang lebih satu minggu di rumah sakit. Bara sudah menjalani pemeriksaan disekitar area dadanya dan Jef mengatakan jika ada tulang rusuk Bara yang patah, butuh beberapa minggu untuk Bara bisa pulih sepenuhnya. Angel selalu berharap Bara akan selalu sehat kedepannya.

"Bun" panggil Bara kepada Angel yang sedang merapikan kebutuhannya selama di rumah sakit untuk dibawa pulang

"Iya, kenapa?" Angel menoleh, mendapati sang anak yang menatapnya

"Maaf ya, aku selalu buat bunda repot"

Setelah selesai dengan barangnya Angel segera mendekati Bara "Sudah menjadi tugas seorang ibu, sayang. Bunda seneng adek boleh pulang hari ini"

Bara tersenyum tipis "Terima kasih, bun"

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Theo dan Juan tidak lagi datang untuk menjenguknya. Yang menjaga seharian adalah bunda, bahkan hari ini weekend pun mereka tidak ada yang menjemputnya di rumah sakit.

Bara tidak tau dengan cara apa mereka harus berdamai, ia tidak bisa seperti ini terus-menerus dengan ayah dan saudaranya.

Angel melihat sekilas raut wajah Bara, seperti sedang memikirkan sesuatu "Ada bunda di sini, nak. Jangan mikirin yang gak ada."

"Bun, boleh gak Bara tinggal di apartemen aja?"

Angel langsung menghentikan kegiatannya, anaknya ini sedang bercanda?

"Nggak! Kamu punya rumah ngapain tinggal di sana." Setelah semua barang anaknya terkemas, Angel segera mendekati Bara. "Dek, kamu masih punya bunda sama ayah."

Bara hanya bingung harus seperti apa berinteraksi setelah kejadian beberapa saat yang lalu dengan ayahnya.

"Setidaknya sampai ayah sendiri yang mengaku kalau aku memang anaknya"

"Nggak ya, gak akan pernah bunda ijinkan."

"Aku mohon bun"

"Nggak! Siapa yang siapin sarapan sama kebutuhan kamu kalo kamu tinggal terpisah dari bunda!" Angel tanpa sadar meninggikan suaranya di depan Bara

Bara terdiam, apa yang bunda bilang benar karena dirinya masih bergantung pada orang tua.

Angel langsung memegang tangan anaknya "Dek, bukan begitu maksud bunda. Bunda cuma gak mau jauh-jauh dari kamu."

"Makasih bun" Bara menarik tangannya dari sang bunda "Ada yang bisa aku bantu?"

"Sudah selesai semua, ayo kita pulang"

"Sini aku yang bawa tas nya"

"Nggak, biar bunda" Angel memindahkan tas bawaan barang ke tangan satunya, supaya tidak bisa dijangkau oleh Bara. mereka pun berjalan menuju luar rumah sakit.

"Adek, tunggu di sini ya? Bunda mau ambil mobil ke parkiran"

Jelas saja Bara terkejut, kenapa tidak ada pak Han yang menjemput?

"Pak Han memang kemana?"

Angel tersenyum "Gapapa, bunda emang mau bawa mobil sendiri. Kamu tunggu di sini ya" setelah melihat Bara mengangguk Angel segera menuju parkiran.

Tidak biasa bundanya seperti itu, selagi menunggu Angel mengambil mobil Bara merapatkan tubuhnya pada tiang lobby rumah sakit itu untuk bersandar, berjalan dan berdiri sebentar saja sudah merasakan sakit hingga menembus punggungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang