𝙆𝙪𝙣𝙟𝙪𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙤𝙫𝙞𝙚𝙩

5K 462 168
                                    

Indonesia POV

Hari ini aku dapat kabar dari Soviet, bahwa dia akan mengunjungi negaraku bersama anak-anaknya

Wahhh... Aku sangat tak sabar menunggu sahabatku datang berkunjung ke negaraku

.
.
.

Hari yang kutunggu-tunggu tiba, aku dengan bersemangat menunggu sahabatku keluar dari pesawatnya

Semua rakyatku menyambut kedatangan mereka dengan bahagia, sangat bahagia

Aku melihat Soviet turun dari pesawatnya dan berjalan ke arahku. "Indonesia! Apa kabar?" Sapanya dan memelukku

"Baik, Soviet" jawabku dan mencium pipinya, seperti apa yang selalu kita lakukan

Dan aku juga menyapa anak-anaknya, "Hai semuanya"

3rd person POV

"Hai, calon istriku di masa depan!" Seru Belarus menggunakan bahasanya

"Hei, seharusnya kan kamu yang jadi istrinya" sewot Kazakhstan pada Belarus yang gendernya perempuan

Belarus pun memukul kepala Kazakhstan, "Dia terlalu imut dan cantik untuk disebut suami"

Russia hanya diam saja dan memandang Indonesia diam-diam

Sedangkan Indonesia merasa iri karena anak-anak Soviet, semuanya lebih tinggi daripada dia sendiri, rasanya kek anime 'Attack on Titan'

.
.
.

"Woahh! Ini benar-benar indah!" Kagum Ukraine pada pemandangan negara Indonesia. "Pantas aja dia sangat cantik"

"Aku belum pernah melihat budaya seperti ini sebelumnya!" Seru Latvia dan segera bermain dibawah

"Ini benar-benar menakjubkan!!!" "Wah! Indonesia memang sangat Indah!" "Cantik sekali, rasanya aku tak ingin pulang" ucap kagum anak-anak Soviet

"Permisi den dan eneng sekalian, kalian dipanggil oleh ayah kalian" ucap salah satu provinsi Indonesia dengan aksen khasnya

Walau agak bingung tapi mereka masih bisa mengetahui apa yang dikatakan oleh provinsi itu

Mereka pun berjalan mengikuti Provinsi itu dan masuk ke ruangan rapat milik Indonesia. Terdapat Soviet yang sedang duduk di salah satu kursi

"Ih ayah mengganggu kesenangan aku saja" ucap Belarus dengan kesal

"Maaf semuanya, kalian bisa kembali jalan-jalan, dan provinsi-provinsi Indonesia akan mengawali kalian semua" jelas Soviet

"Yey!" Seru mereka semua kecuali Russia, Russia menatap ayahnya tapi ia dikaget kan dengan salah satu provinsi yang khawatir padanya

"Ayo tuan"

Russia pun mengikuti Provinsi itu berjalan-jalan

.
.
.

Soviet POV

Akhirnya mereka semua pergi, jadi Indonesia akan terus fokus padaku

"Soviet" Aku menengok ke arah negara idamanku itu, dia seperti biasa memakai pakaian kesayangannya dan tak lupa pecinya

"Sudah selesai, bagaimana kalau kita berbincang tentang negara kita" senyumku padanya, dia membalas senyumanku dengan sangat manis

Kita berduapun duduk berhadapan, mata kami bertatapan dengan hangat

Indonesia menghembuskan nafasnya, "Belanda mengambil Irian baratku dan aku tak tahu harus bagaimana" dia tersenyum paksa

Aku mengelus kepalanya, "Butuh bantuan dariku? Aku juga sudah bicarakan ini dengan pemimpinku dan mereka setuju"

"Itu akan merepotkanmu" ucapnya. Aku memegang lembut pipinya lalu mengelusnya

"Sshhh... Tidak apa-apa, lagi pula kita ini sahabat bukan?" Ucapku, dia sangat bahagia hingga matanya berkaca-kaca. Aku mengelap kelopak matanya itu

"Terimakasih! Terimakasih banyak!" Dia memelukku dengan erat, dia bahagia sekali, padahal ini adalah hal yang sederhana

"Sama-sama" aku pun balik memeluknya, karena kesempatan, aku mendekatkan wajahku dengan rambutnya, wanginya..

"Bisakah aku memelukmu lebih lama? Rasanya enak sekali" ucapnya

Skakmat

"Tentu saja, peluk aku selama yang kamu mau" sedikit lagi Indonesia akan jadi milikku (dalam cinta yak, bukan politik)

Indonesia POV

Enak sekali pelukan ini, seperti pelukan hangat seorang ayah pada anaknya

Aku sangat merindukan Ayahanda Majapahit, dan pelukan Soviet hampir sama dengan pelukan ayahanda

Aku jadi merindukannya. "Hiks.."

"Indonesia? Kau menangis?" Tanya Khawatir Soviet

"Aku sangat bersyukur kamu mau membantuku, jadi itulah kenapa aku menangis" jelasku berbohong, aku tak ingin Soviet mengetahui apa yang kupikirkan tadi

"Sudahlah.. tenangkan dirimu" ucapnya sambil menyentuh pipiku, lalu kembali memelukku

Russia POV

Aku diam-diam keluar dari rombongan dan kembali ke gedung dimana ada ayah dan Indonesia

Aku membuka pintu itu diam-diam. Aku melihat ayah dan Indonesia sedang berpelukan, sakit

Rasanya sakit, nafasku jadi sesak dan jantungku sakit, sangat sakit, rasanya aku akan menangis

.
.
.

Russia: "Author... Mau di nuklir?"

"Kalau kasih duit aku mau, tapi kalau nuklir udah kebanyakan"

Russia: //ngejar Author

"Awoq"

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang