The Marriage Cure | [9. Tentang Satu Hal, Malaikat Kecil]

26.6K 4.2K 1.2K
                                    

HaiiiUntuk menyambut hari Senin, aku beri semangat lewat part ini yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haiii
Untuk menyambut hari Senin, aku beri semangat lewat part ini yaaa.


Terima kasih lagi karena masih bertahan di sini untuk menemani Hakim dan Favita menemukan jalan. Semoga tidak lelah membersamai langkah mereka. 🤎🌻


Kasih satu emot buat hari ini dong? Apa punnn.


Selamat membaca yaaa. 🤎🌻

***







Di tempat itu, Hakim masih menjadi primadona anak-anak. Di salah satu single sofa, punggung kaki Hakim diduduki, betisnya digelantungi. Ada yang mengajaknya mengobrol di sisi sambil mengelayuti lengan, ada yang berbisik-bisik padanya sambil memeluk tengkuk dari belakang.

Dan Hakim menghadapi semua itu dengan sabar. Alih-alih terlihat lelah, dia berkali-kali membuat anak-anak kecil itu tertawa. Rambutnya tampak berantakan karena beberapa kali bocah-bocah itu memainkan kepalanya, kemejanya jelas sudah tidak keruan karena beberapa kali ditarik-tarik dimintai perhatian

Awalnya, Favita menemaninya di sisi, tapi dia tahu dia harus menyingkir ketika beberapa kali tangan-tangan mungil itu berusaha menyentuhnya atau mengajaknya bermain. Jadi, akhirnya Favita hanya melihat dari kejauhan. Melihat bagaimana Hakim tergelak bersama anak-anak itu.

Baik, dari sudut tempatnya berada saat ini, Favita bisa melihat, selain anak-anak itu, Hakim juga tampak menggemaskan.

Favita tidak begitu suka anak kecil, tidak suka, belum suka, atau ... entah. Namun dia sadar setiap kali melihat interaksi Hakim dengan anak-anak itu, hatinya terasa hangat, seolah-olah dia bisa merasakan kebahagiaan itu, walau tidak pernah terlibat. Justru terkadang, setelah menyaksikan pemandangan itu, di mana sisi kebapakan Hakim terlihat, kerap muncul rasa ingin memeluk pria itu, menciumnya, atau ... menghiburnya?

Karena, Favita tahu dia begitu jahat selalu menjauhkan harapan Hakim dari anak-anak.

Dan karena saat ini Favita tidak mampu melakukannya, Favita memilih untuk menyingkir, mengalihkan perhatian dari rasa bersalah dan melakukan hal lain. Seperti sekarang, saat Gege kelelahan menarik perhatian Hakim, anak kecil itu bergerak menjauh dan bicara, "Aku ingin makan es krim."

"Ayo, Tante Favita ambilin!" Setiap kali berkumpul bersama anak-anak, tradisinya adalah, stok es krim harus tersedia banyak-banyak.

Gege melompat-lompat, berjalan lebih dulu menuju pantri, dan Favita menyusulnya di belakang. Ada dua cup besar es krim yang Favita keluarkan dsri freezer, hal itu membuat Gege bertepuk tangan dan bersorak.

"Gege mau rasa apa? Strawberry? Cokelat? Atau mix keduanya?"

"Keduanya!" jawab Gege. "Kama suka cokelat, aku suka strawberry."

The Marriage CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang