"Janganlah kau berikan rahasia yang semesta tak merestuinya. Karena hanya kepadaku-lah rahasia itu diijinkan dibuka."
Entah bagaimana bibir Gretta bergerak merapalkan kalimat yang ia sendiri pun tidak paham. Bahkan bahasa yang ia ucapkan pun, ia tak tahu sama sekali. Yang ia tahu hanyalah, saat ia memusatkan pikirannya, sebuah kalimat membayang di benaknya dan keluar dengan lancar dari bibirnya.
Aiden dan Archer menatap Gretta dengan penuh arti. Sekilas gurat kebingungan menghampiri wajah Aiden. Archer yang melihat hal tersebut lantas berbisik di telinga Aiden, "bahasa elf."
Setelah Gretta merapalkan mantra, laci meja yang paling bawah berderak terbuka. Anehnya, laci tersebut juga kosong seperti laci lainnya. Sontak mereka bertiga mendesah pasrah karena tidak mendapati apapun. Namun seolah semesta tidak mengijinkan mereka untuk putus asa, laci itu masih berderak dan suaranya kini merambat melalui dinding di ruangan tersebut. Aiden mengikuti sumber suara tersebut, hingga derak itu berhenti di dinding yang bersebrangan dengan meja kayu.
Suara itu berhenti selama dua detik, sebelum diikuti suara berdebam kencang yang membuat ruangan tersebut berguncang. Hal tersebut membuat mereka panik dan menundukkan tubuh. Dari belakang punggung Aiden, sebuah pintu rahasia muncul dan terbuka lebar.
Archer bertepuk tangan dengan riangnya. Begitu pula dengan Gretta. Senyum lebar terpampang dari wajah mereka ketika melewati pintu itu.
Siapa bilang ujian mereka hanya sampai di situ?
Adalah Archer yang selalu menjadi orang pertama yang akan mendesah frustasi saat melihat ruangan besar dengan patung-patung nan tinggi membentuk lingkaran. Gretta menghitung bahwa patung itu ada dua belas, dan setiap patung memiliki tinggi yang sama yakni, enam meter. Semua tangan kanan patung memegang pedang yang diarahkan ke tengah meja lingkaran. Dan di tengah meja batu itu terdapat ukiran simbol rumit.
"Jalan buntu?" Ucap Aiden.
Lelaki itu jarang sekali sepasrah sekarang. Biasanya ia sangat bersemangat, namun kali ini Aiden cukup lesu.
"Kita tanyakan saja dengan buku Mister Sylvester."
Gretta memberi saran dan disambut dengan anggukan lemah oleh Aiden dan Archer. Gretta mengambil alih tas yang muat apa saja yang tersampir di pinggang Aiden, kemudian merogohnya. Ditariknya buku besar... besar buku itu bahkan melebihi tas itu sendiri.
Buku besar itu tidak memiliki judul di depannya, bersampul hitam dengan pinggiran bukunya sudah keriput kecoklatan. Entah mungkin pernah terkena air atau memang buku itu sudah terlalu lama berada di rak penyimpanan. Yang Gretta tahu bahwa buku itu dapat menjawab segala hal yang tidak mereka ketahui. Oke, tidak semua. Paling tidak dapat membantu mereka menjawab teka-teki membingungkan ini.
Gretta membaca kata demi kata dengan lantang agar Aiden dan Archer dapat mendengar memahaminya.
Dua belas Ksatria Meja Bundar membentuk sebuah organisasi bernama 'The Order'. Organisasi itu awalnya dibentuk untuk memberantas para pemberontak, namun alih-alih dibentuk sebagai cara untuk melawan perpecahan yang dapat bersumber darimana saja, 'The Order justru lebih berfokus kepada pemberantasan 'Half-Breed', pernikahan campuran antara Maximillian dan Wizard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Swords
FantasyGretta Windsor, seorang perempuan yang berharap memiliki hidup normal. Namun setelah kematian Neneknya, ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kekuatan supranatural. Konon, kekuatan tersebut yang akan menolong Britania Raya dan seluru...