𝙆𝙞𝙢𝙞𝙡𝙨𝙪𝙣𝙜𝙞𝙖

3.8K 401 38
                                    

Indonesia POV

Sekarang tanggal 15 April, aku dan Pak Karno sudah menyiapkan sesuatu untuk Bapak Kim Il Sung

Itu adalah bunga yang kami ambil dari Kebun raya Bogor, bunga cantik yang belum di beri nama

Bunga itu adalah bunga satu-satunya yang ada di dunia

Sekarang aku sedang berhadapan dengan North Korea, aku terus tersenyum di hadapannya

N.K. hanya menatapku datar dan aku melihat raut wajahnya yang kebingungan. "Kau tampak bahagia saat ini, ada apa?"

"Nanti kau akan tahu" aku terus tersenyum padanya

Dia menarik tanganku dan mendekatkan diriku padanya, lalu ia menggelitiki perutku

Aku tertawa karena perbuatannya itu, aku mendorong dadanya tapi dia sama sekali tak tergeser karena itu, apa aku terlalu lemah yak

"Kalian berdua ini cocok sekali" tawa Pak Kim dan Pak Karno pun ikutan tertawa

Aku ikutan tertawa sedangkan N.K. diam da mukanya memerah, sepertinya dia baru pertama kali di jodoh-jodohkan dengan negara lain

Kami berkumpul di satu tempat, Pak Soekarno memberikan bunga yang tadi kami ambil di kebun raya

"Bunga ini adalah hadiah ulang tahun bapak Kim, bunga ini hanya ada satu di dunia, dan saya namai bunga ini dengan nama Kimilsungia.." ucap Pak Karno sambil menyerahkan bunga itu ke Pak Kim

Pak Kim tersenyum dan mencium aroma bunga itu, "Terimakasih banyak atas hadiahnya, saya suka"

N.K. tersenyum padaku, kali ini baru pertama kalinya aku melihatnya tersenyum, "Terimakasih"

Aku ikutan tersenyum, "Sama sama"

"Jadi? Mau jalan?" Ajaknya, jalan ya? Boleh lah lagi pula aku juga lagi bosen

N.K. membuka tangannya untukku, aku menggenggam tangannya dan berjalan di sampingnya. Kita berdua masuk ke mobil

"Bisakah kita ke kebun rayamu? Aku ingin melihat-lihat disana, aku tertarik dengan kebun itu" ucap N.K. dia masih menggenggam tanganku

Aku tersenyum, "Tentu saja" aku menengok ke arah supir, "Tolong ke kebun raya"

Supir itu mengangguk dan mulai mengendarai mobil menuju ke Kebun Raya

Aku sama sekali tidak memiliki bahan pembicaraan sekarang, jadi aku memutuskan untuk diam

North Korea POV

Sepertinya Indonesia tidak memiliki bahan pembicaraan, aku menatap ke jalan, sepertinya ini akan lama

Tangan kami masih berpegangan, tangan Indonesia benar-benar hangat, aku jadi sangat nyaman begini

Mata Indonesia menatap keluar jendela, matanya tampak sayu sepertinya angin ac membuatnya ingin tertidur

Aku menyenderkan kepalaku dipundaknya, dia menatapku lalu ia menyenderkan kepalanya diatas kepalaku

Aku menutup mataku dan tangannya mulai memeluk diriku

Sebaiknya aku menggunakan kesempatan ini, aku mendekatkan wajahku pada lehernya dan tanganku mulai memeluknya

Benar-benar wangi..

Dan aku mulai tertidur

.
.
.

"Korea Utara" Korea Utara? Siapa yang memanggilku dengan nama itu, aku membuka mataku dan melihat Indonesia

"Korea Utara?" Aku menatap Indonesia dengan bingung

"Korea Utara adalah panggilanmu di bahasaku, bisakah aku memanggilmu dengan itu?"

"Tentu saja bisa" aku melihat ke sekeliling, sudah sampai ya, aku turun dari mobil dan mulai melihat-lihat kebun raya yang Indah itu

Selama berjalan-jalan aku bergandengan dengan Indonesia, negara itu terus tersenyum di depanku

.
.
.

Hari ini adalah Hari terakhirku di negara indah ini, rasanya negara ini seperti rumah ke duaku

Keindahan alamnya, orang disini yang ramah-tamah dan... Negara merah putih yang manis dan hangat

Aku keluar dari kamar dan menemui Indonesia di meja makan, dia menatapku dengan senyuman manisnya

"Pagi!" Sapanya dengan hangat

"Pagi.." balasku dengan nada datar

Aku duduk berhadapan dengan Indonesia dan mulai memakan sarapanku dengan diam, dia memandangku dengan tatapan hangat

"Hari ini hari terakhirmu disini ya?" Dia mulai berfikir, tangannya memapang wajahnya. "Yahh sepi lagi deh disini"

Aku menatapnya, dan mulai mencubit pipinya

"Ouch! Ko aku di cubit?" Indo mengusap-usap pipinya yang bekas aku cubit

Aku tersenyum lagi padanya, "Aku kan bisa berkunjung lagi"

Dia tersenyum menanggapi ucapanku itu, dia berdiri dan kita berdua mulai memasuki mobil

.
.
.

Indonesia POV

Aku mengantarkan North Korea ke Bandara dengan hati sedih, tapi aku tetap memaksakan senyuman pada wajahku

Dia menarik tangga menuju ke pintu pesawat, dia melambaikan tangannya padaku, dan aku membalasnya

Setelah pintu pesawat itu tertutup aku mulai berjalan balik ke mobilku. Sampai di mobil aku menutup mataku agar perasaan sedih ini hilang

.
.
.

Indonesia: "Wah ultahnya sama kayak Ultah Author"

"Mungkin karena itu aku lebih suka Komunis"

Indonesia: "anda jadi Komunis, ntar anda saia culiq"

"Lah kan gue Lucipernya! Ko gue yang di culiq"

.
.
.

AAAAAAAA GUE LUPA APDETT
//nangid
Gomennnn~~

Di karenakan Author lupa, jadi chapternya aku apdet 2 hari ini ^^

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang