Chapter 10: Chilvary Code

54 21 41
                                    

Mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanan. Gretta masih bingung mengapa Aiden memberi saran untuk pergi ke Hasting. Sepengetahuannya, Hasting hanya berupa lahan kosong yang sangat luas. Pernah dijadikan sebagai Arena peperangan pada zaman Raja Arthur dahulu. Ditambah lagi, Petunjuk yang membawa mereka ke Makam Raja Arthur menemui jalan buntu.

"Mengapa ke Hasting?" Gretta tidak bisa membendung pergolakan batinnya akan pertanyaan itu. "Di sana tidak ada yang bisa dijadikan petunjuk, bukan?"

"Di sana ada kastil, Gre. Kastil Hasting. Di sana juga awal mula dimana kode Chilvary dibuat."

"Kode Chilvary?"

Archer yang sedari tadi menguping pembicaraan Gretta dan Aiden, kini ikut memusatkan dirinya terhadap perkataan Aiden.

"Kode etik yang erat kaitannya dengan nilai keksatriaan dan kehormatan. Kau tahu kisah tentang Raja Arthur dan meja bundar?"

Lantas, Gretta dan Archer menggelengkan kepala secara bersamaan.

Maka, Aiden memulai dongengnya. Mister Bardolf terus mengepakkan sayapnya menembus batas cakrawala dan batas sihir.

"Cerita dimulai ketika ayah Raja Arthur meninggal dunia, dan digantikan langsung oleh Raja Arthur. Di masa pemerintahannya, ia membentuk dua belas Ksatria Meja Bundar. Bersama kedua belas Ksatria itu, ia merumuskan dan membentuk Kode Chilvary, dengan tujuan agar para Ksatria menjunjung tinggi kesopanan dan etiket yang baik."

"Pada suatu hari, Raja Arthur memesan sebuah pedang. Dimana kedua belas Ksatria ini mengetahui jika Raja Arthur memesan pedang tersebut kepada pandai besi dari Dunia Sihir. Awalnya semua baik-baik saja. Sampai dimana sebuah kejadian dahsyat terjadi kepada pedang itu."

Di bagian ini kalian bisa baca
penjelasannya di Chapter 5: Excalibur

"Suatu waktu Raja Arthur pergi berperang. Disanalah keajaiban terjadi. Pedang itu tidak hanya haus akan darah, namun juga bisa dikendalikan tanpa menyentuhnya." Aiden berhenti sejenak untuk menarik napas.

Baik Aiden maupun Archer mengerti maksud dalam perkataan terakhir itu. Lantas, mereka menatap Gretta—yang memang diberkahi kemampuan yang sama dengan Raja Arthur.

"Mengetahui hal tersebut, baik kalangan manusia maupun Wizard, bahkan kedua belas Ksatria itu menginginkan pedang yang dimiliki oleh Raja Arthur."

"Kedua belas Ksatria Meja Bundar itu saling membunuh satu sama lain. Bahkan, perang saudara juga terjadi untuk memperebutkan pedang Excalibur itu. Pertempuran itu disebut sebagai perang Camlan. Kode Chilvary yang dibentuk oleh Raja Arthur sendiri, hancur akibat dari hawa nafsu yang tidak dapat dibendung."

"Akhir ceritanya, kalian sudah pasti tahu."

Kekhawatiran kini kembali menggerogoti batin Gretta. "Jika Excalibur berhasil muncul, berarti-" Gretta tak dapat melanjutkan perkataannya. "Tidak, Gre. Kau pasti bisa mengendalikan hawa nafsu agar tidak banyak orang yang menginginkan Excalibur."

"Betul, Gre. Excalibur ditakdirkan untukmu. Dan pasti hanya kau yang bisa memegangnya dengan baik." Archer memberikan senyuman terbaiknya dan menggenggam tangan Gretta, menyalurkan ketenangan agar kekhawatiran perempuan itu sedikit mereda.

Aiden tersenyum pula. Dan Gretta merasa tenang dengan kehadiran mereka.

◊◊◊

Bangunan berbahan bata yang sudah dipenuhi lumut adalah pemandangan pertama ketika mereka menginjakkan kaki di Hasting. Kastil itu sudah roboh di beberapa bagian, terutama bagian depan. Sisa bagian lain masih cukup kokoh meski harus berhati-hati jika ingin masuk ke dalamnya.

Queen of SwordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang