Jika kamu menginginkannya, bawalah dia ke dalam doamu. Jika dia untukmu maka dia akan datang kepadamu dengan sendirinya
—Basir Kahfi El-ZakiBerhari-hari telah berlalu sebagaimana semestinya. Aneesha yang masih suka bertengkar bersama Kahfi meski mereka saling menyayangi satu sama lain. Hal itu membuat Halwa merasa pusing dengan kelakuan putri dan suaminya.
Suasana rumah itu tetap sama meski waktu akan terus berganti. Dari awal Aneesha lahir hingga sekarang Aneesha menginjak usia 19 tahun, kasih sayang Kahfi dan Halwa tak pernah berubah. Walaupun Aneesha suka membuat mereka merasa kesal, namun bagaimana mana lagi? Aneesha adalah putrinya, mau tak mau mereka akan tetap menyayanginya Aneesha.
"Dorr!"
"Anesss!" Kahfi mengelus dadanya ketika Aneesha membuat dirinya terkejut. Dia menoleh dan menatap kesal ke arah Aneesha, sedangkan Aneesha hanya menyengir lebar.
"Udah malem kok Abi di luar, ngapain?" tanya Aneesha sembari ikut duduk di samping tubuh Kahfi. Dia menyandarkan tubuhnya di dada Kahfi.
"Lagi pengen aja," ucap Kahfi singkat, dia mengelus rambut putrinya membuat Aneesha memejamkan matanya.
"Abi dulu pernah suka sama perempuan selain Ummah nggak waktu masih muda?" tanya Aneesha.
"Nggak."
"Beneran?" tanya Aneesha memastikan.
"Iyaa," ucap Kahfi. Dia mengambil teh yang ada di sampingnya, meminumnya sedikit demi sedikit.
"Berarti pacar Abi cuma Ummah ya?" Ucapan Aneesha membuat Kahfi memukul lengan Aneesha pelan, membuat Aneesha mengaduh kesakitan.
"Enak aja! Abi dan Ummah nggak pernah pacaran sebelum menikah ya," balas Kahfi, Aneesha mengernyit alisnya—heran.
"Terus kenapa Abi bisa Menikah dengan Ummah? Apa Abi menikah tanpa rasa cinta? Begitu juga sebaliknya dengan Ummah?" tanya Aneesha beruntun. Dia kembali menegakkan tubuhnya, kini Aneesha duduk menghadap ke arah Kahfi.
"Dulu Abi dan Ummah ngga pacaran Anes, kenapa bisa Ummah menikah sama Abi ya itu udah takdir. Jika kamu bertanya apa Abi menikah dengan Ummah tanpa rasa cinta maka jawabannya itu salah! Ummah dan Abi menikah dengan rasa cinta," papar Kahfi membuat Aneesha semakin kebingungan.
"Lah kan nggak pacaran?" tanya Aneesha lagi
"Suka sama seseorang ga harus pacaran Anes ... Cinta yang tulus gak akan pernah mengajak kita untuk berbuat dosa!" tutur Kahfi.
"Memang pacaran dosa?" Kahfi mengangguk, "Makanya Abi selalu larang Aneesha untuk pacaran," lanjutnya.
"Kenapa bisa dosa? Kan kita enggak berbuat zina?"
"Zina itu bukan hanya berhubungan intim, tetapi bisa juga melihat lawan jenis dengan perasaan suka atau senang dan juga perasaan suka yang bisa mengundang syahwat itu juga termasuk zina,"
Aneesha hanya diam memang ke arah Kahfi, mendengarkan secara saksama apa yang sedang Kahfi terangkan.
"Kalau mau tau lebih mending kamu tanya aja ke Ummah sana," usir Kahfi membuat Aneesha menggerutu.
"Terus terus ...." ucap Aneesha sembari menggoyang lengan Kahfi.
"Apa yang terus?" tanya Kahfi.
"Abi sama Ummah saling mencintai tapi gak pacaran terus menikah gitu?"
"Abi yang suka tapi Ummah engga," balas Kahfi, "Istriku yang cantik itu dulunya merupakan kekasih laki-laki lain," lanjut Kahfi.
"Nikahnya kok sama Abi?" Kahfi terkekeh mendengarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/354029391-288-k309328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintailah Aku, Mas Santri! [TERBIT]
Teen Fiction~SEASON 1~ BACA YANG INI DULU YA, BARU KE YANG LIVING WITH MAS SANTRI! THANKYOU Aneesha, seorang gadis yang sedikit pendiam. Dia menyukai seorang laki-laki yang bernama Muhammad Faris Alfatih. Aneesha tau jika dia merupakan lulusan pondok, maka dari...