Berakhir tak sadar

1.6K 83 16
                                    

HAPPY READING ʕ •ₒ• ʔ

Pukul 17:00

Bara berlari dari kamar juan menuju ruang tamu yang berada di lantai dasar menggunakan tangga.

"Mau kmna lo hah" teriak juan sambil berusaha mengejar bara

juan tak terima saat tiba-tiba bara datang ke kamarnya lalu membuat kacau, padahal ia sedang asik bermain game.

"Ayah, bunda, tolongin" bara berlari kearah Theo dan Angel yang sedang berada diruang tengah.

"Bunda tolong" bara menghampiri lalu berusaha bersembunyi dibelakang Angel

"Ada apa, bang?" tanya bunda dengan heran kepada Juan

"Dia rusuh, aku lagi main game dikit lagi menang eh digangguin terus jadi kalah. ya aku dimarahin temen-temen gak terima lah" Theo dan Angel hanya menggelengkan kepalanya sedangkan bara masih berusaha menghindari sang kakak.

"Awas bunda jangan suka ngelindungin dia, kebiasaan ini anak suka nyari ribut" Juan berusaha menyentuh Bara tapi Bara dengan cepat menggerak-gerakan badan sang bunda supaya menghalanginya.

"Aduh dek, bahu bunda sakit dong" keluh bunda

"Maaf bun ini urgent. bang, Bara gak sengaja beneran deh"

"Gak sengaja apaan, jelas-jelas lo sengaja ngerusuh. Minggir napa bun" Juan sungguh merasa kesal kepada bara, bisa-bisanya menjadikan sang bunda sebagai pelindungnya.

"Mau kamu apain?" Tanya bunda, karena kalo sudah begini Juan gak akan segan tampol adiknya sendiri.

"Gak di apa-apain, minggir bunda nya" pinta Juan

"Jangan bun, nanti Bara dijadiin tumbal"

"Ck ngaco" decak Juan

"Bunda" rengek Bara ketika sang bunda malah menggeser tubuhnya ke samping

"Bunda mau lanjut nonton, dek" Angel pun kembali fokus dengan sinetron yang ia tonton.

Merekapun asik bergulat.

Theo dan Angel tak memperdulikannya, mereka fokus kembali pada kegiatan masing-masing. Theo yang masih fokus pada laptopnya karena ada beberapa pekerjaan yang belum selesai walaupun ini hari libur, sedangkan Angel asik menonton televisi. Sudah biasa mereka melihat Juan dan Bara berantem biasanya kalo Juan bener-bener kelewatan baru mereka akan lerai.

Juan menindih dan memeluk Bara erat, Bara memberontak membuat Juan semakin mengeratkan pelukannya. Tidak sedikitpun ia membiarkan sang adik untuk terlepas.

"Bang, minggir ih berat" ucap Bara

"Nggak, sebelum lo kapok"

"Berat ih, minggir dulu"

Juan semakin mengeratkan pelukannya
"Gak, bilang aja lo mau kabur!"

"Sakit tau bang, berat."

"Alesan"

"Seriusan gue pengap, lo yang kira-kira dong. apaan si" kesal Bara

"Lo yang berani mulai, sekarang harus dapat balasannya"

"Lepasin" Bara tak bohong, Juan memeluknya begitu erat hingga membuat ia sedikit kesusahan untuk mengambil napas.

Juan seolah-olah menulikan telinganya, dia masih ingin melihat adiknya ternistakan.

"Alesan mulu, suka banget drama ya lo"

"Beneran anj-" Bara menggantung ucapannya, lupa kalo sekarang lagi ada orang tuanya. Bisa-bisa malah kena marah.

Bara Alfarel SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang