Di saat hatiku sakit, aku tahu bila hanya Engkau yang dapat menyembuhkan hatiku. Namun apakah pantas pendosa sepertiku meminta kebahagiaan dari-Mu? Sedangkan sujudku saja ketika hatiku terluka dengan keadaan.
—Aneesha Ayu Dira——
"Abii hari ini kerja?" tanya Aneesha, Kahfi mengangguk sembari mengunyah makanan yang berada di mulutnya.
"Anes ikut boleh ngga?" tanya Aneesha. Dia menatap Kahfi dengan tatapan permohonan, membuat Kahfi tak tega melihat.
Kahfi mengangguk, "Iya, jangan suka ilang ilangan sendiri, ya?" pinta Kahfi, Aneesha mengangguk patuh. Sedangkan Halwa hanya berdiam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Halwa memang lebih suka di rumah melakukan kegiatan yang dia suka, di bandingkan harus pergi keluar. Sehingga sebelum ada Aneesha lahir, Halwa selalu sendirian di rumah mereka.
"Ummah enggak ikut?" tanya Aneesha, dia menoleh ke Halwa. Sedangkan Halwa hanya diam tak merespon.
"Ummah mana mau ikut Abi kemana mana," Kahfi yang menjawab.
Aneesha mengangguk, "Kenapa? Bukannya enak jalan jalan di bandung harus diam di rumah terus?" tanya Aneesha heran.
"Capek Sayang," balas Halwa, "Mending di rumah, enak tuh ada kasurnya," lanjut Halwa sembari menggedikkan bahunya.
Aneesha mengangguk mengerti dan mereka bertiga pun makan tanpa adanya pembicaraan lagi.
Selesai makan, Halwa segera membersihkan piring kotor dan di bantu oleh Aneesha.
"Enak ya Ummah dulu di perjuangin sama Abi, sedangkan Aneesha harus berjuang sendiri," celetuk Aneesha.
"Hust gak boleh gitu, udah takdir cinta kita memang begitu dan do'a do'a kami akan selalu untukmu," tutur Halwa dengan lembut, dia mengerti perasaan putrinya.
"Benarkah?" tanya Aneesha penasaran, Halwa mengangguk untuk meyakinkan Aneesha.
"Jangan kira Abimu akan diam saja ketika melihat anaknya berjuang untuk mendapatkan cinta laki-laki yang di cintainya. Do'a Abimu selalu menyertai dirimu dan Ummah harap, kamu yang akan memenangkan hatinya. Jadi jangan mudah menyerah untuk berubah menjadi lebih baik!" ucap Halwa dengan tegas di kalimat terakhir.
"Tentu!" balas Aneesha dengan antusias.
"Udahh sana siap siap, sebentar lagi selesai Ummah mau bantu Abimu,"
Aneesha mengangguk dan segera berlari, pergi dari sana. Halwa hanya tersenyum kecil. Hatinya merasa senang ketika melihat pancaran kebahagiaan dari mata putrinya.
Tak lama kemudian Halwa juga ikut berlalu dari sana, pergi menuju kamarnya untuk membantu Kahfi menyiapkan keperluannya.
---
Kini Aneesha berada di luar tempat Kahfi mengajar, dia lebih memilih untuk menelusuri tempat itu. Aneesha belum pernah mengenal tempat itu, padahal jaraknya dengan rumah hanya 15 menit. Aneesha juga tak lupa untuk meminta izin terlebih dahulu kepada Kahfi dan Kahfi memberikan izin kepada Aneesha.
Dan disini Aneesha, atas pohon jambu milik orang kampung yang berada di daerah sana. Aneesha memanjat dan duduk di atas pohon sembari menikmati buah jambu yang langsung dia petik pohonnya.
"Ya Allah, ampuni dosa Anes yang suka nyolong buah ... Salahin buahnya, kenapa enak waktu Anes makan," gumamnya sedikit tak mau untuk di salahkan.
Aneesha menggigit jambu yang lumayan besar, matanya menelisik jalanan dari atas pohon. Matanya melebar ketika mendapati Faris yang juga ikut masuk ke dalam tempat Kahfi mengajar.
Tak hanya Faris, disana ada 2 laki-laki lain di belakangnya Faris. Aneesha mengernyitkan alisnya. Dia tak mengenali siapa yang datang bersama dengan Faris.
Aneesha yang penasaran pun memutuskan untuk turun dari sana. Sebelumnya, Aneesha telah mengantongi 4 buah jambu di dalam saku gamisnya.
"Pak, Bu ... Anes minta jambunya 5 buah ya, maaf kalau Anes ngga bilang dulu," gumamnya sembari menepuk pohon jambu itu.
"Pohon jambu, kamu jangan lupa sampaikan pesan Anes tadi ya?"
Setelah itu Aneesha lompat begitu saja, kemudian Aneesha segera pergi ke tempat Kahfi dan Faris berada.
Dia terheran ketika melihat Faris yang kini berada di samping Abinya. Faris dan Kahfi terlihat begitu akrab untuk ukuran orang yang baru saja bertemu beberapa minggu lalu.
Aneesha mengernyitkan alisnya, tangannya dia lipatkan ke dada. Aneesha masih tak paham dengan Kahfi dan Faris.
"Eh katanya ada Faris kesini ya?" celetuk seseorang yang ada di sekitar sana, membuat Aneesha menoleh.
"Faris siapa?" tanya teman peremuan itu.
"Muhammad Faris Alfatih yang dari ponpes Al-Hikmah itu," bisik lirihan peremuan itu masih dapat di dengar oleh Aneesha.
Aneesha menoleh, mengamati 2 peremuan yang mungkin umurnya beberapa tahun di bawah Faris dan beberapa tahun di atas dirinya.
"Ouh yang beberapa hari lalu Khitbah sama Aqila?" tanya teman perempuan itu.
Jantung Aneesha berdetak kencang lagi. Rumor yang dia dengar tak hanya di dalam pondok pesantren itu saja, tetapi sudah sampai ke kalangan masyarakat. Aneesha memejamkan matanya untuk meredakan rasa sesak di dalam hatinya.
"Hah? Aqila siapa?" tanya peremuan berambut pendek, sedangkan temannya menggunakan hijab pasmina berwarna coklat.
"Aqila Kinanan Qairina, peremuan satu ponpes Faris. Masa kamu ngga tau? Padahal mereka pernah terkenal karena menang hafalan Qur'an tingkat kota!" Peremuan itu milirik sinis ke arah temannya.
"Ohh yang itu, cocok sih."
Peremuan itu dan temennya semakin berjalan mendekat ke arah Aneesha. Mereka berdua ingin masuk, sedangkan peremuan itu dengan cepat memasangkan hijabnya.
"Katanya Faris dari dulu suka sama Aqila tau," celetuk peremuan itu, tak sadar bila perkataannya menyakiti hati Aneesha.
Aneesha berbalik, dia berjalan menjauh dari kedua peremuan itu. Namun 1 kalimat dari teman peremuan itu, kembali membuat hati Aneesha kembali berdenyut nyeri.
"Kan Aqila pujaan hati Faris dari awal mereka menang, katanya Faris lebih banyak curi pandang ke Aqila," tambah temannya.
Aneesha berlari sembari menutup telinganya, dia tak memperdulikan apapun. Yang terpenting hatinya kembali beberapa saat yang lalu, sebelum bertemu dengan mereka berdua.
---
HALO SEMUA!
APA KABAR?
JANGAN LUPA VOTE KOMEN!
SPAM NEXT DISINI, JANGAN DI PARAGRAF LAIN_-
Surabaya, 01 November 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintailah Aku, Mas Santri! [TERBIT]
Novela Juvenil~SEASON 1~ BACA YANG INI DULU YA, BARU KE YANG LIVING WITH MAS SANTRI! THANKYOU Aneesha, seorang gadis yang sedikit pendiam. Dia menyukai seorang laki-laki yang bernama Muhammad Faris Alfatih. Aneesha tau jika dia merupakan lulusan pondok, maka dari...