41. [New Publish]

2K 119 7
                                        

The anchor of regret is death

The anchor of regret is death

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────୨ৎ────

"Om! Buka! Gue tau ya lo di dalem!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om! Buka! Gue tau ya lo di dalem!"

Haekal menggedor pintu ruangan Samudra berkali-kali. Pintu itu akhirnya terbuka, sayangnya bukan Samudra melainkan sekretarisnya yang muncul dari sana.

"Mana bos lo!"

Laki-laki dengan setelan jas hitam itu mendorong Haekal agar menjauh dari sana.

"Gak! Gue mau ketemu bos lo!"

"Saya jelaskan nanti, sekarang pak Samudra sedang ada rapat"

"Gak! Gue gak percaya! Panggilin bos lo sekarang atau gue—"

"Kenapa lagi kamu pagi-pagi cari masalah di sini?" suara Samudra menginterupsi mereka

Laki-laki yang tadi menarik Haekal seketika membungkuk hormat dan menarik diri. Haekal mencengkeram kerah jas Samudra, "Gue gak pernah minta Om bunuh Rey!"

Sekretaris Samudra seketika menarik Haekal dan melumpuhkannya seketika, Haekal tertekuk melutut paksa di dapan Samudra.

Samudra merapikan kerah jasnya yang terlihat sedikit lusuh, "Dasar bocah, sudah pagi-pagi bikin onar malah menuduh orang tua. Kal, sepertinya kamu ini harus saya sadarkan. Jangan mentang-mentang kamu anaknya Vano, kamu bisa seenaknya sama saya"

Haekal hendak menantang kembali tapi tubuhnya di tahan oleh sekretaris kekar itu, "Karena Om udah ngelanggar janji, perjanjian kita BATAL!"

Samudra seketika menarik dagu Haekal, mencengkeramnya cukup keras, "Apa kamu bilang? Saya sudah menjajikan hidupmu akan tenang tanpa Reymond, dan ini balasanmu anak kecil?"

"Gue gak pernah minta kayak gitu! Gue cuma mau Rey nerima hukumannya!"

Samudra mengernyit, "Bukankah hukuman di akhirat lebih adil, Haekal? Saya hanya mempermudah jalan anak itu menemui keadilan"

Samudra sedikit menunduk, "Sekarang kamu tahu kan berhadapan dengan siapa? Jadi, jaga ucapanmu, Haekal Arvano"

Samudra sedikit menunduk, "Sekarang kamu tahu kan berhadapan dengan siapa? Jadi, jaga ucapanmu, Haekal Arvano"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beauty And The BadboyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang