Chapter 5: Excalibur

79 24 38
                                    

Pada zaman dahulu kala, semua Wizard, Elf, dan para Monster hidup berdampingan di dunia sihir.  Hewan-hewan pun juga diijinkan untuk tinggal sesuai porsinya. Lalu tersebar rumor mengenai kuda sembrani yang langka, bernama Unicorn. Konon katanya, darah Unicorn sangat manjur. Bermanfaat untuk umur yang panjang, sihir yang kuat dan juga mengubah paras menjadi cantik. Sudah hampir ratusan abad kuda unicorn tidak menampakkan wajah. Para Wizard pun juga tidak mengetahui dimana letak para unicorn berada.

Lalu, munculah salah satu unicorn di Dunia Sihir. Mengejutkan semua orang. Terutama para Monster yang tergiur oleh manfaatnya.

Pada dasarnya, para Monster—seperti Orc, Troll, Ogre; mereka tidak dikaruniai kemampuan sihir yang mumpuni. Kebanyakan dari mereka hanyalah peliharaan dan pesuruh. Tubuh mereka tinggi dan besar. Dapat menghancurkan bangunan hanya dengan satu injakan atau satu layangan tangan. Hanya itu berkat yang mereka miliki.

Di samping itu, pada era romawi kuno, ada sebuah keluarga yang terkenal akan ilmu sihir hitamnya, bernama Slovakia. Di tempat mereka tinggal, mereka dikucilkan. Hingga keluarga Slovakia pindah dan tidak ada yang tahu lagi dimana mereka.

Lalu suatu hari munculah seorang wanita misterius. Dengan kemampuan sihirnya, ia mengumpulkan semua Monster di seluruh dunia. Orc, Ogre, Troll. Mereka semua hidup dan menjadi satu-kesatuan di sebuah tempat yang konon memiliki tembok besar dan sulit untuk diruntuhkan. Dan mereka menamai kelompoknya dengan sebutan, Arc.

Melalui perintah wanita tersebut, Para Arc membantai semua Unicorn hingga tak bersisa. Sisa terakhir dari jejak unicorn adalah kuda yang dimiliki oleh Ratu Victoria dari Britania Raya. Darah para Unicorn mereka jadikan persembahan dan diminum bersama-sama.

Maka, Orc, Ogre, dan Troll pun dalam semalam memiliki kemampuan sihir dan supranatural layaknya para Wizard. Sedangkan wanita yang memimpin Para Arc berubah menjadi Black Wizard dengan kemampuan sihir hitam yang fantastis.

"Kau sedang membaca sesuatu?" Archer menginterupsi kegiatan membaca Gretta. Ditutupnya buku besar yang sedang menampilkan gerakan bergambar.

Gretta memicingkan mata. Saking fokusnya ia tak mendengar jika pintu perpustakaan dibuka. Padahal pintu itu berada tak jauh dari dirinya.

"Arc," jawab Gretta sekenanya.

"Ah, kudengar mereka dikurung di suatu tempat." Diletakkannya buku itu, Gretta menegakkan badannya. "Arc itu benar ada?"

"Untuk apa ramalan itu tersebar."

"Ramalan apa?"

"Ramalan bahwa akan ada Wizard perempuan yang dapat mengalahkan Para Arc."

"Bagaimana bisa kau menjadi Wizard?" Gretta mengubah topik pembicaraan dengan sangat mendadak. Membuat Archer menautkan alis, dan terkejut.

"Ya, ayahku adalah Wizard. Dan ibuku seorang Maximillian."

"Maximillian?"

"Ya, manusia."

Maximillian adalah sebutan untuk manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan sihir. Banyak sekali pasangan yang menikah dengan bukan sesama Wizard.

"Lalu, bagaimana dengan ramalan itu?"

"Ya, aku mengetahuinya dari mendiang Ratu Victoria sendiri jika kemungkinan kau adalah seorang Wizard. Dan aku tak menyangka jika kau memang benar adalah Wizard yang ada dalam ramalan itu." Mata Archer berbinar-binar dan mulutnya menganga.

"Jadi, apa kau bisa membantuku?"

"Melawan Arc?" Gretta belum menjawab pertanyaan itu, namun Archer sudah menyerobotnya. " Tidak! Itu sangat tidak mungkin."

Queen of SwordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang