Fifteen

217 8 0
                                        

Jeff dan yang lain sudah sampai di lokasi. Namun, mereka bersembunyi jauh dari mansion Robert. Sama halnya dengan mansion para petinggi, mansion Robert juga dikelilingi banyak bodyguard. Bodyguard Robert juga bukan sembarangan.

Mereka disini mulai menyusun rencana terlebih dahulu.

"Kau kerahkan semua bodyguard yang ikut untuk mengelilingi mansion itu." titah Ricolas.

"Baik tuan."

Dengan mengendap endap, para bodyguard mulai berpencar mengelilingi mansion tersebut sesuai perintah.

"Aku yang pertama masuk kesana. Sebagian bodyguard ikut denganku dari depan."

Ricolas menatap datar lurus ke arah mansion Robert.

"Aku akan membicarakan ini dengan Robert. Jika dia menolak, kalian bisa melakukan hal selanjutnya."

Aldrich menepuk pundak Ricolas,

"Hati hatilah."

Ricolas mengangguk, lalu dia berjalan dengan tegapnya menuju mansion Robert. Tak lupa dikawal beberapa bodyguardnya.

Bodyguard dan satpam yang mengetahui ada seseorang bersama rombongannya menodongkan senjatanya.

"Siapa anda?" tanya kepala satpam disana.

"Aku ingin menemui tuanmu."

"Ada perlu apa kau dengan tuanku?"

"Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengannya."

Satpam itu memicingkan pandangannya pada Ricolas, lalu dia membisikkan sesuatu ke bodyguard di sebelahnya.

Terlihat bodyguard itu menunduk dan berlari ke dalam. Pandangan Ricolas terus tertuju pada gerak gerik mereka.

"Periksa mereka!" titah satpam itu tiba tiba.

Ricolas mengerutkan dahinya. Lalu ia menoleh menatap bodyguardnya dan mengangguk kan kepalanya. Dan ya, orang orang itu mulai memeriksa tubuh Ricolas. Senjata tajam yang berada di saku bodyguard Ricolas disita begitu saja.

Satpam tersebut tersenyum miring menatap Ricolas. Begitupun Ricolas yang tak melepas pandangannya pada satpam itu sedetik pun.

Orang orang itu memeriksa, namun sebagian dari mereka tak menurunkan senjatanya. Ricolas dan bodyguardnya diperiksa tanpa lepas dari todongan senjata.

Selesai memeriksa, cukup lama Ricolas menunggu. Bodyguard suruhan tadi kembali dan membisikkan sesuatu pada satpam itu.

"Hm. Kembalilah"

"Hanya anda yang boleh masuk. Tanpa orang orang anda."

Ricolas menatap datar satpam itu dan berdehem. Dia hendak berjalan namun terhenti.

"Tuan?"

"Tak apa."

Ricolas berjalan memasuki dalam mansion ditemani bodyguard Robert. Mereka manaiki lift. Terlihat salah satu orang itu menekan tombol 3.

'Pantas saja lambat.'

Pasalnya, lift ini tadi mengalami kemacetan. Dan hal itu cukup mengagetkan Ricolas. Meskipun fisik Ricolas datar dan tegas, hatinya juga ada secuil rasa takut.

'Bagaimana jika terjebak disini, bagaimana jika aku terjebak lalu tidak bisa nafas dan berakhir mati? Uh aku takut aku masih rindu istriku.'

Seperti itulah racauan hati Ricolas.

Obsessed TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang