Chapter XXII

820 101 17
                                    

Indonesia POV

Rasanya sial ketika aku bertemu dengan mantan penjajahku. Inggris, Belanda, dan yang lainnya. Aku merasa kesal, tapi aku kesal kenapa ya? Aku bahkan melupakan bagaimana aku di jajah. Aduh... otakku pusing. 

"Are you okay, Indo?" Brunei adikku itu menatapku dengan khawatir. "Muka you pucat dan you tampak sakit." 

Aku seharusnya tidak membuatnya khawatir. Kakak macam apa aku ini. Aku segera tersenyum pada Brunei. "Aku gapapa, serius." Aku lalu duduk di sofa dan mendesah dengan kencang. "AHH"

Brunei mengernyitkan dahinya. "Hoy?! You ini kenapa mendesah?! Musim kawin ye?" Terkadang mulutnya kurang ajar, ingin sekali pipinya aku comot, lalu ku bulat-bulat, lalu ku jadikan layang-layang.

"Gapapa capek aja." Aku lalu menatap tajam Brunei. Warna kuningnya mengingatkan ku dengan saus murtad. "Brun, kau ingat saat kita masih di jajah ga? Aku dulu seperti apa ya?" Tanyaku padanya yang lagi mengenyot jelly drink.

Brunei lalu berhenti mengenyot dan menatapku. "Hmm... Kenapa you tiba-tiba tanya kayak gitu?"

"..."

Brunei menghela nafas dalam. "Hei, abang Indo yang paling comel di seluruh belahan pantat (dunia) ini. Coba kasih tau i kenapa tiba-tiba bertanya macam itu."

"Aku cuma penasaran..." Jawabku dengan lemas. "Aku dulu kayak apa ya?"

Brunei lalu duduk disampingku dan menyenderkan kepalanya padaku. "Kakak dulu, sangat halus... Saking halusnya, kena sentuh dikit lecek."

"Bisa gitu."

"You ini tak pernah keluar bahasa dirty. Teriak anjing-pun tak pernah."

"Bukan gue ini kayaknya."

"You dulu kayak lelaki-lelaki softboy tau?" Brunei lalu memeluk Indonesia. "Abang-pun dulu paling soft sama Brunei."

3rd Person POV

Brunei mengingat dulu bagaimana Indonesia yang satu ini bersikap paling lembut padanya. Masa penjajahan itu memanglah kelam, rasanya juga sakit ketika mengingat hal-hal itu.

"Abang tak perlu risau. Walau kakak kehilangan ingatan tentang masa lalu. Brunei tetap disini sama You." Kata-kata Brunei ini membuat Indonesia terharu bawang.

Rasanya Indonesia ingin mengkokop pipi mustard Brunei itu. "Ya Allah lucunya~"

Dan terjadilah pengkokopan pipi Brunei, saking gemasnya kata-kata Brunei pada Indonesia.

"Weh ternodai aku bah." - Brunei

.
.
.
.
.
.
.
.

"Hoi, Russia!"

"Apa Belarus?" Russia menatap tajam saudarinya itu. Russia tentu tau apa yang ingin di bicarakan oleh saudarinya itu.

Belarus mendecak. "Tch, Kenapa Indonesia seperti orang linglung?! Apa dia tidak mau mengenal kita karena Ayah sudah tiada?!"

Naiknya suara Belarus menggangu pikiran Uzbekistan. "Belarus, tenanglah. Mungkin dia hanya kaget karena setelah sekian lama dia tidak bertemu kita."

"Kalian semua salah." Ukraine ikut dalam percakapan itu. "Itu karena Indonesia hilang ingatan."

Semua anak Soviet itu lalu memandang satu sama lain. Kecuali Russia yang menatap tajam Ukraine.

Indonesia hilang ingatan... Tentu saja Russia tau, orang dia yang menyelamatkan Indonesia. Tapi masalah ini, hanya para ASEAN saja yang tahu.

"Cukup." Russia segera bangun dari kursinya. Dengan dingin ia menatap seluruh saudara-saudaranya itu. "Ukraine, jangan membuat omong kosong."

"Aku hanya dapat kabar burung." Ukraine tersenyum jail sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Kabar burung darimana?" - Belaruss

"Tentu saja dari si hebat Amerika." Ukraine lalu menatap Russia. "Kau tau kan, yang paling hebat sekarang Amerika?"

Russia hampir saja memukul dinding, tentu saja ia marah. Harusnya kehebatan itu milik ayahnya. "Diamlah Ukraine."

"Sudahlah." Kazakhstan menjadi penengah antara Ukraine dan Russia. "Jangan di permasalahkan. Mau Indonesia mau mengenal kita atau tidak mau mengenal kita, itu bukan urusan kita."

Setelah Kazakh berbicara begitu Russia berjalan keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Ukraine, Kazakhstan dan Belaruss yang kebingungan.

Belaruss menatap Ukraine. "Kau ku beritahu saja ya Ukraine. Dekat dengan pecinta uang itu tidak akan membuat bagus."

Kazakhstan setuju dengan Belarussia. Tak ada bagusnya dekat dengan Joe, rasanya seperti dimanfaatkan terus menerus.

.
.
.
.
.
.

Sumpah gue udah kaga nulis bertahun-tahun jir. Dan setelah gue baca ini cerita, ada beberapa hal yang harus aku terangin.

Dengan agama. Aku harap kalian ngerti kalau Indonesia, dan negara yang lain tidak memiliki agama. Tapi penduduknya masih memiliki agama.

Dan untuk kepastian gender. Indonesia itu laki-laki dan Russia juga laki-laki. Jadi ini adalah bxb, terimakasih.

Yang homophobic, diharapkan untuk tidak dibaca.

Sekian dari Lucy, terimakasih.

Give me 100 vote, dan aku bakal update. Thanks.

.
.
.
.
.
.
.

"Ternyata aku dulu menye-menye ya."

"Tidak, kau dulu orang paling kuat yang aku kenal." Ucap Brunei sambil memijati kepala Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang