Chapter XXI

806 65 14
                                    

Cerita ini adalah Fiksi. Jangan samakan cerita ini dengan sejarah asli.

.

.

.

Netherland dan Indonesia bertatap-tatapan. Dahi Indonesia menekuk sambil di dalam hatinya, mengutuk-kutuki sapiderman yang menghalang supirnya itu, hingga membuatnya terjebak dengan negara yang dia tidak sukai. Sedangkan Netherland hanya tersenyum melihat negara yang cantik itu dihadapannya.

"Apa kau ingin pulang ke hotel bersamaku?" Tanya Neth dengan senyuman manisnya itu, "Tampaknya supirmu itu tidak bisa menjemputmu." 

Indonesia segera menggeleng, "Aku tidak mau, aku bisa berjalan sendiri." Indo menatap dan tersenyum sarkas pada Neth, "Tidak sopan bagiku untuk merepotkan bekas majikanku."

Neth mengerti bahwa perkataan Indonesia itu adalah sarkasme. Tapi sarkasme itu adalah kebahagiaan sendiri bagi Netherland. "Kau itu berbeda ya sekarang. Kau yang dulu sangat lembut dihadapanku, dan tidak berani menggigitku." Neth tersenyum, "Tapi kau yang sekarang sudah berani menggigitku."

"Aku tidak takut padamu Neth. Masa lalu biarlah masa lalu." Jawab Indo dengan penuh kepercayaan diri. CIAELAH ASOY GEBOY, MASA LALU~ BIARLAH MASA LALU~

Nahkan Indo malah nyanyi dalam hati.

"Tidak takut atau tidak ingat?" Seringai Neth. 

"......" Indonesia terdiam. Jujur saja ia tidak ingat tentang masa penjajahan itu, karena hilang ingatan yang ia alami itu. Walau ia hilang ingatan, mendengar tentang penjajahan itu dari warga-warganya saja, membuat Indonesia memiliki ketidaksukaan pada Neth. 

"Jika kau ingat tentang itu, mungkin kau tidak berani menjawabku." Neth perlahan-lahan mendekatkan bibirnya ke telinga Indonesia, "Dan mengingat malam-malam bersamaku."

Indonesia segera menjauh karena merinding mendengar perkataan Neth, "Maksudnya apa woy?! Malam-malam bersamamu? T-tunggu dulu, kita pernah melakukan itu?!"

"Itu adalah hal biasa dalam masalah penjajahan. Melayaniku itu dulu kan tugasmu." Jawab Neth santai. "Walau begitu, aku ini menganggapmu seperti istriku sendiri. Kau dulu terlihat seperti istri yang melayani suaminya."

Indonesia segera mencengkram bokongnya sendiri, melindungi bokongnya yang indah itu dari Neth. "HIIII!! Jauh-jauh sana! Dasar negara suka negara." Indonesia dapat merasakan bulu kuduknya mulai melarikan diri dari kulitnya 

Neth terkekeh melihat wajah Indonesia yang merinding. Di matanya Indonesia sperti kucing yang tidak ingin mendekat dengan majikannya.

"Holland!" Panggil Belgium. Belgium dan Luxembourg melambai pada Neth. "Kami akan kembali ke hotel! Apa kau akan ikut?" Tanya mereka pada Netherland.

Netherland ternyum pada 2 saudaranya itu lalu menatap Indonesia, "Kau ikut Indo? Kau akan tersesat jika kau disini sendirian."

"Aku berangkat sendiri. Dan pulang juga sendiri." Jawab Indonesia ketus, "Terimakasih pada tawaranmu tapi aku menolak."

"Kau yakin? Ku dengar America tertarik denganmu. Terutama dengan tambang emasmu. Dan sepertinya aku juga melihatnya di sekitaran sini." 

"B-baiklah, aku akan ikut denganmu." Jujur saja America lebih menakutkan daripada Netherland. Karena di mata Indonesia, America adalah orang yang egois dan suka ikut campur masalah orang lain.

.

.

.

"Aku tak menyangka akan bisa satu mobil denganmu Indonesia." Kata Belgium pada Indonesia dengan senyuman manis. "Lebih tepatnya. Aku kaget kau ingin pulang dengan kami."

Luxembourg juga ikut menatap Indonesia setelah Belgium berkata hal itu padanya. "Ku kira kau kesal dengan kami. Maksudku. Kau terlihat tidak suka dengan bangsa eropa seperti kami."

Indonesia yang duduk terjepit antara Netherland dan Luxembourg di dalam mobil itu menatap Belgium dan Luxembourg satu persatu, lalu ia menghela nafasnya. "Aku bukannya tidak suka pada kalian. Hanya..." Indonesia menatap Netherland, "...Aku hanya tidak suka satu negara saja."

Netherland tersenyum ketika Indonesia menatapnya. "Kau masih tidak suka padaku Indo? Padahal aku sudah meminta maaf." Ucap Neth santai

"Tetap saja. Jika kau memecahkan gelas kaca, lalu menyatukannya kembali, retakan itu masih terlihat." Indonesia mendengus kesal setelah Neth berkata begitu. "Lalu... Jika kau mengatakan bahwa aku melayanimu seperti itu. Kasihan sekali wanita-wanitaku di zaman kau menjajah."

"Kau berkata begitu padaku, tapi bangsamu juga melakukan hal itu di kejadian 98." Jawab Netherland sambil tetap memampang senyumannya itu di wajahnya.

Indonesia terdiam, rasanya kesal sekali mengingat bangsanya sebelum masa reformasi. Kekacauan dimana-mana, krisis moneter, dan hal-hal yang mengacaukan HAM. 

Luxembourg dan Belgium juga ikut terdiam, karena hawa antara Netherland dan Indonesia sudah mulai panas. Netherland seperti predator yang tersenyum, senang karena mangsanya melawan padanya. Dan Indonesia terlihat seperti burung elang yang menatap tajam musuhnya.

Tapi Indonesia berhenti menatap tajam Netherland ketika ia sadar bahwa ia akan segera sampai di Hotel. "Terimakasih atas tumpangannya. Tuan Luxembourg, Nona Belgium dan... Tuan Netherland." Dia menatap tajam Neth sebentar lalu tersenyum pada Belgium dan Luxembourg.

"Sama-sama Indonesia." Jawab Belgium dengan canggung. Sedangkan Luxembourg hanya mengangguk dan Netherland yang masih tersenyum pada Indonesia.

Setelah mereka ber-4 turun dari mobil tersebut, Indonesia sekali lagi mengucapkan terimakasih lalu menuju ke ruangan khusus ASEAN. Belgium dan Luxembourg langsung bertatapan lalu mata mereka berdua pada Neth.

"Neth, kau tau kan Indonesia masih dendam padamu. Tapi kamu masih saja ingin mendekatinya." Ucap Luxembourg kesal karena Netherland masih keras kepala ingin mendekati Indonesia. "Setidaknya pemerintahan kalian tidak bertengkar."

"Luxem, kau tidak akan mengerti." Jawab Netherland, "Aku tidak menginginkan negaranya. Aku hanya ingin dirinya."

Belgium segera menghela nafas ketika mendengar Neth berkata begitu pada Luxembourg. Belgium menatap Luxembourg lalu menggelengkan kepalanya. Belgium sudah pasrah dengan keras kepalanya kakaknya itu.

"Jepang sialan itu pasti senang sekali dengan Indonesia." Gumam Netherland dengan nada kesal. Neth berbalik dan menatap kedua saudaranya itu, "5 Jam. Bayangkan saja dia bisa melakukannya 5 jam, mana rela aku melepaskannya begitu saja."

"Aku akan bawa Vatican kesini." - Luxembourg

"Aku setuju." - Belgium

.

.

.

Indonesia yang baru saja sampai di ruangan asean itu segera merebahkan dirinya di sofa. "AAAAAAAAAHHHHHH!" Teriaknya frustasi.

Brunei yang kaget karena teriakan frustasi Indonesia itu hampir saja lewat karena hampir memakan biji salak. Brunei menengok pada Indo, "Kau ini kenapa? Tetiba teriak tanpa alasan.

"Netherland itu bikin kesal! Melihat mukanya saja sudah buat aku darah tinggi!" Indonesia mencengkram keras bantal sofa di dekatnya. 

"Jangan terlalu kesal Indo. Nanti jatuh cinta."

"IDIH!!"

.

.

.

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang