Eighteen

134 6 2
                                    

Pagi ini semua sudah berada di rumah sakit. Lydia dan Mikaela sudah berbaring dengan tenang di rumah sakit, ditemani suami masing-masing.

Hari ini juga Robert akan mendonorkan darahnya pada Olivia sesuai dengan janji. Tapi Robert tidak datang ke rumah sakit. Dia mendonorkan darah dari rumahnya dengan memanggil dokter pribadinya.

"Kenapa tuan tidak datang kerumah sakit saja?"

"Ck. Banyak tanya. Ambil saja darahku cepat! Jangan membuang waktuku."

Dokter itu memilih diam dan melanjutkan kegiatannya.

"Sudah tuan."

"Shh.. Ah." Robert meringis kecil.

"Istirahatlah tuan. Setelah melakukan pendonoran memang diharuskan untuk istirahat agar tidak terlalu pusing."

Robert mengangguk. Benar adanya dia merasa sebagian nyawanya seperti tersedot dan kehilangan separuh energinya. Lemas. Karena memang ini pertama kali ia mendonorkan darahnya.

Robert langsung menutup matanya sesaat selesai diambil darahnya. Dia berada di kamar tamu lantai bawah.

Dokter Angga keluar dari kamar tamu setelah membersihkan semuanya.

"Sudah?" tanya seseorang yang menjaga diluar kamar.

"Iya sudah."

"Bagaimana dengan tuan?"

"Tuan tengah beristirahat. Tolong jangan diganggu, biarkan ia bangun dengan sendirinya. Nanti akan pusing."

"Oke. Perlu saya antar kedepan?"

Dokter Angga tersenyum manis,

"Tidak perlu Nona, aku bisa sendiri."

"Eh! Apa apaan memanggilku Nona?"

"Karena kau masih terlihat imut dengan tubuh pendekmu itu Fany."

"Hey!"

Dokter Angga berlari kecil menghindari amukan Fany. Ia pun segera menuju rumah sakit untuk melanjutkan kegiatan.

"Dasar menyebalkan." Fany diam diam tersenyum kecil. Kemudian ia berlalu menuju dapur untuk menyelesaikan tugasnya.

Fany adalah salah satu pelayan di rumah Robert. Ia juga sudah bekerja cukup lama. Fany sudah bekerja pada Robert saat usia muda dan putus sekolah dikarenakan latar belakangnya yang membuatnya harus seperti sekarang.






Dokter Angga sampai di rumah sakit. Ia segera masuk dan menemui salah satu dokter di rumah sakit sana.

"Aku sudah membawa darahnya."

"Wahh terima kasih banyak."

"Sama-sama. Kalau begitu aku pergi dulu. Masih ada hal lain yang harus aku tangani."

"Ya. Hati hati Angga."

Dokter Angga mengangguk dan berlalu meninggalkan ruangan. Dokter tersebut segera mempersiapkan alat alat untuk mendonorkan darah ini kepada Olivia. Bersama dengan suster.

Mereka sampai di lantai 2. Banyak bodyguard dan ada dua orang yang memiliki wajah seiras. Dokter itu juga tau siapa mereka.

"Permisi. Pendonor sudah mendonorkan darahnya. Jadi izinkan saya untuk melakukan transfusi kepada penerima."

Jeff dan Jeffry sekaligus Alex, sangat bahagia mendengarnya. Mereka langsung saja mempersilahkan dokter untuk segera melakukan transfusi.

"Silahkan dokter. Percepat agar ia bisa kembali."

Obsessed TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang