10 tahun kemudian
"Kau melupakan sarapan pagimu, Nona."
"Nona, kau lupa mengenakan sarung tangan."
Gadis itu melangkah pelan di sepanjang koridor istana yang mengarah menuju danau di dekat taman belakang. Di belakangnya, para pelayan istana mengikuti seraya memberondongnya dengan catatan aktifitas yang ia lupakan pagi ini.
Tidak, gadis itu tidak melupakan rutinitas apa saja yang mesti dan harus ia lakukan setiap paginya. Namun entah mengapa, di pagi ini gadis itu ingin melupakan sejenak rutinitas kesehariannya yang begitu membosankan.
Gadis dengan gaun truffle biru laut itu bernama Gretta Charlotte Wayne Windsor. Keturunan ketiga dari Raja Britania Raya, Philip Windsor. Gretta merupakan seorang puteri yang rendah hati walaupun wajah dinginnya lebih sering mendominasi. Ia sangat tidak suka berkhayal seperti remaja perempuan lainnya. Sesungguhnya ia memiliki pembawaan yang ceria namun serius. Wataknya sangat bertolakbelakang dengan ayahnya, Philip.
Gretta berjalan seanggun yang ia bisa dengan tetap mempertahankan senyum manis di bibirnya─setiap kali para pembantu istana berjalan melewati. Gretta senang menularkan sifat cerianya kepada orang lain terutama kepada mereka yang baik padanya. Bukan kepada mereka yang baik di depan, tetapi seperti ular berbisa di belakang.
Dari arah taman bunga yang akan Gretta lewati, pembantu istana yang bertugas di taman menyapa Gretta dengan ramah sambil membawa bunga mawar putih yang sudah dipetik. Bibir merah mudanya merekah layaknya bunga mawar.
"Selamat pagi, Nona. Seperti permintaan anda, bunga mawar putih ini mekar tepat seperti yang anda katakan. Dan akan saya petikkan untuk anda, khusus untuk perayaan ulang tahun Nona."
"Terima kasih. Tapi aku tidak akan merayakan ulang tahunku dengan sebuah pesta besar," ucap Gretta, yang senantiasa berusaha mempertahankan senyumnya. Kemudian ia berlari kecil menuruni pijakan anak tangga dengan mengangkat sedikit gaun trufflenya.
"Nona, hati-hati melangkahnya." Gretta tidak menggubris ocehan dua pelayan yang sedari tadi mengekori. Atau bahkan memikirkan tangan mereka yang lelah membawa sepasang sarung tangan dan pelayan yang satunya lagi membawakan nampan berisi sarapan pagi. Gretta tidak membutuhkan itu hari ini.
Gretta berlari kecil ke arah taman bunga. Begitu tiba, ia langsung di sambut oleh para pembantu yang sedang bertugas di taman. Mereka membungkukkan badan, setelah itu kembali bekerja. Gretta mengawasi mereka semua. Mata hazelnutnya memandang berkeliling ke seluruh penjuru taman memastikan tidak ada satupun bunga-bunga yang luput dari pengawasan.
Ia berjalan mengitari seluruh penjuru taman, ditemani dua pelayan yang masih setia mengikuti dan pembantu istana yang tadi membawakan mawar putih. Setelah lelah berkeliling, ia berhenti di bawah pohon mapple. Ia duduk di rerumputan hijau yang berlatar belakang danau.
"Kau sangat hebat. Rumput hijau ini sangat halus. Kau mengurusnya dengan sangat baik." Gretta berkata kepada pembantu istana, lalu pembantu itu memberikan sekeranjang penuh berisi bunga yang tadi sudah mereka petik.
"Terima kasih atas pujian anda, Nona. Dan permisi, saya harus kembali kepada tugas." Pembantu istana itu membungkukkan badannya ke arah Gretta yang hanya dibalas dengan senyum tipis.
Selepas pembantu istana itu pergi, Gretta memanggil dua pelayan wanita yang masih setia mendampingi. "Marisol, Catherina."
Tanpa perlu perintah ataupun aba-aba, Marisol memakaikan Gretta sarung tangan biru muda─yang senada dengan gaun─ke tangan Gretta. Setelah tugas Marisol selesai, gantian Catherina yang meletakkan nampan sarapan pagi di hadapan Gretta. Lalu Marisol hendak membungkukkan badannya untuk berlalu, namun Gretta menahannya. "Marisol, tolong jangan katakan pada Philip ataupun Lilianne tentang rutinitas yang kulupakan pagi ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Swords
FantasyGretta Windsor, seorang perempuan yang berharap memiliki hidup normal. Namun setelah kematian Neneknya, ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kekuatan supranatural. Konon, kekuatan tersebut yang akan menolong Britania Raya dan seluru...