Haiii.Hari ini aku ulang tahun lho yaterus wkwk. Boleh kasih aku hadiah pake bombardir vote sama komen nggak? :") 🙏
Misal vote 3rebu. Komen 5juta gitu. Ngelunjak banget lagi wkwkwkwkwkwkkwk
Ketemu lagiii kita akhirnyaaa. Mari akhiri part-part sedih ini karena aku dah capek ngetik sambil nyesek sendirian alias ayok kita ketawa-ketawa aja ke depannya nggak sih😭
Titip love buat Hakim-Tata nya boleh di siniii🤎🤎🤎
***
Sudah lewat tiga bulan. Seharusnya keputusan sudah dapat Hakim temukan, seharusnya semakin banyak yang berubah, dan seharusnya ... segalanya menjadi lebih baik? Namun, ketiganya tidak pernah terjadi. Hakim tidak pernah mengambil keputusan penting apa-apa setelah Favita pergi, tidak ada yang bisa mengubah hidupnya dalam tiga bulan terakhir, dan ... tentu saja tidak ada yang membaik dalam selang waktu itu.
Hakim hanya menjadi manusia, yang hanya bisa hidup, bernapas, bekerja, kembali pulang, begitu setiap hari tanpa tujuan. Tidak ada tanda dia akan menyerah dalam takdir pernikahannya, tapi tidak ada tanda juga bahwa dia akan berusaha dalam waktu dekat.
Suatu malam, dia pulang ke rumah dalam waktu yang sangat larut. Dia tahu bahwa lelahnya tidak pernah lagi membuatnya cepat tidur, jadi dia mencari kesibukan di waktu yang sudah melewati tengah malam itu. Dia duduk di balik meja kerja, merapikan beberapa barangnya di sana.
Lalu, dia menemukan sebuah notes kecil, terselip bolpoin di dalamnya. Bolpoin itu dia anggap hilang karena sempat tidak dia temukan beberapa waktu lalu. Namun dia temukan lagi benda itu di antara lembar kertas, terselip di sana.
Di halaman itu, dia menemukan sebuah tulisan tangan. Dia mengenalinya, itu tulisan tangan istrinya, diawali dengan tanggal di saat tulisan itu ditorehkan, yang merupakan tanggal ulang tahun Favita. Ah, ternyata bolpoin itu memang sengaja diselipkan di sana. Hakim ingat saat itu dia meminta Favita untuk menuliskan apa pun yang dia inginkan karena pada hari ulang tahunnya, Hakim tidak sempat menyiapkan hadiah apa-apa. Namun setelahnya, dia lupa ... dan tidak pernah membacanya sampai hari ini dia menemukan catatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage Cure
Romance[TSDP #6] Part 2 Saat memutuskan untuk berpisah di usia pernikahan yang sudah menginjak tahun ketiga, Hakim dan Favita sadar bahwa memberi kabar tentang perceraian pada orang-orang terdekat sama halnya dengan menghancurkan kebahagiaan mereka. Jadi...