✰ BAYANGAN HITAM ✰

5 3 0
                                    

Tak terasa semester ini telah berlalu, jangan tanyakan soal nilai, hahaha, tapi tahun ini ada kemajuan, aku naik satu tingkat ke peringkat kedua dari belakang hahaha.

Peringkat teman yang aku kalahkan itu sendiri, sebenarnya ia tidak pernah hadir semenjak awal masuk sekolah, entah apa alasannya, tapi, namanya tetap terdaftar di absensi dan penilaian guru, makanya aku bisa dibilang tetap memegang juara umum satu dari belakang, hahaha.

Hari ini hingga dua bulan kedepan tidak ada pembelajaran tapi siswa tetap dihimbau untuk hadir di kegiatan porseni sekolah. Siswa boleh memilih untuk datang atau tidak, tapi aku memilih untuk datang saja, karena aku benci rumah, akupun tidak bisa kemana-mana kalau ayah ada di rumah, bolospun tak mungkin karena selalu saja ada kabar yang sampai ke telinga ayah kalau aku tidak masuk sekolah.

(09.30, Kantin)

Biasanya di jam-jam ini aku sangat lapar, aku akan ke kantin untuk mengisi perutku terlebih dahulu. Aku senang dengan kesendirian, aku menganggap semua orang disekolah ini bukanlah orang penting bagiku, heuh, siapa yang akan mengerti perasaanku.

Kebanyakan dari mereka berteman denganku hanya sebatas basa-basi, tidak ada satupun orang yang akan menolongku jika aku kenapa-napa.

"Bibi, aku pesan Mie ayam satu" aku, sembari menunjuk daftar menunya.

"oke Rangga" jawab bibi kantin.

Aku duduk, sedikit melihat-kesana kemari. Mereka semua, terlihat bahagia dengan teman-temannya, bercanda riang dan saling bercakap-cakap. Lain dengan diriku yang duduk di pojokan sembari membaca koran hari ini.

"Apa ini!!!, dua kelompok geng, saling bentrok di jalan kembang dekat dengan pantai kembang sekitar pukul 01.00 malam tadi, polisi sampai ke lokasi sebelum bentrokan, kedua kelompok geng memanas, di sinyalir adanya kesalah pahaman yang terjadi antara kedua geng tersebut membuat meletusnya bentrok. Tidak diketahui pasti siapa geng yang terlibat, namun saksi di lokasi mengatakan kalau salah satu dari geng menggunakan jaket Merah dengan Logo Banteng dan Pendang,

"Sudah pasti jika benar mereka adalah geng Tebas" jawabku berbisik.

Namun geng yang satunya belum diketahui siapa mereka, menurut saksi, mereka menggunakan jaket putih berlambangkan Kuda dan Api.

"Wah, siapa mereka ya, setauku yang berani melawan geng Tebas di kota ini cuman aku dan kawan-kawan di markas". jawabku berbisik.

"Ini nak Rangga, Mie ayamnya" tiba-tiba bibi datang dengan membawa pesananku.

"Makasih ya bi" jawabku.

Akhirnya, setelah sekian saat berlalu makananku datang juga. Sembari makan Mie, aku masih penasaran dengan Geng yang bentrok dengan Geng Tebas, pasti mereka juga orang hebat. Aku dan teman-teman sendiri bukan berani untuk menantang atau melawan mereka, tapi kami adalah sekelompok orang yang bisa dibilang mencari kematian saja, akibat dari keputus asaan hidup membuat diriku ingin cepat mati.

(Kilas Bayang)

Bang Hasnuddin sendiri terlahir tanpa Ayah dan Ibu yang dia punya cuman Bibinya, tapi Bibinya sudah meninggal, kesehariannya cuman bisa mengamen di pinggir jalan sembari menjaga markas kami.

Bang Jack adalah orang yang baik, ia membuat tongkrongan hidup dengan lawakannya, tapi dari pandangan matanya ada kepedihan tersendiri yang ia pendam, bahkan pada suatu masa ia pernah bilang kalau menjaga perasaan orang lain lebih baik dari pada menjaga perasaan sendiri, entah apalah masa lalunya tapi yang kutau ia sudah berkelana di jalanan selama 10 tahun.

Bang Martis adalah preman kampung ia sudah sering masuk penjara, bahkan ia pernah terjebak pada narkoba, tapi akhirnya ia insaf dan memilih untuk jadi pengamen jalanan bersama bang Hasnuddin, ia juga melarang kami untuk mengonsumsi Narkoba, karena telah merasakan sendiri perihnya Narkoba itu.

The Streets are Quiet (Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang