Tujuh Belas

245 31 2
                                    


🍅 Hai, yuk!! Yuk, kasih komen, yuk? Semangatnya mana?!! 🍅

****

Mulai bosen, nggak? Iya, nggak, si?

***

Mohon maaf untuk Typo dan kesalahan kepenulisan, akan di revisi seiring waktu.

***🍇***

Yuk, bertahan sedikit lagi sampai end? Sedikit lagi! Jangan pada pergi, ya? Bertahan sedikit lagi!! Aku mohon!
Jangan lupa kasih komenan untuk ku! Kumohon!!
Terima kasih ❤️

***🌾***

Yuk, yang punya TT! Yuk cek video-video editan aku disini?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk, yang punya TT! Yuk cek video-video editan aku disini?!

***🍇***


🥦 Sabtu, 4 November 2023 🥦

***⭐***

[Masa lalu, 1900]

Pagi telah berlalu, Fahri yang pergi ke pasar dengan sanga Ayah itu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk pergi menemui Yuna.

"Ayah, aku akan pergi untuk menemui kak Yuna. Aku pergi!" ujar Fahri.

Anak laki-laki itu berlarian melewati banyak orang, meski sang Ayah berteriak memanggil namanya.

Anak itu tidak perduli, dirinya harus segara menemui Yuna, karena sejak semalam, dirinya bahkan tidak bisa tidur sama sekali memikirkan nasib dan kondisi dari Sing.

"Aku harus memberi tau Kak Yuna!" Fahri berlari begitu jauh dan cepat melewati banyak hal, dan rintangan.

Hingga anak itu tiba di luar rumah besar bergaya khas Belanda, nampak besar dan mewah.

Dinding-dinding tinggi yang menghalangi orang-orang luar untuk melihat apa yang ada di dalam rumah itu, dan tentunya gerbang besar dimana selalu di jaga 24 jam dalam sehari.

Fahri mencoba untuk membuat dirinya mengatur napasnya, anak laki-laki itu cukup kelelahan berlari sejauh itu, tanpa alas kaki, dan bagaimana napasnya begitu memburu.

"Bagaimana ini? Bagaimana ku memberi tau Kak Yuna?"

Fahri mendekati kedua penjaga itu, "Apa yang kau lakukan? Jangan datang kesini!"

Vampayeer ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang