𝘽𝙖𝙣𝙩𝙪𝙖𝙣 𝙎𝙤𝙫𝙞𝙚𝙩

4.4K 428 191
                                    

3rd Person POV

Hari ini adalah dimana Soviet akan membantu Indonesia dalam pengambilan Irian jaya

"Indonesia, ini adalah bantuan dariku" ucap Soviet pada negara idamannya itu

"Terimakasih banyak, aku berhutang banyak padamu" ucap Indonesia sambil tersenyum manis

Dengan hanya melakukan sesuatu di kasur hutangmu lunas. Ingin sekali Soviet berkata begitu, tapi dia ingat bahwa Indonesia masih dibilang muda, entar dia di nyinyirin sama anak-anaknya

"Aku juga menawarkan sesuatu lagi padamu" Indonesia memiringkan kepalanya tak mengerti apa maksudnya Soviet. "Tentaramu akan berlatih di Moskow"

"Eh?! Kau yakin" kaget Indonesia. "Kau sudah sangat baik, terimakasih banyak sudah mau mendukungku"

"Tentu saja" Soviet tersenyum pada Indonesia

"Jadi, sebagai gantinya, aku mau melakukan apa saja yang kau perintahkan hari ini" kata-kata Indo itu membuat Soviet kaget serta bahagia

"Apa saja"

Indonesia mengangguk. Soviet tampak berfikir, dia sebenarnya tau apa yang ingin dia perintahkan ke Indo, tapi dia harus berfikir supaya ga ketauan anak-anaknya

"Папа! Indonesia!" Seru Belarus dan memeluk Indonesia serta ayahnya. "Ayah, jangan bikin perintah macam-macam ya" Belarus tersenyum tajam pada ayahnya itu

"Aku ingin berada di samping Indonesia ah!" Ucap Ukraine lalu memeluk Indonesia

Hancur sudah rencana Soviet, ia tak bisa mengusir anak-anaknya, karena dia pikir tipe Indonesia adalah tipe yang penyayang

Soviet mengalah dan membiarkan anak-anaknya itu dekat dengan Indonesia

Russia dapat kesempatan untuk mendekati Indonesia, tapi dia ingat pesan belarus, jadi dia harus diam-diam melihat Indonesia

Russia pun menjauhi Indonesia dan mendekati ayahnya yang juga jauh dari Indonesia

"Ayah, aku punya pertanyaan" ucap datar Russia

"Tanyakan saja Russia" ucap Soviet sambil menyentuh pundak anaknya yang sedikit lagi setinggi dirinya

"Apa ayah akan tetap bersahabat dengan Indonesia, selamanya"

"Persahabatan itu bisa berakhir Russia. Tapi jika itu benar-benar terjadi, ku harap kau yang akan memperbaiki hubungan persahabatan itu" ucap Soviet dan membenarkan Ushanka Russia

Russia menatap diam ayahnya lalu matanya menatap Indonesia

.
.
.

"Terimakasih sudah ingin mengajarkan kami tuan Soviet" tunduk TNI pada sahabatnya Indonesia itu

"Bukan apa-apa" ucap Soviet dan matanya kembali tertuju pada prajurit yang sedang berlatih

"Indonesia senang sekali bersahabat dengan anda, terima kasih" ucap TNI

Soviet menyalakan koreknya dan memasukan rokok ke mulutnya. "Ya, sama-sama. Em.. TNI bisakah aku menanyaimu sesuatu?"

TNI menatap Soviet. "Ya, boleh saja Tuan"

"Ini hanya diantara kita berdua"

TNI mengangguk. "Percayakan saja padaku"

"... Apa tipe Indonesia?"

"... Tuan, maaf maksud tuan Tipe apa?..."

"Tipe suami"

"... Eeee" TNI berfikir. "Saya kurang tahu, bagaimana jika anda tanyakan sendiri"

"..." Soviet menatap TNI datar

"Maaf tuan saya benar-benar tak tahu" ucap sopan TNI

Soviet menghembuskan nafasnya. "Baiklah kalau begitu"

"Apa mau saya tanyakan?"

"Boleh?"

"Tentu saja Tuan"

"Baiklah, aku tunggu" Soviet berjalan pergi meninggalkan TNI

TNI POV

Tipe Tuan Indonesia ya...
Tuan Indonesia tak pernah sama sekali berbicara tentang cinta padaku, sebaiknya aku langsung tanya saja

Aku berjalan mencari Indonesia, ternyata dia sedang bersama Russia

"Ahaha.. Russia kamu tau banyak soal tadi" tawa Indonesia

"Terimakasih, itu sangat mudah" ucap Russia

Aku berjalan ke hadapan mereka berdua, "Tuan Indonesia, ada yang harus ku bicarakan"

"Apa itu TNI?" Tanya tuan Indonesia

Aku menarik nafasku, "Tuan, tipe idaman tuan itu seperti apa?" Tanyaku

"Idaman? Rumah? Makanan? Atau-"

"Pasangan atau bisa dibilang kekasih"

"... Aku... Aku tak punya"

"Maksud tuan? Tak punya?"

"Aku mau saja menikah dengan orang yang aku kenal, dan itu harus di setujui oleh orang tuaku, dan paling penting adalah dia benar-benar sayang padaku" jawabnya

"Baiklah tuan, aku pergi" setelah aku mendapat jawabannya itu, aku berlari mencari Tuan Soviet, lalu menceritakan tentang semuanya itu

"Hmm.. baiklah, terimakasih TNI" ucap Soviet

"Sama-sama tuan" aku pun berjalan pergi

Diriku masih bertanya-tanya, kenapa tuan Soviet menanyakan tipe tuan Indonesia, apa dia akan mencarikan jodoh pada tuan Indonesia?

Hmm... Berarti aku akan memiliki keponakan, sebaiknya aku mulai bersiap-siap menjadi Paman

"TNI~"

Suara ini, aku kenal suara flirty ini, PFI

"Apa mau mu PFI? Bagaimana kau bisa datang ke Russia?" Tanyaku sambil menodongkan senjata ke kepalanya

Dia cemberut. "Huuh, kau ini bukannya aku disambut kau malah menodongkan aku dengan senjata. Aku datang karena aku kangen padamu" dia bergelayutan pada lenganku

Laki-laki ini, *Sigh* aku sudah pasrah menghadapinya

"Temani aku jalan-jalan yuk!" Serunya

"Aku menolak, aku masih memiliki pekerjaan" jawabku dingin

"Kau ini, oh ayolah, aku kan pacarmu"

"Sejak kapan?"

"Hmp, jika kau ga mau menemaniku, aku akan berteriak"

"Teriak saja, palingan kamu bakal dikira monyet sama orang-orang"

"Jahad" dia pun memukuli dadaku pelan. Dia ini punya tenaga ga sih?

.
.
.

PFI: "Kamu jahat maz!" //Mukul TNI pake full tenaga//

TNI: //Kena pukulan

PFI: E--eh.. maaf Maz //Panic

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang