𝙍𝙪𝙨𝙨𝙞𝙖 𝙭 𝙄𝙣𝙙𝙤𝙣𝙚𝙨𝙞𝙖

5.9K 494 149
                                    

Russia POV

Aku memasuki ruangan yang kusediakan hanya untukku dan Indonesia

Aku melihat dia tersenyum padaku saat aku masuk, aku pun duduk dihadapannya, dan kita mulai mengobrol

"Berkunjunglah ke negaraku kapan-kapan" katanya "Aku sangat senang jika kau mau datang berkunjung"

"Ya, aku akan bicarakan ini pada ayahku" jawabku, Indonesia daerah tropis yang sangat cantik, aku jadi ingin melihatnya secara langsung

"Russia!"

Belarus mengganggu pembicaraanku dan Indonesia

"Hello Indonesia!" Serunya dan memeluk Indo. "Aku sangat merindukanmu"

"Aku juga..." ucap Indonesia

Kreekkkk

Rasanya seperti ada seseorang yang menusukan pedang tepat di jantungku, astaga melihat ini sangat sakit

"Russia kamu tak apa?" Tanya Indonesia, sial dia mengetahuinya

"Don't worry, aku baik-baik saja" ucapku dengan berbohong

Belarus menatapku "Indonesia, aku ngobrol sebentar ya sama Russia" Belarus menarik tanganku dan membawaku keluar ruangan

"Ada apa?"

"Russia, apa kamu mencintai Indonesia?" Tanya Belarus, dia menatapku tajam sekarang. "Russia, kau jangan ambil Indonesia dariku ya? Kalau tidak, aku akan sangat sedih"

Aku menatapnya datar "Terserah kau saja" aku pun masuk ke ruangan tadi, meninggalkan Belarus diluar

Ya... Sepertinya aku tidak boleh jatuh cinta pada Indo, kita ini sama-sama laki-laki

Aku pun duduk dihadapan Indonesia, seperti tadi Indonesia belum makan sebelum aku menyentuh makananku

.
.
.

Setelah kita selesai makan, aku mengajaknya berjalan-jalan di Moskow

Dia tampak kagum pada semua yang aku tunjukan, sepertinya dia sama sekali keluar dari negaranya

.
.
.

Sekarang pukul 7 malam, aku baru saja selesai mengantar Indonesia jalan-jalan di Moskow

Rasanya seperti berkencan

"Indonesia, kamu boleh istirahat dikamarmu" ucapku. "Besok kita akan bertemu kembali"

"... Baiklah, terimakasih atas kesenangannya Russia" dia tersenyum lalu masuk ke kamarnya

Aku pun berjalan keluar dari Hotel, dan aku melihat ayahku sedang berjalan masuk ke hotel

"Папа? Kenapa Папа disini?" Tanyaku

"Aku akan menemui Indonesia dan mengobrol-obrol sendiri dengannya" ucap ayahku itu, pasti mau modus, sudah ketebak

"Папа jangan modus dengan Indonesia" ucapku dan pergi

Soviet POV

Bagaimana dia tau kalau aku kesini hanya ingin modus pada Indonesia, sudah lah

Aku berjalan ke arah kamar Indonesia dan mengetuk pintunya. "Indonesia?" Panggilku

Aku mendengar langkah kaki yang berlari, Indonesia membuka sedikit pintunya. "Ah, Soviet, tunggu sebentar"

Dia membuka pintunya lebar, membiarkanku masuk. Aku melihatnya dengan handuk yang menutupi tubuhnya, walau begitu aku masih bisa melihat bentuk tubuhnya

"Silahkan duduk, aku akan ganti baju sebentar" ucapnya dan berlari ke kamar mandi

Aku menunggunya dan setelah beberapa detik, dia keluar menggunakan kaus dan peci kesayangannya

"Anda, ingin minum apa?" Tanyanya

"Tidak perlu repot-repot, kali ini aku datang hanya ingin mengobrol denganmu" ucapku

Diapun duduk di kasurnya, sedangkan aku duduk di kursi. "Jadi, apa yang ingin anda bicarakan?"

"Hal hal pribadi denganmu" jawabku

Indonesia POV

Hal pribadi? Aku belum pernah mengobrol tentang ini sebelumnya, apakah ini hal-hal yang dibicarakan sahabat?

"Ya boleh, anda mau bicara duluan?"

"Ya, kau tau dulu aku berteman dengan Nazi" ucapnya lalu dia memandangku. "Ya, tapi pasti kamu tau apa yang terjadi selanjutnya" dia memaksakan senyuman

Sepertinya dia menyukai Nazi, tapi dia malah mengkhianatinya

Entah kenapa aku malah menaruh tanganku diatas tangannya yang dingin, "Sekarang aku jadi sahabatmu, aku tak akan mengkhianatimu aku berjanji"

3rd person POV
(Cie lah ada orang ketiga.g)

Soviet yang memiliki hati yang dingin luluh oleh Indonesia, rasanya Soviet ingin sekali menikahi Indo saat itu juga

Tapi dia inget sama anak-anaknya yang ga setuju ayah mereka nikah sama Indonesia yang kiyut-kiyut

"Terimakasih" senyum Soviet, senyuman yang sangat tulus yang jarang dikeluarkan Soviet

"Ahaha... Aku" Indonesia tertawa hambar, lalu ia memaksakan senyuman. "Aku harus masih melawan belanda"

"Aku akan mendukungmu, sangat-sangat mendukungmu" ucap Soviet yang mengagetkan Indonesia

"Aku di tolak Amerika karena hal itu, tapi... Terimakasih, terimakasih banyak" Indonesia pun memeluk Soviet, dan Soviet pun kembali memeluk Indonesia

Tanpa sadar ada yang melihat mereka dari jauh. Russia, dia kembali sakit hati

.
.
.

Russia: "Is this 'Ketikung bapac sendiri' "

Tibikintinyi
//Nyengir

• Matryoshka X Wayang • //RussIndo//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang