Tuhan, jika Engkau sengaja mempertemukan kita, aku ikhlas jika setiap hari Engkau mempertemukanku dengannya
—Aneesha Ayu Dira
--
Di sore hari ini, entah kenapa Aneesha menginginkan makanan yang pedas. Sehingga Aneesha memutuskan untuk pergi membelinya. Aneesha berdandan menggunakan make up untuk mempercantik dirinya. Setelahnya Aneesha keluar kamar untuk pamit ke Ummah terlebih dahulu. Aneesha menghampiri Ummahnya yang sekarang berada di ruang tamu, sedang menonton TV sembari meminum teh."Ummah ... Anes mau mie pedas, boleh?" tanya Aneesha yang sebenernya hanyalah basa basi, agar mendapatkan izin untuk keluar rumah.
"Ummah buatkan saja, ya?" tanya Ummah, membuatnya sedikit panik. Bukan itu yang dia mau! Tetapi Aneesha ingin keluar dari rumah, membelinya sendiri. Meskipun masakan ummah juga enak, namun entah kenapa hari ini Aneesha ingin sekali untuk pergi mencari makan di luar.
Aneesha menggeleng dengan cepat, "Tidak perlu Ummah, nanti Ummah capek," Aneesha berusaha menolak tawaran itu dengan halus.
"Yasudah, kamu hati-hati ya Sayang," pesan Ummah kepadanya, Aneesha mengangguk kecil. Segera Aneesha berlari ke kamar. Mengambil barang barang yang memang sengaja dia tinggal disana.
"Anes pergi dulu ya Ummah, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Di tengah perjalanan, Aneesha tersenyum senang ketika melihat orang orang yang berjualan di sepanjang jalan.
Begitu banyak macamnya, hingga Aneesha pun merasa tertarik. Tetapi Aneesha tak membelinya. Karena dia mengingat jika dirinya hanya membawa uang hanya untuk membeli mie pedas.
Aneesha melajukan motornya, membelah jalanan kota Surabaya. Di sore hari, biasanya Surabaya akan ramai orang berlalu-lalang, apalagi di waktu jam pulang kerja. Terkadang mobil pun tak berjalan, karena terlalu macet.
Sehingga Aneesha memutuskan untuk menaiki motor saja. Selain macet, sebenarnya Aneesha juga tak bisa mengendarai mobil. Itulah mengapa Aneesha lebih memilih untuk naik motor saja.
---
Sesampainya disana, segera Aneesha masuk ke dalam karena sudah lapar.
Dia langsung memesan makanan."Mie pedas level 6 nya 1, dimsum 2, minumnya es teh," Memang kurang jika Aneesha hanya makan 1 porsi dimsum, maka dari itu dia memesan 2 hanya untuk dirinya.
"47 ribu kak," ucap kasir itu, Aneesha mengangguk. Dia segera mengambil dompet yang berada di dalam tasnya. Aneesha mengaduk-aduk isi yang di dalam tasnya, namun nihil. Dompet Aneesha tidak ada di dalamnya, membuatnya menjadi panik.
Karena tak kunjung membayar, kasir itu pun bertanya kepadaku, "Mbak, pembayaran lewat mana?" Aneesha berpikir sejenak.
"Lewat m-banking bisa tidak?" tanya Aneesha kepada kasir itu.
"Bisa," Hal itu membuatnya tersenyum lega. Aneesha merogoh saku celana, namun senyumnya luntur seketika. Dia baru mengingat jika ponselnya masih berada di atas meja belajar.
Aneesha pun kembali panik, tak sadar dirinya melangkah mundur hingga menabrak seseorang yang berada di belakangnya. Sebagian pengunjung yang berada disana pun langsung melihat ke arah Aneesha, membuat dirinya semakin malu dengan keadaan ini.
"Mbak, saya aja yang bayar," Seseorang itu langsung mengambil alih tempat Aneesha, Dia langsung memesan dan membayar pesanan milik Aneesha juga. Membuat Aneesha merasa tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintailah Aku, Mas Santri! [TERBIT]
Fiksi Remaja~SEASON 1~ BACA YANG INI DULU YA, BARU KE YANG LIVING WITH MAS SANTRI! THANKYOU Aneesha, seorang gadis yang sedikit pendiam. Dia menyukai seorang laki-laki yang bernama Muhammad Faris Alfatih. Aneesha tau jika dia merupakan lulusan pondok, maka dari...