25. Fitnah Untuk Aneesha

746 86 30
                                    

Setidaknya aku hanya ingin ada orang yang mempercayaiku meskipun hanya satu.
—Aneesha Ayu Dira
——

Setelahnya Aneesha tetap menjalankan harinya seperti biasa dan Aneesha kini lebih banyak keluar rumah untuk ikut bersama Kahfi yang sedang mengajar. Disana Aneesha lebih sering bertemu Faris, namun tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut mereka berdua. Tak jarang pula Aneesha memergoki Faris yang sedang menatap dirinya.

Aneesha masih memiliki perasaan terhadap Faris, meski mereka sudah tidak akan bisa bersama. Dia percaya kepada hatinya sendiri, bila dia bisa melupakan Faris cepat atau lambat.

"Abii, Anes lapar." rengeknya pelan, Kahfi menoleh ke Aneesha. Dia menghela nafasnya dan menyuruh Aneesha mencari makanan di luar, dengan syarat dia tidak boleh mencari di tempat yang jauh dari sana.

Kahfi memberikan beberapa lembar uang kepada Aneesha, dengan girang Aneesha pun menerimanya dan langsung berlari pergi keluar dari sana.

---

Aneesha bingung ingin pergi kemana, tetapi Aneesha memilih untuk pergi ke arah yang berbeda dari tempat yang di pilihnya beberapa hari lalu. Aneesha menelusuri jalan yang sedikit ramai. Meskipun sore, namun tetap terasa panas.

"Huh, kok tidak ada orang jualan sih." keluh Aneesha, dia mengusap peluh yang muncul di pelipisnya.

Aneesha terus menelusuri, hingga dia menemukan tempat yang seperti pasar sore. Disana banyak pedagang, namun masih ada yang belum menyiapkan dagangannya. Aneesha mendekati tempat itu, dia berjalan untuk mencari makanan kesukaan.

"Pengen yang pedes, tapi kan Anes pakai cadar," gumam Aneesha, sehingga dia memutuskan untuk kembali mencari makanan yang lain.

Setelah mendapatkan makanan yang dia inginkan, Aneesha langsung mencari tempat duduk yang sepi. Supaya memudahkan dia untuk makan tanpa harus menutupi bagian yang akan terlihat ketika dia membuka sedikit cadarnya.

Ketika dia asik makan, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Aneesha yang kaget pun sedikit terhuyung kesamping, membuat orang di belakangnya dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Kak Bara?" gumam Aneesha, dia segera bangkit dan membenarkan gamisnya yang sedikit terlipat.

"Kak Bara kenapa disini?" tanya Aneesha ketika kembali dasar dari rasa terkejutnya. Aneesha mendongak menatap Bara yang lebih tinggi darinya.

"Aku memang lagi di sekitar sini eh aku gak sengaja lihat kamu yang sedang berjalan kesini," Bara menjelaskan alasan dirinya.

"Tapi jangan pegang pegang Anes! Gak sopan tau pegang pegang tubuh orang," ucap Aneesha yang sedikit meninggikan nada suaranya, Bara mengernyit heran.

"Memang kenapa?" tanya Bara heran.

"Ya gapapa, dosa." balas Aneesha singkat, dia kembali duduk dengan tenang.

"Sana pergi," usir Aneesha dengan tegas, membuat  Bara memutuskan untuk meninggalkan Aneesha sendirian disana. Aneesha menghela napasnya untuk meredakan rasa kesalnya.

---

Di rumah, Halwa mendapatkan beberapa notifikasi dari grup kumpulan ibu ibu yang ada di kompleks itu. Dia mengernyitkan keningnya ketika mendapati foto Aneesha yang bersama Bara dengan pose Bara yang mendekap Aneesha.

Disana tertulis caption 'Bercadar tapi begini kelakuannya' membuat Halwa heran. Bagaimana bisa mereka mendapatkan foto itu, sedangkan sekarang putrinya sedang ikut bersama Kahfi.

"Astaghfirullah ya Allah," Halwa terduduk di sofa, dia tak mampu menahan rasa terkejutan. Halwa mengusap dadanya untuk menetralisir rasa sakit di hatinya.

Cintailah Aku, Mas Santri! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang