10 hari sudah setelah Olivia sadar dari koma nya, kini ia sudah kembali ke rumah. Rumah orang tuanya, bukan apartment. Rumah yang cukup jauh dari lingkup penduduk, yang tak ada satu orang pun yang tau. Hal ini dikakukan Ricolas demi keselamatan keluarganya.
Mereka pulang tanpa sepengetahuan keluarga Elgard. Mereka tak ingin seorang pun menginjakkan kaki ke rumah itu tanpa seizin Ricolas. Sebenarnya disini Jeffry bersikeras untuk ingin tahu alamat Olivia. Namun, Elgard memberitahu Jeffry jika mereka membutuhkan privasi yang terkadang memang sangat rahasia.
Jeffry akhirnya menyerah. Ia tak akan ikut campur Olivia kali ini. Begitupun Jeff, meskipun dalam hatinya dia sangat ingin tahu dimana rumah itu. Sehingga Jeff diam diam menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu dimana alamatnya.
"Pahh besok Olivia sekolah yaa please.."
Olivia mengeluarkan puppy eyes yang membuat siapapun yang melihatnya gemas ingin menggigitnya.
"Tid-"
"Ayolah paaa. Olivia kan udah sebulan ga sekolah. Papa mau anak papa satu satunya ini bodoh? Please paa, Olivia bosen di rumah terus. Olivia pengen ketemu temen Oliviaa. Ya paa please.."
Mikaela menggelengkan kepalanya melihat putrinya yang mencoba merayu suaminya. Ia diam saja melihat perdebatan kecil itu.
Ia mengizinkan putrinya untuk sekolah, dengan syarat ia harus bisa menjaga diri lebih baik lagi dan diawasi oleh bodyguard Ricolas dari jauh. Tapi untuk keputusan terakhir ia serahkan pada suaminya.
"Bukan seperti itu sayang. Papa khawatir kamu kenapa napa."
"Ishh kan udah ada bodyguard papa yang ngawasin Olivia dari jauh. Olivia janji kok bakal jaga diri baik baik."
Ricolas menghela nafas berat. Ia mengangguk dan mendapat serangan pelukan tiba tiba.
"Yeyy makasih papa!!"
Cup.
Olivia mengecup pipi Ricolas sekilas. Ricolas tersenyum tulus melihat anaknya berlari menuju lantai atas. Yah.. mungkin untuk berbenah.
"Anak itu tidak jauh beda darimu." Ucap Ricolas pada Mikaela.
"Oh tentu saja. Dia anakku, putriku, dan lahir dari rahimku." Mikaela tersenyum miring.
Ricolas berdiri menghampiri istrinya yang duduk di sofa depannya. Ia menggigit gemas pipi istrinya.
"Shh aw!" Pekik Mikaela.
Ricolas terkekeh.
"Baiklah kalau begitu aku berangkat."
"Ya terserah."
Ricolas mengusak pucuk kepala Mikaela dan pergi keluar rumah. Saat hendak memasuki mobil, ponselnya tiba tiba berdering.
"Halo"
"Ya. Akan ku lakukan hari ini."
"Tapi kau tau kan? Ini tidak mudah. Apalagi-"
"Kau ingat putri dan istrimu?"
Tut.
Ricolas meremas ponselnya. Ia membuka pintu mobil dengan kasar lalu duduk dan memukul stir mobil. Ia sungguh bimbang. Tapi apa yang dia lakukan demi kebaikan keluarganya.
"Hufft.. Baiklah, maafkan aku."
Ricolas mengendarai mobil keluar dari pekarangan.
•
•
•
•
•Olivia kini tengah memasukkan beberapa pakaian dan make up yang baru ia beli sepulang dari rumah sakit di tas berukuran sedang.
Ia juga dibelikan ponsel baru oleh papa nya. Tapi ia tidak ingat nomor teman temannya. Memang tidak menghafal sih. Ia juga tidak punya nomor Jeffry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed Twins
Rastgele"Apapun yang jadi milik kembaran ku akan menjadi milik ku! Termasuk kau!" -Kekerasan -Bahasa kasar -Typo -Maaf kalo ada kesamaan nama