Jemput yang kabur

1K 81 11
                                    

HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ





Juan baru saja keluar dari lift, ia melihat Angel dan Theo yang seperti tidak tenang di ruang tengah.

"Adek kemana dong Theo, ini masih pagi"

"Aku juga gatau njel, ini aku udah suruh bodyguard buat nyari."

"Terus kamu mau diem aja gitu di sini?" tanya Angel menatap Theo, apakah Theo tak niat untuk mencari Bara?

"Nunggu dulu ya, nanti kalo udah ketemu posisinya Bara di mana baru kita jemput"

"Kalo kamu gamau cari biar aku aja!" Angel baru akan melangkah, tapi Theo menahannya

"Sayang, aku yakin Bara gapapa paling sekarang lagi sama Riyan."

"Bun, yah. Bara emang kemana?" tanya Juan yang baru sampe

Angel melirik Juan, "Bang, adek kamu pagi-pagi udah nggak ada di kamar. Ayo anter bunda buat cari dia"

Sebenernya Theo bukan tak niat untuk mencari Bara, ia hanya memberikan waktu bebas kepada Bara sebentar sebelum ia menghukum dan mengurungnya. Karena sumpah, Theo paling tidak suka Bara keluar rumah tanpa izin seperti ini.

"Njel, nanti kita susulin adek tapi gak sekarang. Biarin dulu dia main sama temennya." Theo memeluk Angel

"Aku khawatir te, Bara suka nggak tau batasan kan hari ini jadwalnya check up,"

"Mending kita sekarang sarapan terus bersihin badan dulu, nanti kita jemput adek bareng-bareng" ucap Theo

Angel memukul dada Theo dan melepaskan pelukannya, bisa-bisanya suaminya ini memikirkan sarapan di saat salah satu putranya hilang.

"Aku gak suka cara kamu begini Theo, gak mikir anak kita sarapan atau belum. hah?!"

Theo tertawa, kesel juga pagi-pagi udah pada ribut gara-gara Bara yang emang sering kabur. Ia sudah terlanjur capek dengan tingkah bungsunya. "Yaudah mandi dulu aja, nanti sarapan bareng adek."

Angel kembali ke kamar meninggalkan Theo.

"Bang, mandi sana kita mau jemput adek" titah Theo kepada Juan yang asik duduk di sofa.

"Emang ayah udah tau posisi Bara di mana?" tanya Juan

Theo mengangguk, barusan bawahannya bilang kalo udah tau di mana Bara berada "adek mu itu sewa apart lagi buat tempat nongkrongnya, keren banget emang."

Kadang Juan heran, kenapa ayahnya bisa tau begitu cepat tadi sih bilangnya belum.

"Ayo cepet mandi, kita susulin"

"Kok aku harus ikut sih? Ayah aja lah sama bunda."

"Bang"

Paginya hancur gara-gara Bara, awas aja nanti kalo udah pulang. Udah tau Juan mager.

-

Bara merebahkan dirinya di kasur setelah sampai di apart yang baru saja Riyan sewa selama setahun kedepan.

"Lo mah memperkaya yang punya apart, Bar" Riyan membuka minuman bersoda yang ia beli sebelum sampai tadi.

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang