3. Mimpi Aneesha

2K 225 77
                                    

Di hari pertama aku bertemu denganmu, aku menyukaimu. Jika kamu tak membalas cintaku, semoga Tuhan memberikan rasa cinta itu di hatimu
-Aneesha Ayu Dira

--

Di pagi hari ini, Aneesha masih tertidur di dalam kamarnya. Meski sinarnya menerobos masuk ke dalam kamar Aneesha, namun Aneesha tak merasa terusik sedikit pun.

"Punya anak gadis bangunnya siang, awas aja nanti kalau jodohnya duda," gumam Kahfi, dia menghampiri Aneesha yang masih terbaring di atas kasur.

"Emm ... Jodohku mas santri," gumam Aneesha dalam tidurnya. Kahfi mengerutkan keningnya ketika mendengar gumam itu.

"Mimpinya berjodoh sama anak santri, tapi kelakuan macam gini, yang ada kabur duluan tuh santri," cibir Kahfi, dia mengguncangkan tubuh Aneesha. Menyuruh Aneesha untuk segera bangun dari tidurnya.

"Nes bangun Nes! katanya mau punya jodoh anak santri tapi jam setengah 10 siang masih belum juga bangun," Kahfi masih terus mengguncangkan tubuh Aneesha, membuat tidur Aneesha terusik.

"Apa sih Abi," balas Aneesha, namun dia tak kunjung bangun dari tidur.

"Astaghfirullah, tempat tukar anak ada dimana ya," gumam Kahfi pelan, namun masih dapat di dengarkan oleh Halwa yang tiba-tiba ada di belakangnya itu.

Halwa menarik telinga Kahfi, membuat suaminya mengaduh kesakitan.

"Aw aw sakit zaujati⁷," ringis Kahfi sembari menahan telinganya yang sedang di tarik oleh Halwa.

Halwa pun melepaskannya, "Oh mau tuker anak ya? Gini gini aku yang bawa Anes kemana mana selama 9 bulan. Sedang kamu, kerjaan kamu apa, hah?" Halwa memalingkan wajahnya. Membuat Kahfi pun merasa sedikit tak aman.

"Zaujati⁷ ... becanda aja loh," lemas Kahfi, dia berusaha mendekat ke arah istrinya itu. Namun Halwa tak mau di dekati oleh suaminya.

"Abi! Ummah! Punya kamarkan? Mending kalau berantem di kamar kalian aja sana, ngapain berantem di kamar Anes!" Membuat kedua orang tuanya pun melotot.

"Kalau kamu bangun dari tadi juga gak bakalan Ummah marahin Abi," ungkap Kahfi.

Aneesha pun menoleh heran, "Memang sejak kapan Abi dan Ummah ada disini?" tanyanya bingung.

"Dari tadi Abi bangunin Anes, tapi Anesnya gak bangun bangun sih," ungkap Kahfi, sedangkan Halwa hanya menghela napasnya ketika melihat perdebatan anak dan suaminya.

"Terusin sampai nanti berantemnya, sekalian aku kunci kalian berdua di kamar," ucap Halwa membuat keduanya langsung menciut.

---

"Ummah lihat, ayam Anes di curi sama Abi," tunjuk Anes ke arah ayamnya yang sekarang berada di piring Kahfi.

Nasi yang berada di piring Halwa telah habis, tetapi milik anak dan suaminya masih tersisa utuh di dalamnya. Halwa menoleh, dia memijat pelipisnya-pusing. Kelakuan Abi dan anaknya sama sama membuat kepala Halwa seperti ingin meladak saja. Halwa merebut ayam Anes dan Kahfi, langsung di makan olehnya.

Melihat itu Aneesha dan Kahfi pun melongo. Halwa hanya memasak ayam 3 potong, namun di makan semuanya oleh Halwa. Mereka pun saling melirik satu sama lain.

"Terus kita makan apa Abi?" tanya Aneesha lirih, dia melirik ke arah Abinya. Sedangkan Kahfi hanya menggedikkan bahunya.

"Sayang ... kamu tega sekali, udahlah ayo kita cari lagi Ummah baru, Nes!," ajak Kahfi, sedangkan Anesha mengangguk membenarkan ucapan Abinya.

"Ayoo, Bi!" serunya antusias, membuat Halwa melotot ke arah mereka berdua, tak lama teriakan kencang keluar dari mulut Aneesha.

"AMPUN ... SAKIT UMMAH!" teriakan Aneesha menggelegar di dalam ruang makan itu. Aneesha berusaha melepaskan tangan Halwa dari telinganya. Sedangkan Kahfi hanya pasrah, karena telah sering merasakannya.

Cintailah Aku, Mas Santri! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang